Dengan membawa penampan berisi pesanannya dan Agnes, Seilla melangkah menuju sebuah meja. Seilla tersenyum riang saat ada kakak kelas cewek yang berjalan berlawanan arah dengannya. Tapi sedetik kemudian mata Seilla tiba-tiba membulat saat bahunya ditabrak hingga terasa basah dan dingin.
"Ups! Sorry," kata kakak kelas yang menabrak dan menumpahkan minuman dingin ke bahu Seilla.
Yang Seilla baca dari nametag di bajunya, kakak kelas perempuan itu bernama Netta Aliska. Wajahnya cantik, bulu matanya lentik sebab memakai maskara, dan lipstik di bibirnya berwarna semerah cabe. Yang satunya lagi bernama Gea, penampilannya tidak jauh berbeda dengan Kak Netta.
"Iya, Kak. Gak pa-pa kok," ucap Seilla tidak ingin mempermasalahkan. Kak Netta juga mungkin tidak sengaja melakukannya.
"Jadi ini yang namanya Seilla, Ta?" tanya Gea remeh, melirik Netta dan dibalas senyum miring oleh gadis itu.
"Apa kabar Seilla?" Gea bertanya pada Seilla dengan tatapan super sinis.
Ditatap mengerikan seperti itu, nyali Seilla jadi menciut. "Ba-baik, Kak."
Dua gadis itu terkekeh. Jawaban gagap Seilla membuat mereka ingin ngakak.
Gue pastiin kabar lo gak bakal baik lagi setelah ini.
"Ngapain lo di sini?" pertanyaan Arland barusan ditunjukkan untuk gadis bernama Gea yang berdiri angkuh di depan Seilla. Arland berganti melirik Netta dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Baju lo kenapa basah gitu, Seill?" Arland lantas bertanya setelah melihat keadaan Seilla.
Masih membawa penampan, Seilla jadi gelisah sendiri di tempat. "Kak Netta tadi ...."
"Tadi gue gak sengaja numpahin minuman ke bahu dia, Land!" Netta langsung menjawab cepat, memotong ucapan terbata Seilla.
"Iya, Kak Arland," jawab Seilla yang membuat Netta menghela lega.
"Arland, gue duluan." Gadis itu lalu pamit dengan senyum manis untuk Arland, Netta enyah bersama sahabatnya.
"Seilla. Bilang ke gue kalo Gea macem-macem ke elo," kata Arland tegas.
Nada bicara Kak Arland seperti memerintah kasar di telinga Seilla. Entah kenapa Seilla jadi kesal. Seilla menatap Kak Arland tak suka.
"Apa sih, Kak? Kak Gea gak macem-macem sama Seilla kok."
Detik berikutnya, Arland menatap Seilla yang mulai menjauh lalu duduk di sebuah kursi bersama Agnes. Arland kemudian berbalik. Berjalan cepat dari sana.
Sekarang Seilla terlihat baik-baik saja, mungkin belum sadar kalau masalah lain akan segera mengintai setelah kejadian ini.
🌿🌿🌿
"Lo sengaja ya?!"
"Sengaja apa sih?" Netta balik bertanya pada seseorang di depannya.
Baru saja dia keluar dari kantin, dirinya dan Gea langsung dihadang dan diberi pertanyaan menggertak seperti itu.
"Lo jangan pura-pura bego!"
"Bego?" ulang Netta melotot. "Lo ngatain gue bego hah?! Berani-beraninya!"
"Cih! Gue cukup tahu kalo lo sengaja numpahin minuman itu ke baju Seilla!"
"Terus apa hubungannya sama lo?!" Gea kini angkat bicara. "Oh, iya. Gue lupa, Seilla 'kan adik lo ya?" sinisnya.
"Waw! Seilla adik lo? Ha ha, pantesan sampe repot-repot ngedamprat kita gini, pake ngatain gue bego lagi, padahal adik lo tuh, yang bego! Ha ha," tawa Netta mengejek.
"BACOT! Awas aja kalo lo sampe ganggu Seilla lagi!" Denada menggertak tajam. Napasnya naik-turun, sedang berusaha menahan emosi sebisa mungkin.
"Double waw! Ketua ekskul tari ngancem kita nih, Ge!"
Mereka tertawa setan.
"Denada, Denada. Sekalipun lo anak presiden, gue gak bakal takut sama lo."
Denada menggeram, mencoba sabar setengah mati. Dia menatap sengit dua manusia yang menurutnya setengah setan itu. Denada lantas pergi setelah mengucapkan kalimat ini,
"Lo berurusan sama gue kalo berani ganggu adik gue lagi!"
"Siapa takut?" Netta dan Gea malah menantang kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Myself (Complete)
Ficção AdolescenteComplete | Part masih lengkap | 📌Follow dulu sebelum baca Cantik, imut, dan manis: orang-orang selalu memujinya seperti itu. Namun, saat masa SMA, Seilla memutuskan untuk terlihat seperti gadis cupu karena kejadian menyakitkan di masa lalu. Seilla...