Rheana Giffani
Masa lalu yang membuat gue takut untuk membuka hati kembali. Lo tahu apa yang gue benci di dunia? Kehilangan, satu kata yang membuat gue enggan untuk jatuh ke dalan cinta.
Muhammad Kevlar Putra Liandra
Jika bisa aku putar wak...
Bonus pict nya ketua Osis, ini pas dia ngajak jalan Rhea ke toko buku. Makin cakep yekan❤jangan sampai oleng ya..wkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masa lalu yang belum usai hanya akan menjadikanmu membuka luka baru. Lupakan yang harus dilupakan, dan kenanglah yang harus dikenang. Karena sejatinya masa lalu hanya memiliki dua pilihan, Lupakan atau dikenang.
-Happy Reading Guys-
Bel tanda istirahat pun berbunyi, membuat beberapa siswa tampak kegirangan karena bisa menghirup udara segar dan dapat pergi ke kantin untuk menikmati beberapa makanan yang disediakan oleh pihak kantin.
Rhea si gadis berwajah datar itu masih terlihat sibuk membereskan beberapa buku yang memenuhi mejanya, kemudian ia mengeluarkan ponsel yang sedari tadi ia matikan selama jam pelajaran berlangsung. Mengecek beberapa notifikasi pesan yang masuk, yang kebanyakan pesan dari Bang Rizki yang menanyakan tentang luka kakinya. Rhea mulai mengetikkan beberapa pesan balasan yang singkat, dan kemudian memasangkan headset di kedua telinganya. Tapi sebelum berhasil memasangkan headsetnya, tangannya dicekal oleh Aiko yang membuatnya menatap gadis disampingnya dengan tatapan tanda tanya.
"Apa?"
"Jangan pasang headset lo buat hari ini ya?" Ucap gadis disampingnya sambil mengedip ngedipkan sebelah matanya.
"Kenapa emang?"
Sebelum pertanyaan Rhea dijawab oleh Aiko, Jojo lebih dulu maju ke depan kelas untuk dengan suara yang lantang. " SORRY TEMEN TEMEN GANGGU WAKTU ISTIRAHAT KALIAN, ADA HAL PENTING YANG MAU GUE SAMPAIKAN KE KALIAN SEMUA. DAN INI PENTING BANGET."
"Lo kenapa dah Jo? Nggak waras apa gimana?" Tanya Monikha penasaran, karena ini pertama kalinya Jojo berdiri di depan kelas sambil mengumumkan sesuatu.
"Nggak tahu tuh, dari tadi pagi dia senyum-senyum nggak jelas. Gue tanyain, bukannya ngejawab malah tetep senyum. Dahlah temen temen gue emang nggak ada yang waras." Kevin bergidik ngeri mwngingat kelakuan Jojo dari tadi pagi yang sudah tidak jelas.
Jojo menatap gadis yang duduk disamping Rhea, dan mengisyaratkannya untuk ikut serta berdiri di sampingnya. Mereka yang menyadari tatapan Jojo itu terlihat bingung, dan bertanya tanya. Aiko pun berdiri dari tempat duduknya dan ikut serta maju kedepan berdiri di samping Jojo. "Jadi gini guys, alasan kenapa gue sama Aiko berdiri berdampingan kayak gini karena gue udah jadian sama Aiko. Yeayyy, gue nembak Aiko semalem, dan sekarang udah fiks jadian dong." Jojo memamerkan genggaman tangannya dengan tangan Aiko.
Hening.
Hening.
Hening.
Jojo berdecak kesal. "Ck, ini nggak ada yang mau ngucapin gue sama Aiko selamat apa gimana sih?"
Sebuah bolpoint melayang dan mendarat dengan baik tepat di kepala Jojo yang membuatnya meringis kesakitan. "Emang nggak ada akhlak lo Jo, bisa bisanya lo nyolong start dari gue. Bisa-bisanya lo baru ngomong udah jadian sama Aiko sekarang." Ucap Kevlar yang merupakan tersangka dari pelemparan bolpoint itu.