44.5| 13 Maret 2019 - Pusing

256 52 7
                                    

"Jadi Luhan itu orang yang dibicarakan kedua orang tuamu lusa lalu?" Joon Myeon mengangguk-angguk paham. "Oh. Jadi kau memacarinya?"

"Tadi kubilang aku tidak tahu juga kalau Luhan itu Luhan yang kuurus selama ini. Yang namanya Luhan tidak hanya satu, tahu."

Joon Myeon mengangguk lagi. Mendengar cerita Sehun tentang Luhan pagi itu, Joon Myeon merasa bersalah. Joon Myeon masih ingat bagaimana pucatnya wajah Luhan setelah Sehun datang ke kantor kemarin. Joon Myeon masih ingat juga bagaimana pasrahnya Sehun setelah Luhan keluar dari kantor sambil menangis. Setelah Sehun cerita, Joon Myeon jadi paham kenapa Sehun memutuskan untuk tidak mengejar Luhan. Luhan pasti terguncang sekali, dan Joon Myeon bersalah karena secara tidak sengaja mempertemukan Luhan dengan orang yang dibencinya.

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?" Tanya Joon Myeon setelah beberapa saat berlalu mereka larut dalam diam. "Kau tidak mungkin hanya meminta maaf padanya kan? Kau berhutang cerita padanya."

Tiba-tiba Sehun menghela napas berat yang panjang. "Cerita yang sangaaat... panjang. Aku tak yakin dia akan mengerti." Sehun menjeda sebentar. "Melihat caranya menatapku kemarin saja aku sudah pesimis duluan. Dia mungkin berpikir aku sudah mempermainkan hidupnya."

"Sial, Oh Sehun." Sahut Joon Myeon, ikutan pusing. "Kau tak mungkin meninggalkannya begitu saja, kan? Kalau kau tak datang padanya, itu baru namanya kau telah mempermainkan hidupnya."

Sehun melirik Joon Myeon, tak membalas apapun. Lelaki itu bangkit dari duduk, berpindah duduk di karpet, kemudian bergabung bersama putrinya Joon Myeon untuk bermain bersama. Melihat respon Sehun yang demikian, Joon Myeon menghela napas. Ia berdiri, melepas kaca mata dan mengurut pangkal hidungnya sembari berjalan menuju kamar. Dalam perjalanannya, ia bersisihan dengan istrinya yang membawa nampan berisi dua gelas jus untuk Sehun dan putri mereka.

"Yixing, itu tolong beri tahu adik iparmu. Kalau ada masalah sama pacar itu segera diselesaikan bukan malah cuek-cuek begitu. Aku pusing."

Setelah itu Joon Myeon pergi meninggalkan ruang tengah. Samar-samar ia bisa mendengar Yixing mengomel-ngomel pada Sehun. Oh, Joon Myeon pusing sekali.

.
.
.
.
Bab depan masih semacam "pengantar side story" jadi sabar yaa... yang bab "beneran" itu gue mo lanjutin masalah Luhan sm semestanya yang ngga beres-beres barulah gue nyeritain masa lalunya Sehun. gue yakin kalian bakal bingung kalo gue ngga jabarin masa lalunya Sehun. Soale dari bab kemarin itu, kalian pasti bertanya-tanya, "Loh, kenapa Sehun jadi gini? Kenapa bisa begini?"
Jadi tungguin ae :)
See you!

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang