BAB 18

1.7K 70 4
                                        

Pepatah mengatakan bahwa rumah adalah tempat kita seharusnya merasa aman dan nyaman. Tapi kenapa perasaan nyaman tak kudapatkan dari rumah? 

-happy reading guys-

Meyla sedang asyik-asyiknya menonton anime kesayangannya di karmarnya, yap satu fakta tentang Meyla adalah penyuka anime yang sudah tingkat akut.

Menurutnya, anime adalah bagian dari hidupnya. Bahkan Meyla sering menganggap bahwa tokoh animenya itu adalah pacarnya, jadi dari lahir sampai sekarang dia jomblo ngenes.
Meyla ini kadar kegilaannya tentang anime sudah benar-benar kronis, sudah tidak bisa disembuhkan lagi.

Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba sebuah ketukan pintu membuatnya mendengus kesal. Siapa yang berani mengganggunya disaat sedang menonton anime ini? Sungguh menyebalkan harus bangkit dari kasur dan membuka pintu.

"Mey, ada temen kamu tuh diluar!"

Meyla mengerutkan keningnya bingung, dengan langkah gontai dia membuka pintu dan mendapati mamanya yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya. "Siapa ma?"

"Temen kamu katanya, temuin gihh!!"

"Rhea? Yoshi? Aiko? Atau Monikha ma? Suruh masuk kamar aku aja kalo itu mereka."

"Kalo tamunya mereka, udah mama suruh masuk ke kamar kamu dari tadi kalik. Biasanya juga mereka masuk sendiri kan."

Meyla menatap mamanya bingung. "Terus siapa dong?"

Mamanya mengendikkan bahu tanda tak tahu. "Mama nggak tahu, mama baru liat sekali ini sih itu cowok."

"Hah cowok? Meyla nggak ada tuh temen cowok."

"Ck, itu yang di ruang tamu cowok kok. Masak mama buta, cepetan gih temuin!!"

"Iya iya, ini juga mau turun kok."

Meyla melangkahkan kakinya menuruni tangga, untuk melihat siapa gerangan yang bertamu kali ini.
Saat sudah sampai di ruang tamu, betapa terkejutnya Meyla melihat seorang cowok yang memakai hoodie berwarna abu-abu dan sepatu sneekers putih, sefamg duduk di salah satu sofa ruang tamu.

"Guntur?" Panggil Meyla seolah memastikan bahwa yang dilihatnya benar Guntur, teman satu kelasnya.

Cowok itu menoleh ke arah Meyla, dan menunjukkan senyum manisnya. "Eh Meyla."

"Lo ngapain disini?" Meyla berjalan mendekat dan duduk di depan cowok yang bernama Guntur itu.

"Gue?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri. "Gue mau ngajak lo jalan, mau nggak?"

"Lo? Mau ngajak gue jalan? Jangan bercanda deh."

Guntur terkekeh. "Nggak bercanda tuh gue, gue serius lagi."

"Gue lagi mager buat diajak jalan kemana-mana, lo aja sendiri sih. Ngapain pakek mampir-mampir ke rumah gue."

"Sengaja."

"Sengaja? Fiks nggak jelas lo tuh."

"Yah Mey, masak lo nggak mau jalan sama gue sih." Guntur mengerucutkan bibirnya tanda bahwa ia sedang sebal.

MY CHILDISH BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang