Ketemu lo, itu kayak gue lagi Pms. Emosi aja hawanya.
-happy reading guys-
Kevlar berjalan menelusuri koridor sekolah sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Tak lupa, sebuah aerophone terpasang rapi di kedua telinganya. Bahkan bersamaan dengan itu, ia melempar sebuah botol plastik yang tak sengaja mengeni kepala seorang cewek.
"Aww." Pekik gadis itu sambil memegangi kepalanya yang terkena botol plastik.
"Siapa sih yang nendang botol ginian sembarangan?"
Matanya mencari sosok manusia yang dengan kurang ajarnya melempar botol sembarangan hingga mengenai kepalanya. Hingga matanya menangkap cowok berperawakan tinggi dengan telinga yang disumpal aerophone, yang dia yakini adalah dalang dari pelemparan botol sembarangan ini.
"Woy!! Lo yang lempar botol sembarangan sampek nimpuk kepala gue ya?"
Gadis itu terus berteriak memanggil Kevlar sambil mengumpat. Dan sialnya Kevlar sang dalang dari pelemparan botol itu tampak tak mendengar apapun yang dikatakan gadis itu.
"Ihh tu orang budeg apa gimana sihh, perasaan gue udah teriak teriak gini." Gumam gadis itu
Hingga satu ide terlintas diotaknya, dia kembali mengambil botol itu dan melemparnya dengan rasa kesal kearah Kevlar. Mungkin saking kuatnya lemparan itu membuat langkah Kevlar terhenti.
"Aduhh..sialan ini siapa yang lempar botol sembarangan sih?" Kevlar meringis ketika sebuah botol melayng cantik mengenai kepalanya.
"Gue yang lempar, kenapa?" Sinis cewek itu, bersamaan dengan Kevlar yang berbalik badan.
"Elo."
"Elo."
"Eh Sabun Giff Ngapain lo nimpuk kepala gue pakek botol coba? Kurang kerjaan idup lo hah??"
Yaps itu Rhea, korban pelemparan botol sembarangan yang dilakukan oleh Kevlar.
"Lo nanya gue?harusnya gue yang nanya lo. Ngapain lo nimpuk gue pakek botol nyet?" Ucap Rhea tak kalah sinis dari Kevlar.
"Dihh siapa juga yang nimpuk lo. Nggak usah sok tahu deh lo."
"Lo kira gue nggak ngeliat apa? Gue ngeliat kalik kalo elo yang lempar botol ini sampek kena kepala gue. Lo pikir nggak sakit apa?" Cerocos Rhea panjang lebar.
"Bodo amat, Gue nggak peduli kalik."
"Pokoknya lo harus, kudu wajib minta maaf sama gue. Titik nggak pakek koma apalagi tanda petik."
"Apaan? Minta maaf sama situ? Idihh sorry yee, males banget gue minta maaf sama lo. Yang ada elo tuh yang minta maaf sama gue, orang lo yang nimpuk gue."
"Yang salah duluan itu lo, jadi kenapa harus gue yang minta maaf? Nggak punya otak lo." Ketus Rhea.
"Elo yang salah."
"Dimana mana cowok yang salah dan cewek yang bener."
"Kenapa harus cowok yang disalahin coba?orang lo yang salah."
"Elo."
"Elo."
"Elo."
"Elo."
"CUKUPP...JANGAN BERANTEM DISINI!!" Teriak seseorang.
"DIEM!!" Ucap Rhea dan Kevlar serempak.
"Jadi kalian berani ngelawan saya hah??"
Kemudian Kevlar dan Rhea menengok ke sumber suara. Betapa terkejutnya mereka bahwa yang tadi berteriak adalah Pak Romphis.
Guru seni budaya sekaligus guru BK, yang berperawakan tinggi seperti tiang listrik, kurus , dan memakai kacamata. Pak Romphis menatap Rhea dan Kevlar dengan tatapan tak bersahabat. Sepertinya setelah ini, mereka berdua akan mendapatkan masalah besar dengan pak Romphis.
Hayyy aku update lagi nihh. Jangan lupa vote and comment ya😊sampak ketemu di chapter selanjutnya guys😗
![](https://img.wattpad.com/cover/160352174-288-k47230.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHILDISH BOY
Fiksi RemajaRheana Giffani Masa lalu yang membuat gue takut untuk membuka hati kembali. Lo tahu apa yang gue benci di dunia? Kehilangan, satu kata yang membuat gue enggan untuk jatuh ke dalan cinta. Muhammad Kevlar Putra Liandra Jika bisa aku putar wak...