07| April 2010 - Rambut, Krisan, dan Cinta Pertama

987 127 10
                                    

Suara keberangkatan kereta, riuhnya orang-orang di sekitar, pemberitahuan kedatangan kereta selanjutnya, dan terakhir, rindu. Perpaduan yang bagus untuk lelaki bertopi dan bermasker hitam itu. Ia menatap gerbong terakhir dari kereta yang membawanya ke stasiun bawah tanah ini, lalu menghela napas. Ia baru saja pulang.

Dua tahun berlalu. Ia tahu ia sudah lumayan lama meninggalkan kota kelahirannya ini. Hanya saja, ketika ia melangkah pergi meninggalkan stasiun bawah tanah dan mendapat sapaan sinar matahari yang cerah pagi itu, ia merasa aneh. Padahal rindu sudah melubuk di dalam hatinya.

Dua tahun berlalu, dan kota ini semakin ramai saja. Ia memandang sekitar dan melihat para pejalan kaki berlalu-lalang di depannya, melangkahkan kaki mereka lebar-lebar dan tempo cepat, seolah mereka sedang dikejar waktu. Ah, waktu memang tidak bisa dianggap remeh. Waktu mengubah segalanya.

Buktinya, kini, dia merasa asing dengan kota kelahirannya sendiri. Padahal dia pergi hanya dua tahun lamanya, dan itu bukan waktu yang mampu merevolusi kotanya hingga jadi seperti ini.

Siang itu, matahari tidak seterik biasanya. Jadi ia melepas topi hitamnya tanpa melepas masker. Polusi di jalanan semakin parah saja. Kini, ia berada di antara orang-orang yang hendak menyeberang. Matanya memperhatikan sekitar sembari menunggu lampu untuk pejalan kaki berwarna hijau. Kemudian matanya berhenti di satu titik. Toko bunga tepat di seberang jalan.

Sebenarnya, tidak ada yang spesial dari toko bunga itu. Ia bisa melihat bunga-bunga yang bervariasi warnanya di balik etalase lebar yang berstiker Chrysanthemum sebagai nama dari toko bunga tersebut. Ada pula beberapa kotak yang berisi berbagai macam bunga di teras toko itu.

Tidak ada yang spesial, bukan?

Hanya saja, ketika ia membaca nama toko bunga itu, Chrysanthemum, ia teringat seseorang. Ia ingat seorang perempuan berambut panjang berlari melewati kelasnya. Rambut panjangnya bergerak-gerak, suara langkah kakinya beradu dengan suara obrolan, canda, dan tawa dari teman-temannya. Pun, sosoknya menjadi lebih terlihat indah lagi ketika Sehun tanpa sengaja melihatnya dari samping dengan latar belakang rerintik hujan. Astaga, momen sederhana itu membuat Sehun tersenyum-senyum sendiri.

Sehun tidak menyangka, momen sederhana yang diciptakan oleh perempuan yang tidak dikenalnya itu, justru melekat dengan kuat di memorinya. Sehun tidak pernah lupa, bahkan perasaan yang ia rasakan saat itu tetap terasa sampai sekarang. Sehun jatuh cinta, dan itu cinta pertamanya.

Hanya saja, selama enam bulan setelah ia melihat sosok itu, Sehun sama sekali belum pernah melihat wajahnya. Sehun hanya sering melihatnya melintas di depan kelas dengan tangan yang selalu menutup wajah dari hidung hingga dagu, melihat rambutnya yang selalu terurai dan kelihatan lembut sekali, dan hampir pula Sehun mengetahui namanya kalau saat itu Chanyeol tidak menyeretnya untuk kembali bermain basket bersama teman-teman yang lain.

Lucu sekali, batin Sehun. Sehun tidak tahu namanya, dan Sehun juga sama sekali belum pernah melihat bagaimana rupanya secara keseluruhan, tapi Sehun sudah jatuh hati karena gerakan rambutnya yang indah di mata Sehun.

Indah. Tentu. Ketika helaian rambut panjangnya yang selalu terurai terhempas angin, atau ketika helaian rambutnya bergerak-gerak karena langkah kakinya yang cepat, ia selalu merasa tenang meski ia tidak mampu melihat siapa pemilik rambut indah itu. Yang ia tahu, perempuan itu merupakan tetangga kelasnya. Seseorang pernah memanggilnya, kemudian perempuan berambut panjang nan indah itu menghilang di balik pintu kelas sebelahnya. Perempuan itu satu angkatan dengannya, dan itu tetangga kelas!

Ya Tuhan… kenapa ia baru bertemu seorang perempuan yang membuatnya benar-benar mengerti arti kata "kerja keras Tuhan"? Sungguh, Sehun bersyukur bisa melihat keindahan itu meskipun ia tidak tahu bagaimana rupa, suara, dan siapa namanya.

Chrysanthemum, nama latin dari bunga Krisan, adalah bunga yang indah, dan keindahan dari bunga itu dapat menyimbolkan sosok perempuan berambut panjang yang mencuri hatinya sewaktu SMA.

Dorongan orang-orang di belakangnya seketika membuat lelaki itu terbangun dari lamunan. Ia mengerjap, memandang sekitar, dan orang-orang sudah mulai berjalan menyeberang. Refleks ia mengambil langkah cepat. Ia menerobos orang-orang, dan terus melangkah, sampai kemudian dering ponsel di sakunya membuatnya terkesiap. Sadar-sadar, dia sedang melangkahkan kaki mendekati toko bunga itu. Padahal, rumahnya berlawanan arah dengan toko yang membawanya kembali ke masa lalu ini.

“Hei, Oh Sehun!” seseorang berseru dari ponselnya. Sehun jadi harus menjauhkan ponsel dari telinganya. “Aku sudah menunggumu di stasiun tapi kenapa kau tidak keluar juga?”

“Loh, aku sudah keluar dari stasiun, Chanyeol.” Sehun berkata kalem. “Kau sudah ada di stasiun?”

“Sudah setengah jam yang lalu!” Chanyeol terdengar kesal. Kemudian, Sehun mendengar lelaki itu mengomel panjang lebar. Sehun ikhlas telinganya panas setelah ini.

Malas, Sehun balik badan. Hendak dia menyusul Chanyeol supaya lelaki itu berhenti mengomel namun tiba-tiba seorang perempuan menubruk bahunya. Sehun sedikit terhuyung, sementara perempuan itu refleks berputar dan untung tidak jatuh. Perempuan itu kelihatan terkejut, terlihat dari caranya memeluk sekotak bunga Krisan yang dibawanya. Sehun mengerjap memperhatikan sosok itu.

"Maaf, aku sedang terburu-buru." Perempuan itu membungkuk sekali, lalu berjalan cepat dengan terburu-buru. Sehun bisa melihat betapa lincahnya perempuan itu ketika melewati orang-orang di trotoar. Tubuhnya kecil. Kakinya yang jenjang menjadi salah satu faktor mengapa perempuan itu bisa terlihat lincah. Sehun terus memperhatikan, merasa tertarik.

Ya, Sehun tertarik. Sebab rambut hitam panjang yang terurai milik perempuan itu membuatnya teringat akan sosok yang menjadi alasan terselubung mengapa ia pulang ke kota ini. Rambut perempuan itu panjang dan kelihatan lembut, berwana hitam dan tebal, dan... ya, intinya indah saja.

Sehun terus memperhatikan perempuan itu, dan melihatnya menghampiri seorang perempuan lain yang  memakai celemek dan melambaikan tangan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun terus memperhatikan perempuan itu, dan melihatnya menghampiri seorang perempuan lain yang  memakai celemek dan melambaikan tangan padanya. Pun, perempuan itu menyerahkan kotak berisi Krisan tadi pada si perempuan kedua. Ketika perempuan pertama menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, Sehun bisa melihat betapa cantiknya profil samping perempuan itu. Hidungnya mancung, pipinya merah, dan bibirnya melengkungkan senyum.

Oh Ya Tuhan...

“Ya! Ya! YA! OH SEHUN!” suara Chanyeol menyadarkan Sehun. Ia tersentak kaget sampai harus melompat karena lelaki berisik itu.

Sialan kau! Kau mendengarku, tidak?”

Ya! Jangan berteriak padaku!” Sehun protes dengan kesal. Ia berbalik badan lagi, lalu segera menyusul Chanyeol karena ia tidak ingin telinganya sakit lagi.

Hanya saja… ia merasa tidak rela. Ketika kepalanya menoleh ke belakang, ia bisa melihat senyum perempuan itu. Ia melihatnya, dan rasanya, seluruh dunia ini sedang menghembuskan bunga sakura kepadanya.
.
.
.
.
Hai! Aku balik dan mungkin akan lama sekali untuk update chapter berikutnya :')

Untuk Tu Me Manques, kalian bisa tetep dapet kabar dari cerita ini di akun ig: sehoooneyy biar nanti kalo kangen sama cerita ini, kalian bisa tetep dapet kabarnya dari akun itu.

Jangan heran kenapa Sehun bisa jatuh cinta cuma karena hal sederhana. Temenku juga ada yg gitu btw. Bahkan, dia jatuh cintanya cuma karena idung cewenya katanya "indah" kan ucul bgt nggasi :(((

See you!

Tu Me Manques [HUNHAN GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang