00. June 2018 - Pukul 3 Pagi

1.8K 180 8
                                    

Tidak seperti biasanya Sehun mendapati apartemen dalam keadaan gelap sehabis pulang dari kantor. Meski bingung, lelaki itu menekan saklar dan ruangan jadi terang seketika. Sehun berjalan menuju ruang tengah, meletakkan tas kerjanya pada sofa, lalu duduk di sana sembari mengendurkan dasi yang melilit lehernya dari pagi hari.

"Sehun?" suara seorang perempuan terdengar dari arah belakang. Sehun mengernyit. Ini bukan suara orang yang dia cintai, bukan suara seorang perempuan yang juga menghuni apartemen ini bersamanya.

Penasaran akan siapa sosok yang memanggilnya, Sehun berbalik. Matanya membulat dan refleks ia berdiri dari duduknya. Sehun menatap tak percaya pada perempuan yang menatapnya dengan mata sembab dan wajah sedih serta berdiri tidak jauh darinya itu.

"Kenapa..." Sehun kehilangan kata-kata. Dia menghampiri perempuan itu. "Luhan, kenapa kau bisa ada di sini?"

Luhan, perempuan itu, terisak. Ia hanya menatap Sehun, dan lantas memeluk tubuh Sehun dengan erat sembari berbisik, "Aku merindukanmu, Sehun,"

Mata Sehun melebar, ia berhenti bernapas, terkejut. Ia tidak tahu bagaimana bisa Luhan masuk ke dalam apartemennya, dan... kenapa pula ada banyak rangkaian bunga di sana?

Sehun mengerjap, berusaha untuk menyadarkan dirinya, hingga akhirnya ia terbangun dari alam bawah sadar.

Sehun membuka kelopak matanya seketika. Gelap, adalah hal yang ia lihat saat ini. Sehun berguling dan tangannya terulur menyalakan lampu tidur. Pukul tiga dini hari, Sehun melihatnya melalui jam digital yang ada di nakasnya. Sehun menggosok matanya, menghela napas. Kedua tangannya terasa ringan, tidak ada beban di jemarinya. Cincin yang telah melingkari jari manisnya selama ini sudah tidak ada di sana. Waktu benar-benar berlalu begitu cepat.

Sehun menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Lelaki itu menyentuh dadanya, jantungnya berdebar keras. Ia tidak tahu mimpi bisa terasa begitu nyata untuknya. Neuron-neuron di tubuhnya masih mengingat sensasi bagaimana perempuan dalam mimpinya memeluk dan membisikkan sebuah kalimat yang menyayat hati itu. Rasanya seperti Sehun ingin balas memeluk perempuan itu dan ingin menenangkan perempuan itu.

Luhan... Ini kali kedua Sehun memimpikannya di jam yang sama.

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang