25| 2010 - Cermin

595 101 39
                                    

April 2010
.
.
"Kudengar akhirnya kau menyerah setelah dikejar-kejar oleh Chan." ujar Chanyeol di tengah-tengah obrolan mereka di siang hari yang panas itu.

Saat itu, Sehun dan Chanyeol sedang berada di kantin kampus. Sambil makan siang, mereka mengobrol santai, juga menunggu Jongin yang katanya mau mampir setelah menyelesaikan jam terakhirnya di hari itu.

"Aku tidak menyerah, hanya memberi kesempatan saja." jawab Sehun santai. Ia menyedot minumannya untuk memberi jeda. "Kau tahu, aku tidak begitu suka masuk kepanitiaan yang dibentuk Chan. Dilihat dari orang-orangnya saja sudah kelihatan."

"Jadi kau menolaknya?" simpul Chanyeol.

Chanyeol ingat, lelaki bernama Chan yang terkenal ambisius seantero jurusannya Sehun itu sedang mengincar Sehun untuk memasukkannya ke dalam panitia yang dibentuknya. Chanyeol tidak paham sebenarnya apa yang membuat Chan sebegitu gigihnya meminta Sehun untuk masuk ke dalam panitia event tahunan jurusannya Sehun. Chanyeol mengenal Sehun semenjak ia SMA dan Sehun bukanlah tipe orang yang mau berorganisasi. Sehun terlalu paham sistem dan cara kerja orang-orang di sekitarnya dengan baik. Sehun bisa mengetahuinya dengan cepat setelah pertemuan pertama mereka. Kadang Chanyeol berpikir bahwa Sehun ini memang punya keahlian yang aneh.

"Hah, tentu saja." Sehun mengangguk lalu menunjukkan ekspresi tanpa minat. "Orang-orangnya itu, lho... Aku yakin kerja mereka tidak maksimal karena ada yang tidak mau bertanggung jawab dan ada pula yang tidak mau ambil bagian jobdesk-nya. Orang-orang seperti itu akan menyusahkan orang-orang yang bekerja keras sepenuh hati."

"Dan sayangnya kau tidak menemukan orang-orang yang ikhlas itu di kepanitiaannya Chan?" tebak Chanyeol. Sehun mengangguk lagi. "Mungkin itu alasannya Chan tidak menyerah kepadamu."

Sehun menatap Chanyeol kesal. "Aku tidak mau kerja sendirian. Enak saja."

"Jadi kesimpulannya kau menolak tawaran dari Chan atau bagaimana?"

"Aku menolak, menegaskan, dan tidak mau ambil pusing."

Chanyeol bertepuk tangan beberapa kali, terlihat bangga kepada jawaban Sehun. "Chan memang pantas diberi hal-hal semacam itu."

"Apa ini? Ada apa?" Jongin tiba-tiba datang dan langsung duduk di sebelah Chanyeol. "Kenapa kau tepuk tangan?"

Chanyeol tersenyum lebar, menceritakan apa yang menjadi topik obrolannya dengan Sehun tadi. Sehun juga menimpali seadanya. Mendengar itu, Jongin mengangguk-angguk paham.

"Chan memang sok tahu dalam memimpin." Jongin menimpali setelah Chanyeol dan Sehun mengakhiri ceritanya. "Aku pernah satu tim dengannya saat ada event-nya Senat beberapa waktu yang lalu." Jongin menggeleng-geleng pusing, mendramatisir. "Timku kena evaluasi banyak sekali."

Sehun memandang iba Jongin. Lelaki tan yang mengambil jurusan Manajemen di kampus yang sama dengannya dan Chanyeol ini memang mengikuti Senat, begitu pula dengan oknum bernama Chan yang sedari tadi mereka bicarakan. Untung saja Sehun memutuskan untuk tidak mengikuti organisasi apapun itu di kampusnya kecuali kegiatan basket. Jadi kemungkinan terbebasnya ia dengan Chan jauh lebih besar daripada Jongin dan Chanyeol.

"Untung aku tidak sefakultas dengannya." Giliran Jongin yang memandang iba Sehun dan Chanyeol. Kemudian tatapannya beralih kepada Sehun. "Untung saja aku tidak sekelas dengannya."

Sehun mendengus. "Untung aku tidak pernah bekerja bersama orang itu."

"Heh, sudah, sudah." Chanyeol menengahi. "Kita bertiga sama saja." Chanyeol menunjuk Jongin dengan dagunya. "Kau satu organisasi dengannya di tingkat Universitas begitu juga denganku di tingkat fakultas." kemudian ia menunjuk Sehun. "Kau satu kelas, satu jurusan, dan satu fakultas dengannya, sama sepertiku yang satu fakultas dengannya. Puas?"

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang