Siang itu Minseok datang ke kafe milik Luhan di Daegu. Perempuan itu mengagetkan Luhan yang sedang mengobrol dengan Hwang Ahra mengenai kafe dan sebagainya. Minseok datang dengan senyum lebar, membuat Luhan tertular dengan senyum itu juga.
"Kau tidak mengabari kalau kemari," ujar Luhan memeluk Minseok. Di belakang, Hwang Ahra berjalan meninggalkan mereka menuju lantai dua. Begitu mengurai pelukan mereka, Luhan memandangi Minseok yang nampak berbeda. "Oh, aku tidak salah lihat 'kan kalau kau jadi lebih berisi?"
Minseok cekikikan. "Ah, aku belum mengabarimu, ya?" tanyanya. Ia menahan senyum ketika melihat Luhan mengernyit menatapnya tidak mengerti. "Aku hamil,"
"Ya Tuhan!" Luhan berseru senang. Matanya membulat lebar, raut wajahnya bahagia sekali. Ia memeluk Minseok lagi, dan sadar bahwa perut Minseok mengganjal perutnya. Luhan mengurai pelukan mereka untuk melihat seberapa besar perut Minseok saat ini. "Sejak kapan? Sudah berapa bulan?"
"Baru empat bulan, sih," jawab Minseok sekenanya.
Luhan tak bisa menyembunyikan raut wajah senangnya. "Akhirnya setelah tiga tahun menunggu, aku akan punya keponakan!" serunya. Ia tertawa.
"Aku juga menunggu keponakan darimu, tahu." Balas Minseok, usil sekali. Wajah Luhan jadi memerah karenanya. "Oiya, kau tidak sibuk, kan?"
Luhan menggeleng. "Tidak." Sahutnya. Menyadari bahwa Minseok ingin menghabiskan waktu untuk mengobrol dengannya, Luhan menggiring Minseok pada salah satu meja kosong. Mereka berdua duduk di sana, mempersiapkan diri untuk menerima obrolan panjang yang sulit untuk diakhiri. Minseok adalah satu dari beberapa orang yang bisa membuat Luhan mengobrol panjang lebar.
"Aku kemari ingin memberi tahu kalau seminggu lagi aku pindah lagi ke Seoul." Ujar Minseok mengawali pembicaraan mereka.
"Oh. Kenapa mendadak sekali? Kenapa kau pindah?"
"Jongdae direkrut lagi oleh perusahaan lamanya." Jawab Minseok sekenanya. "Perusahaan lamanya ada di Seoul. Jadi, ya... karena aku sedang hamil muda, Jongdae membawaku ke Seoul juga. Katanya tidak tega."
Luhan mengangguk-angguk paham. "Ya, lebih baik kau ikut Jongdae. Dia bisa menjagamu,"
"Ya karena dia suamiku."
Luhan dan Minseok cekikikan setelahnya.
"Ah... aku tidak menyangka waktu bisa berlalu cepat sekali." Gumam Minseok sambil menghela napas. "Padahal dulu Jongdae hanya kakak kelasku. Lalu tiba-tiba memintaku untuk jadi pacarnya. Aku tak menyangka aku bisa jadi istrinya, lalu jadi ibu untuk anaknya, dan mengikutinya kemana saja dia berada."
Luhan tersenyum mendengarnya.
"Aku juga tak menyangka aku juga akan meninggalkanmu lagi. Waktu itu aku meninggalkanmu dari Seoul ke Daegu karena sudah menikah dengan Jongdae. Saat kau sudah ada di sini, aku meninggalkanmu lagi karena pekerjaannya Jongdae." Kenang Minseok. "Kau seharusnya punya seseorang yang bisa membawamu kemana-mana, Luhan. Kau sudah cukup dewasa untuk menikah."
"Aku belum ada pikiran untuk itu, Minseok," sahut Luhan kalem. Minseok mengernyit mendengarnya.
"Bagaimana dengan Oh Sehun?"
"Ha?" Luhan menaikkan kedua alis tidak paham.
"Oh, ayolah... jangan pura-pura tak mengerti." Minseok menepuk lengan Luhan akrab. "Aku tahu kalian ada apa-apanya."
"Eh?"
"Kau tahu, aku itu seperti ibumu. Kalau kau membawa teman lelakimu padaku, berarti dia teman yang spesial, ya 'kan?" tanya Minseok menggoda Luhan. Melihat pipi Luhan memerah karena pertanyaannya, Minseok jadi yakin sekali kalau Luhan dan Sehun memang ada apa-apanya. "Baiklah, Luhan. Sebagai ibumu, aku merestui kalian." Candanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tu Me Manques [HUNHAN GS]
FanficHUNHAN GENDERSWITCH FANFICTION! [Second version of FanFiction "I Miss You" from fanfiction.net] 📍 Tu Me Manques (French) means I Miss You. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu Luhan berusaha untuk tidak menunjukkan eksistensinya da...