Pintu lift terbuka, dan yang kulihat saat itu adalah lorong yang cukup panjang. Lorong tersebut terlihat asing, seperti baru saja dicat, dan nampak kosong. Aku tidak merasa pernah melewati lorong ini, atau mengenali setiap detail dari gedung ini. Aku hanya berjalan dengan langkah tegas, dan perasaanku saat itu adalah rasa yang membingungkan. Kenapa aku berjalan di lorong asing ini dengan perasaan kesal yang besar?
Di ujung lorong tersebut terdapat belokan. Kakiku bergerak menuju belokan tersebut, dan aku melihat sebuah ruangan yang cukup luas dengan kaca besar di 3 dari 4 sisi yang menampilkan langit biru beserta gedung-gedung lain di luar sana. Ruangan itu juga kosong melompong dan bersih. Kepalaku menoleh ke beberapa arah, dan kutemukan dia di dekat kaca besar, sedang berdiri menatapku berikut kedua tangannya yang bersedekap.
Rasa kesalku membeludak semakin banyak. Lelaki itu berjalan menghampiriku, membuatku merasa seseorang memaku diriku seirama dengan langkah kakinya. Matanya sungguh menyiratkan suatu hal yang tak kuketahui. Dari jarak yang dekat ini, ekspresi dongkol dan tatapannya yang berapi justru terlihat semakin kentara.
Aku tidak menyangka aku bisa menangkap pemandangan ini dari sosok Oh Sehun. Saat itu yang kupikirkan hanyalah, mengapa Sehun nampak kesal sekali, dan kenapa pula kepadaku?
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa tapi kau sangatlah menyebalkan." ujarku membuka pembicaraan.
Itu. Sungguh. Di luar. Kendaliku.
Ekspresi Sehun masih saja sama. "Aku hanya melakukan apa yang ingin kulakukan." balasnya dengan datar.
Pandanganku kepadanya menyipit, dan aku merasa benar-benar kesal. "Kau tidak bisa melakukan hal itu sesukamu. Kau bukan siapa-siapaku."
Oh, Ya Tuhan... Aku berani sekali berkata demikian di depan orang yang dulu membuatku ingin sembunyi kapan saja. Aku kerasukan apa?!
"Kau tahu..." Sehun mengubah ekspresinya menjadi sedikit lebih santai sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana bahannya. "...aku memang tidak berhak melakukan itu kepadamu."
Kini aku bertanya-tanya. Dia tahu bahwa apa yang dilakukannya salah tapi kenapa dia kelihatan tidak bersungguh-sungguh ketika mengatakannya?
"Tapi aku memang benar-benar tidak suka." lanjutnya hampir berbisik.
Aku merinding seketika. Dia mengatakan hal yang pernah kudengar darinya, entah kapan dan di mana. Kupikir, dia hanya mencoba untuk mengancamku dengan bisikannya, sebab dia melakukannya seolah dia tahu itu kelemahanku. Tapi sepertinya dugaanku salah. Dia justru mengambil langkah maju, melewati bahuku, dan rasanya punggungku tersengat listrik bertegangan kecil begitu tubuhnya bersisian dengan tubuhku dalam sepersekian detik.
Sungguh ini dimensi yang membuatku gila!
Jujur saja, jawabannya membuatku heran. Apa yang dimaksud dia tidak menyukai sesuatu hal yang bahkan aku merasa itu tidak masuk akal? Dia sedang mencoba untuk mengibarkan bendera perang atau bagaimana, sih?
Kesal karena aku masih haus dengan rasa penasaranku, aku berbalik dan memanggilnya dengan lantang. "Hei, Oh Sehun!"
Suatu keberanian yang besar sekali, Luhan.
Lelaki itu berhenti dari langkahnya. Untuk dua atau tiga detik setelahnya, dia diam di tempat. Baru setelah itu Sehun berbalik, menatapku, dan tatapannya membuat sendi-sendiku lepas semua.
"Aku..." aku menelan ludah susah payah. "...aku tidak mengerti mengapa kau tidak suka tapi itu sangat tidak masuk akal."
Sehun menyeringai geli. Ia terkekeh dan suaranya terdengar meremehkan.
Tunggu, apa dia meremehkanku?
"Kau bilang tidak masuk akal?" tanyanya. Ia menunggu jawabanku sambil mengambil langkah mendekat.
Seperti tadi, aku dipaku oleh palu bayangan yang raksasa, seirama dengan derap langkahnya.
Aku mendadak tidak bisa berdalih. Aku juga tidak bisa mengeluarkan suara apapun. Begitu Sehun benar-benar mengikis jarak di antara kami, aku mengeratkan genggamanku pada ponsel.
Yang kurasa saat itu adalah melayang. Dia meraihku, menuntunku pada keterkejutan lain. Pandanganku saat ini adalah matanya yang terpejam. Saraf di wajahku menegang ketika aku bisa merasakan sentuhan ujung hidungnya pada pipiku, serta bibirnya yang menempel, mengecup, lalu melumat bibirku.
Ini... ini...
Tiba-tiba seluruh tubuhku melunak menjadi jeli. Seluruh sarafku jadi amburadul, kerlap-kerlip tidak menentu, dan itu sungguh.... tidak masuk akal!
Lelaki ini... maksudku, Oh Sehun... maksudku... dia menciumku dan... dan... mencuri ciuman pertamaku... dan...
Drrt... drrt...
Getaran dari ponsel yang kubawa membuat Sehun mengakhiri tautan di antara kami. Aku mundur selangkah, sempoyongan, dan lantas tidak berani menatapnya. Aku mengangkat ponsel dan kulihat nama kontak Minhyuk tertera sedang memanggil nomorku.
Ini kesempatanku untuk kabur. Jadi aku segera mengambil langkah untuk pergi dari sana. Hanya saja, pergelangan tanganku ditangkap Sehun. Lelaki itu merebut ponselku, menarikku untuk jatuh ke dalam dekapannya, dan kembali mengejutkanku.
Kejutan itulah yang pada akhirnya membuatku tersadar. Aku membuka mata bersamaan dengan aku yang mengambil napas sekali tarikan. Debaran jantungku cepat sekali, dan sensasi dari semua yang kuterima dalam mimpi masih terasa bahkan setelah aku tersadar seperti sekarang.
Hal yang pertama kali kulakukan adalah mendudukkan diri, lalu menenangkan debaran jantungku setelah meneguk habis segelas air putih di nakas. Hal kedua yang kulakukan adalah memeriksa waktu. Aku melihat langit masih gelap beserta cahaya lampu dari luar, lalu beralih kepada jam dinding yang berdetak-detak jarum detiknya di kamar.
Pukul 3 pagi.
Sungguh tidak masuk akal aku memimpikan Sehun dan terbangun lagi di waktu yang sama.
.
.
.
Ini bonus buat kalian yang nungguin momen HunHan setelah kubuat muter-muter nggajelas wkwkwk
Jangan salahkan Luhan nya yang kebawa pengen kabur tiap liat Sehun, jangan pula salahkan Sehun yang ngga peka sama sekitar karena dia bawaannya bodo amat. Salahin gue aja sini salahin... :')
Makasi buat kalian yang baca cerita ini dari awal sampe chapter ini. Ngga nyangka cerita ini bakal rame, ngga nyangka pula kalian mau aja kubawa muter-muter ngga jelas di dimensinya Luhan sama Sehun dan tokoh-tokoh lainnya :') mohon bersabar ya, pembacakuu... Semua akan ada hikmahnya HEHEH
See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tu Me Manques [HUNHAN GS]
Fiksi PenggemarHUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION! [Second version of FanFiction "I Miss You" from fanfiction.net] 📍 Tu Me Manques (French) means I Miss You. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu Luhan berusaha untuk tidak menunjukkan eksistensinya da...