26| 15 October 2018 - Aurora

530 96 27
                                    

Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).

***
Chapter ini isinya HunRene, kalo nggasuka, boleh skip. Gue ngga maksa kalian baca cerita gue jadi kalo kalian ngerasa gue ngga ngedengerin kalian ato gue masih tetep ngeyel sama apa yang gue yakini, kalian boleh tinggalkan cerita ini tanpa meninggalkan komentar buruk. Ngga terima? DM aja gue.

Toh, setiap chapter dalam cerita ini saling berhubungan meskipun urutan waktunya ngga urut. Gue udah bilang gitu dari awal jadi kalo misal kalian nggasuka sama beberapa chapter, itu pilihan kalian, dan resiko kalian juga ngga memahami cerita ini. Pun, gue juga ngakuin kalo itu juga resiko gue karena gue milih ngeyel daripada nurut. Gue ngga menyesali itu.

Gue menghormati hak kalian untuk nyari cerita yang bisa bikin kalian puas. Cari aja cerita yang kalian suka, gue juga bakal nulis apa yang gue suka. Gampang kan?
.
.
.
.
.

Irene baru saja keluar dari studio rekaman dan kontan menatap lelaki yang sangat amat dikenalinya itu sedang duduk di salah satu sofa. Oh Sehun, lelaki itu lantas berdiri, lalu menghampirinya. Irene diam saja ketika Sehun mengikis jarak di antara mereka. Ia hanya mengalihkan pandangan kepada seorang perempuan yang juga berdiri tidak jauh dari tempatnya, Kang Seulgi.

"Seulgi," Irene memanggil nama perempuan itu penuh penekanan. "Bisa aku pulang denganmu?" tanyanya.

"Kita harus bicara," Sehun berkata demikian, menyela perempuan bernama Seulgi itu untuk menjawab pertanyaan Irene. Ia meraih salah satu tangan Irene supaya perempuan itu memberinya perhatian.

Irene segera menghempaskan tangannya dan menatap Sehun tajam. "Aku tidak ingin bicara padamu." katanya tegas lalu berjalan menuju Seulgi. Irene dengan cepat menarik Seulgi untuk pergi dari sana, namun Seulgi menahannya. Karena itu, Irene menatap Seulgi kesal dan bertanya-tanya. "Kau tidak ingin pulang?"

"Bicaralah dengan Sehun." Seulgi menyingkirkan tangan Irene dari lengannya dengan lembut. Ia tersenyum. "Kalian harus bicara."

"Tapi..."

"Aku yang mengijinkannya untuk menunggumu sampai kau selesai karena aku ingin kau lega." jelas Seulgi kalem. Kemudian Seulgi memberi senyum meyakinkan kepada Irene sebelum perempuan itu pergi.

Irene merasa tidak rela temannya pergi meninggalkannya bersama Sehun. Baginya, sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertemu dengan lelaki ini. Pasrah, ia menghela napas, lalu berusaha menguatkan dirinya ketika berkata, "Ikut aku," kepada Sehun.

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang