45.0| 2009 - ChenMin's Universe: Secret Story of Chrysanthemum

254 49 13
                                    

"Jadi kau sungguhan mau membuka usaha?"

"Tentu saja. Kau pikir saat aku bilang aku ingin mencari uang sendiri itu aku bercanda?" perempuan itu mendengus pelan. "Aku sudah cari-cari tempatnya, tapi masih belum ada yang click."

Lelaki itu mengernyit. "Memangnya kau jadi mau mencoba bisnis apa?" tanyanya lagi. Ia menegakkan tubuh, memberi perempuan yang sudah menjadi kekasihnya selama beberapa tahun terakhir itu perhatian penuh.

"Florist." Jawab Minseok, perempuan yang diberi perhatian penuh oleh kekasihnya itu tersenyum semangat. "Kau tahu aku suka dengan bunga. Aku juga punya kenalan distributornya. Bahkan aku sudah membicarakan hal ini dengannya. Dia mau membantu. Asal aku sudah ada tempatnya saja." ceritanya

Lelaki itu, Jongdae, mengangguk-angguk. "Aku ingat atasanku punya toko kosong, ada di dekat stasiun bawah tanah, jadi kalau berbisnis di sana kemungkinan ada banyak orang yang tahu."

"Direktur Kim Joon Myeon?" Tanya Minseok, Jongdae menggeleng.

"Sudah kubilang aku tidak bekerja di bawah Direktur Kim. Aku bekerja di bawah sepupunya Direktur Kim." Jelas Jongdae sabar.

Pasalnya, ia sudah menjelaskan itu pada Minseok namun Minseok sering sekali bertanya hal yang sama. Wajar saja, sih. Kebanyakan orang tahu kalau yang memimpin perusahaan di tempatnya bekerja adalah Direktur Kim Joon Myeon. Namun rumor yang mengatakan bahwa perusahaannya dijalankan oleh dua orang pemimpin itu juga benar. Buktinya, Jongdae bekerja dengan salah satu pemimpinnya, yakni sepupunya Kim Joon Myeon.

"Tapi toko kosong itu memang propertinya Direktur Kim Joon Myeon, sih. Aku hanya bekerja dengan sepupunya, Kim Min Seok..." tambah Jongdae.

"Yang tidak mau disebutkan identitasnya?" Tanya Minseok lagi. Jongdae menatap Minseok yang terlihat jengah saat menanyakan itu. Jongdae tersenyum menenangkan. Minseok jadi menghela napas pelan karenanya. "Aku jadi merasa pacarku bekerja dengan seorang mafia karena identitasnya saja tidak boleh dibocorkan."

Jongdae terkekeh pelan. "Bukan tidak boleh, Minseok... tapi karena memang Ketua Oh sendiri yang memberi instruksi seperti itu. Kami sebagai bawahan hanya bisa menurut. Orang-orang kantor sudah tahu soal itu, dan mungkin sekarang sudah jadi rumor. Kau mungkin pernah mendengar rumornya." Jelasnya perlahan.

"Rumor apa?"

"Kalau perusahaan tempatku bekerja itu pemimpinnya ada dua."

"Oh... iya. Aku pernah dengar dan kau juga sudah pernah menjelaskan. Aku selalu lupa. Hehe." Minseok cengengesan. "Atasanmu itu penting sekali, ya?" tanyanya lagi.

"Hu'um." Jongdae memeluk pinggang Minseok lalu menyandarkan kepalanya pada kepala Minseok. "Dari apa yang kurasakan saat bekerja dengannya, dia memang tidak begitu suka perhatian berlebih, jadi mungkin itu alasan Ketua Oh meminta kami merahasiakan identitasnya. Selain itu, dia itu masa depannya perusahaan, masih muda pula. Dia harus banyak belajar dari Direktur Kim Joon Myeon."

"Kok begitu?"

"Ya namanya juga dirahasiakan, Sayang." Jongdae terkekeh kecil.

"Tsk. Aku tidak paham masalah itu." Minseok menggeleng-geleng sembari mengibaskan sebelah tangannya, terlihat berusaha untuk tidak peduli dan tak terlalu memikirkannya. "Oiya, aku belum memilih nama untuk bisnisku. Aku sudah ada beberapa pilihan." Katanya. Minseok mengurai tangan Jongdae dari pinggangnya, berlalu menuju lemari yang ada di sudut ruangan. Minseok berjinjit untuk meraih buku di atas lemari itu, lalu kembali lagi kepada Jongdae. Ia membuka setiap halamannya sembari berkata, "Kau mau memilihkannya untukku, tidak?"

Jongdae menerima buku tersebut, melihat beberapa nama dan penjelasan dari nama tersebut. Sementara itu Minseok menunggu dan mengamati setiap ekspresi yang ditunjukkan Jongdae dengan seksama. Ketika Jongdae membuka mulutnya, Minseok lantas menunjukkan tatapan berbinar penuh minat. Jongdae lantas tertawa karena ekspresi perempuan itu.

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang