21| 30 September 2018 - Egois

649 114 12
                                    

Siang itu, Luhan sedang duduk sendirian di kafenya sementara matanya mengitari setiap sudut kafe yang menjadi cabang dari kafe pertamanya di Seoul. Di jam makan siang seperti ini, kafenya cukup ramai oleh pekerja kantoran. Beberapa diantaranya terlihat berstatus mahasiswa, dan sebagian kecil dari mereka adalah pengunjung biasa. Salah satu dari sebagian kecil itu adalah Minhyuk. Lelaki itu sering kemari dan alasannya lucu sekali.

"Aku kesini untuk membeli salah satu menumu. Siapa tahu menu itu tidak habis hari ini."

Lelaki itu memang aneh.

Tidak seperti biasanya, siang itu Minhyuk datang bersama kedua temannya. Luhan tidak kenal mereka. Minhyuk juga sepertinya masih belum ingin memperkenalkan dirinya kepada teman-temannya. Padahal Luhan sudah mengenalkan Minhyuk pada Baekhyun dan Minseok. Entah apa alasan Minhyuk melakukannya, Luhan tidak tahu.

"Luhan eonnie," seseorang memanggil namanya sehingga Luhan beralih kepada seorang perempuan manis yang berdiri di sebelahnya dengan sebuah map yang cukup tebal di pelukannya. Luhan tersenyum pada perempuan itu.

Luhan bisa melihat tatapan serius di wajahnya yang lugu ketika perempuan muda itu menyerahkan map yang ia minta sebelumnya. Luhan menerimanya dengan senyum lebar. "Terima kasih, Hyejoo." ujarnya.

Bibir milik Hyejoo mengulas senyum. Kemudian ia memutuskan untuk ikut duduk dan memperhatikan setiap lembaran kertas yang Luhan buka dalam map tersebut. Luhan menahan tawa geli begitu menangkap ekspresi penasaran Hyejoo yang menggemaskan.

"Apa yang ingin kau lihat?" tanya Luhan.

Hyejoo memundurkan tubuhnya begitu sadar bahwa ia telah lancang. "Maaf. Aku tidak bermaksud mengintip. Aku hanya..."

Tawa Luhan menghentikan kalimat Hyejoo dan membuat perempuan berumur seperlima abad itu menatapnya bingung.

"Lihat saja tidak apa-apa. Bukankah dari awal kau ingin belajar dariku?" tanya Luhan sambil menahan senyum gemas. Sementara itu Hyejoo hanya nyengir, menunjukkan gigi kelincinya, dan itu membuat Luhan tertawa. "Kau yakin kau sudah berumur 25 tahun? Kenapa aku berpikir kau masih berumur belasan tahun?"

"Dia berbohong, dia berbohong." Minhyuk ikut masuk ke dalam perbincangan Luhan dan Hyejoo. Ia menarik salah satu kursi kosong dan duduk di antara kedua perempuan beda usia tersebut. "Dia masih 16 tahun."

Hyejoo menatapnya sebal. "Oppa, berhentilah menggodaku. Aku sudah punya KTP jadi umurku sudah lebih dari 18 tahun!"

"Tapi kau hanya setinggi ini," kata Minhyuk sambil memberi gerakan irisan di tengah-tengah lengan atasnya dengan tangan yang lain. "Kau masih pantas berumur 16 tahun!"

"Oppa..." Hyejoo merengek dan Luhan tertawa karenanya.

Minhyuk tetap mengejek, sementara itu Luhan berhenti dari tawa lalu berkata, "Hyejoo, kau tahu Minhyuk hanya bercanda." katanya.

"Aku tahu itu." balas Hyejoo lalu menatap dongkol pada Minhyuk. "Tapi tetap saja itu menyebalkan."

Luhan berdecak-decak ketika beralih pada Minhyuk, "Berhentilah menggoda Hyejoo, dia hanya ingin belajar dariku jadi apa susahnya membiarkannya belajar? Kau yang mengenalkannya padaku dan kau sering sekali menggodanya. Jangan-jangan kau tidak ikhlas, ya?"

"Hei, perkiraan macam apa itu?" tanya Minhyuk lalu menatap Hyejoo. "Aku hanya suka melihat gigi kelincinya. Gigi kelincinya akan terlihat lebih lucu kalau dia sedang kesal. Benar, tidak, Hyejoo?"

"Ya!!" Hyejoo berseru kesal. Luhan dan Minhyuk tertawa karenanya.

Memang benar apa kata Minhyuk. Gigi kelinci Hyejoo yang terbingkai bibir berbentuk segitiganya akan terlihat lebih menggemaskan kalau perempuan itu sedang kesal.

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang