Passion Of Love | 16

40.1K 2.2K 19
                                    

NB: Bagi yang lupa cerita ini, silahkan baca chapter sebelumnya😉

---------------------------○°○--------------------------

Sienna meregangkan ototnya yang terasa kaku. Ditatapnya lelaki yang masih menekuri kertas di depannya. Wajah tampannya terlihat begitu serius.

Senyum Sienna mengembang, dia menyangga kepalanya dengan sebelah tangan.

"Aku tahu, aku sangat tampan. Jadi berhenti menatapku. Aku butuh konsentrasi saat ini," ucap Calvin tanpa mengalihkan pandangannya.

Sienna berdecak. Calvin tetaplah Calvin. Lelaki ini tetap saja memiliki tingkat percaya diri yang tidak bisa diukur tingginya. Meski tidak bisa dipungkiri jika Calvin memang sangatlah tampan.

Mata kelabunya yang tajam, alis tebalnya, hidung mancung layaknya paruh elang, ditambah bibir tipis meronanya. Sungguh pahatan yang sempurna. Terbungkus begitu menawannya dalam bingkai wajahnya dengan rahang tajam dan begitu kokoh.

Tuhan pasti tengah tersenyum saat menciptakannya.

Calvin mengangkat pandangannya, matanya bertemu pandang dengan manik hazel meneduhkan yang menatapnya intens.

Senyum Calvin mengembang. Hanya sebuah seringaian. Namun, hal itu sudah membuat jantung Sienna berdesir. Sungguh, perasaannya sudah terbalik seratus delapan puluh derajad.

Jika dulu Sienna sangat membenci seringaian itu, saat ini Sienna tarik kembali kata-katanya. Sienna menyukainya, sangat. Lelaki itu terlihat begitu dingin dan tidak terjangkau jika menyeringai seperti itu. Namun, siapa sangka jika lelaki itu memiliki senyum memabukkan yang tersembunyi di baliknya.

Senyum Calvin mengembang lebih lepas, menampakkan lesung di pipinya. Astaga! Jantung Sienna tidak terkendali saat ini. Lelaki ini sangat tahu kapan saatnya dia harus mengeluarkan kartu As nya.

"Berhenti tersenyum seperti itu padaku," ucap Sienna.

Dia benar-benar sudah tidak kuat lagi dengan pesona lelaki ini, yang membuatnya merasa euforia. Jantung Sienna benar-benar sudah tidak terkendali saat ini.

Calvin mengerutkan kening, "Ada apa?" Tanyanya bingung.

Berhenti berdetak seperti itu! Apa kau tidak lelah?! Maki Sienna pada jantungnya yang memacu semakin kencang.

Sungguh, apakah lelaki ini berniat membunuh Sienna? Bagaimana mungkin dalam waktu beberapa menit lelaki ini dapat menjadi tiga pribadi yang sangat berbeda.

Senyum miring andalannya membuatnya tampak seperti lelaki otoriter yang tak terjangkau. Senyum manisnya membuatnya terlihat seperti malaikat yang begitu menenangkan. Dan sekarang, dengan wajah bingung dan kerutan di dahi. Sungguh, lelaki ini terlihat seperti seorang remaja yang menggemaskan.

"Apa kita bisa pergi sekarang?" Sienna mengalihakan topik pembicaraannya.

Dia benar-benar sudah tidak kuat berkutat dalam perasaan berbunganya yang berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan selalu tidak berakhir baik di ujungnya.

"Tentu."

Calvin bangkit dari duduknya, "Ayo," ajaknya sembari mengulurkan tangannya pada Sienna.

Sesaat Sienna membeku, sebelum akhirnya dia menerima uluran itu dengan senyumnya yang merekah.

***

Wajah cerah masih menyelimuti Sienna tatkala mobil sport milik Calvin memasuki sebuah pelataran restoran mewah. Lantas berhenti lurus dengan pintu masuk. Setelahnya, segera Calvin turun dan membukakan pintu untuk Sienna. Senyumnya begitu merekah membuat Sienna semakin lupa diri.

Passion Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang