PART 2b

395 20 0
                                    

🌸🌸🌸

Arland baru saja keluar dari WC siswa yang berada di seberang kelas XI IPA-7. Cowok itu menyisir rambutnya dengan jemari kanan yang basah. Kelakuannya membuat rambut dia tampak keren dengan wajah yang semakin tampan. Arland lantas berjalan menuju kelasnya.

Dari kejauhan, terlihat Seilla sedang melangkah bersama Agnes. Agnes bercerita banyak hal dan Seilla hanya mendengarkan. Bukannya Seilla tidak menghargai Agnes, namun sakit perut Seilla yang sempat lenyap kini meraja lagi.

Seilla memejamkan matanya sejenak. Sumpah! Perutnya terasa jauh lebih sakit! Semakin lama semakin tak keruan. Rasanya luar biasa nyeri. Seperti diremas ribuan paku dan dihantam bongkahan batu.

Seilla mengepalkan tangannya yang memegang buku presensi milik Bu Rindu. Telapak tangan Seilla bahkan sudah berembun. Entah sejak kapan.

"Agnes!" Seilla memanggil.

"Agnes!"

"Agneeeees!" panggil Seilla yang menurutnya sudah sangat kencang. Tapi sahabatnya itu tetap bercerita dan malah terus jalan.

Kenapa Agnes kayak gak dengar teriakan Seilla?

Semakin lama, Seilla semakin tidak kuat. Seilla tak bisa mengimbangi langkah Agnes yang teratur saat langkahnya bahkan harus diseret-seret seperti ini. Ditambah pandangan gadis berkacamata bulat frame hitam itu yang semakin mengabur. Tubuh Seilla lunglai, hingga akhirnya tumbang seketika.

"Seilla!" kaget Agnes, sangat panik saat Seilla tiba-tiba jatuh pingsan di sampingnya. "Seill! Lo kenapa? Seilla bangun!"

Langkah Arland terhenti. Dia mengernyit sambil menolehkan kepalanya. Mencari keributan kecil yang sempat terdengar di luasnya area lapangan SMA Bakti Nusantara. Bersamaan dengan itu, matanya menangkap seorang gadis terbaring lemah di tengah lapangan. Satu gadis lagi sepertinya sedang membangunkan temannya yang pingsan. Tanpa membuang waktu, Arland langsung melesat ke sana secepat yang ia bisa.

Saat ini keadaan lapangan utama sangat sepi. Semua siswa sedang sibuk melakukan pembelajaran di kelas. Tiga kelas yang sekarang jadwalnya olahraga pun sedang berada di lapangan sebelah selatan. Jadi di sini sepi sekali.

"Dia kenapa?" tanya Arland disertai deru napas memburu saat sampai di depan mereka. Tubuhnya merunduk untuk melihat si gadis yang pingsan.

"Hah?! Kak Arland?!" Agnes sangat terkejut saat memandang rupa Arland yang sangat tampan di hadapan matanya, bibirnya bahkan sampai menganga saking takjubnya.

Gila, mimpi apa gue semalam sampe bisa lihat cowok ganteng dalam jarak sedekat ini?

Alis cowok itu menaut.

Agnes langsung mengerjap sadar. "Eh! Di ... dia pingsan, Kak! Gak tahu, tiba-tiba jatuh gitu aja."

Arland berganti menatap cewek yang menurutnya asing tersebut, wajahnya terlihat sangat pucat. "Kita bawa dia ke UKS!" adalah tindakan yang tepat untuk sekarang.

Arland pun langsung meraih tubuh ramping Seilla. Menyelipkan siku kirinya pada leher Seilla dan mengangkat kedua lutut Seilla dari bawah dengan lengan kanannya. Arland segera membawanya ke UKS.

"Andai gue yang berada di posisi lo saat ini, Seill! Anugerah banget!" pekik Agnes histeris.

Sedetik kemudian, ia menggigit bibir bagian bawahnya, dahinya mengerut samar. Agnes sangat senang dan cemas di waktu yang bersamaan. Senang karena bisa bertemu dan sedekat tadi dengan Arland. Dan cemas karena Seilla sekarang pingsan.

"Semoga Seilla gak kenapa-napa, Tuhan," doanya penuh harap. Ia meraih buku presensi yang jatuh tadi lalu berlari menyusul kakak kelasnya.

🌸🌸🌸

Smabanus🏫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Smabanus🏫

Be Myself (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang