12| 1 July 2018 - Bercanda!

849 131 17
                                    

Baekhyun terbangun karena suara ribut yang tergesa-gesa dari luar kamar. Malas, Baekhyun bangun, lalu berjalan keluar dengan langkah berat. Untuk apa Luhan ribut sekali di pagi hari seperti ini? Demi Tuhan, sekarang masih jam 6 pagi!

"Hei, kau ini mau latihan drumband atau bagaimana? Kenapa berisik sekali?" Suara serak Baekhyun terdengar mengomel sedetik setelah ia membuka pintu. Kemudian, dia melihat Luhan sedang mengambil flatshoes dari rak dan mengenakannya sambil berdiri.

"Maaf membuatmu terbangun. Tapi aku terburu-buru." Jawab Luhan selesai memakai flatshoes. Kemudian Luhan berdiri, menepuk-nepuk pakaiannya, lalu menghadap Baekhyun. "Aku pergi dulu, ya." Katanya lalu keluar dari apartemen kecil mereka.

"Ya! Kau mau kemana?" Pertanyaan Baekhyun tidak terjawab karena Luhan sudah terlanjur menghilang dari jarak pandangnya.

Baekhyun berdecak pelan. Ia melihat jam dinding, lalu kembali masuk ke kamar. Baekhyun masih mengantuk.

***

Luhan keluar dari mobil begitu memarkirkannya di depan Chrysanthemum miliknya. Kepalanya lantas bergerak-gerak. Jalanan masih sepi, tidak ada sosok yang tadi pagi menelponnya, membuatnya mandi dengan tergesa, berdandan seadanya, dan berharap jalanan tidak ramai sehingga dia bisa cepat sampai kemari. Katanya, ada yang ingin dia sampaikan, dan Luhan lantas terdiam mendengar suara seraknya tadi pagi. Mungkin, dia juga baru bangun tidur waktu itu.

Luhan melangkahkan kaki menuju pintu masuk Chrysanthemum. Kemudian ia merogoh tas kecilnya, meraih kunci, dan hendak membuka bangunan dua lantai itu ketika tiba-tiba seseorang dengan suara rendah memanggil namanya dari belakang.

"Luhan?"

Si pemilik nama pun menoleh, melihat seorang lelaki tinggi dengan dua cup kopi yang masih mengepul-ngepul uapnya serta memakai kaos stripe hitam-putih. Luhan tidak bisa merespon dalam sejenak karena tiba-tiba otak dan sarafnya tidak berfungsi. Hingga kemudian Luhan menguatkan diri untuk sadar dan menjawab, "Oh, sudah menunggu lama?"

"Tidak juga." Si lelaki menggeleng sambil memasang senyum tipis. "Aku baru datang, mampir ke minimarket untuk beli kopi." Kemudian ia mengulurkan salah satu cup kopi yang ia bawa kepada Luhan. "Untukmu,"

Luhan melihat cup itu, ragu, tapi tangannya sudah beraksi duluan meraih cup itu. "Terima kasih," gumamnya pelan. Setelah itu Luhan segera membuka kunci dan pintu kaca itu sembari mempersilakan si lelaki untuk masuk. Sementara si lelaki hanya mengekor, diam-diam mengulas senyum geli dengan ekspresi ragu dan aksi tangan Luhan tadi. Baginya, itu lucu.

Mereka masuk ke dalam Chrysanthemum. Ruangan yang ada di lantai satu itu terlihat luas sekali. Dekorasi berbahan kayu serta belasan meja dengan kursi-kursinya, terdapat lorong pendek yang kemudian berujung ruang terbuka, serta sebuah tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua berikut beberapa tanaman hias di sudut-sudut ruangan.

Ia takjub dengan desain elegan dan sederhana ini.

Ia takjub dengan desain elegan dan sederhana ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang