Gladis begitu cantik hari ini dengan paduan gaun berbahan satin silk berwarna keemasan dan mengenakan khimar dengan warna yang senada dan di percantik dengan mutiara kecil yang bertengger manis di puncak kepalanya. Begitu sederhana dan terlihat elegan.Semua orang pasti menginginkan sebuah pernikahan. Hanya saja Allah mempertemukan masing-masing jodoh dalam cara dan waktu yang berbeda. Sempat terbesit ingin menikah seperti Gladis. Otakku tiba-tiba memutar memori pertemuan antara aku dan kak Rian. Aku inginkan suami yang sholeh. Bisa menuntunku ke SurgaNya dengan penuh sabar dan kasih sayang.
"Gladis, aku masih gak percaya kalo kamu hari ini akan melepas masa lajangmu. Kamu cantik sekali pagi ini. Semoga kelak keluarga kalian di limpahi oleh kebaikan-kebaikan Allah."
"Huhuhu. Dira..terimakasih do'anya. Aku pun masih gak percaya kalo hari ini aku akan menjadi milik orang lain. Mengemban tanggung jawab yang amat besar menjadi seorang istri."
"Hm..selamat ya Gladis. Tetap semangat dalam setiap prosesnya."
"Iya Ra. Terimakasih. Anak-anak yang lain kemana?"
"Ada tuh diluar lagi berfoto ria."
"Dasar! Mau dimana aja tetep aja narsis ya Ra."Gladis tertawa melihat tingkah Reina dan Aprilia yang sibuk berpose dipinggir pelaminannya.
"Ya begitu deh."aku menggelengkan pelan kepalaku.
"Oh ya Ra..selamat ya sudah jadi hafidzah sekarang. Maa Syaa Allah Ra. Aku yakin suami kamu kelak pasti beruntung punya istri shalihah seperti kamu."
"Terimakasih Dis. Tapi itu terlalu berlebihan deh. Haha. Aku kan punya sejuta kekurangan."
"Tau ah..kamu mah Ra. Gak pernah percaya diri. Kekurangan kamu itu sedikit Ra di bandingkan aku."
"Bisa aja kamu mujinya. Untung aku gak terbang Dis."
"Hahaha."Gladis tertawa, balasnya.
Reina dan Aprilia menyusul masuk ke dalam ruang make up pengantin wanita."Ehh, Dira udah dateng. Selamat ya Ra!"ujar Aprilia sambil mengajakku berjabat tangan.
"Ihhh cantikku yang ngegemesin. Selamat ya Dira!! Kamu hebat!"sahut Reina.
"Terimakasih ya. Ini semua atas do'a kalian juga. Pokoknya saling mendo'akan yang terbaik."
"Siap Ra. Btw wisudanya kapan? Kita di undang gak nih?"ujar Gladis sambil menampakkan senyum miring ke arahku.
"Minggu depan nih. Kalian harus dateng ya. Kalo bisa yang sudah punya suami jangan bawa suami dulu, kasihan jomblo nih kita."ujarku sambil membuat guyonan kecil agar Gladis tidak merasa gugup saat akad nanti.
"Hahaha. Dira bener tuh!"sahut Aprilia.
"Bener-bener! Jangan bawa misua lah, jaga perasaan kami."sahut Reina sambil melirik tajam ke arah Gladis yang ikut tertawa mendengar celotehan kami.
"Iya In syaa Allah jika Allah mengizinkan. Aku mau bersiap dulu ya. Do'akan aku semoga lancar."
"Aamiin.."
"Aamiin."
****
Acara akad nikah sudah selesai. Kini giliranku menuju ke tempat pelaminan untuk mengucapkan selamat pada Gladis."Barakallahulaka Wabaraaka 'Alayka Wajama'a Baynakuma Fii Khair, selamat atas pernikahanmu ya Gladis. Semoga Allah selalu melimpahkan kebaikan dan keberkahan."
"Aamiin..Terimakasih banyak Dira, kamu sudah mendo'akan sekaligus datang kesini sejak akad tadi. Semoga cepet nyusul ya!"
"Aamiin In syaa Allah. Aku sekalian pamit ya. Enak-enak makanannya. Maa Syaa Allah. Hihi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali untuk Pergi...
Teen FictionKetika Nadira jatuh cinta yang pertama kali dalam hidupnya. Membuat begitu banyak cinta yang datang mendekat. Namun sayangnya, dia hanya tertarik pada seorang pria yang tak sengaja Allah pertemukan dalam suatu tempat. Cintanya semakin rumit. Membua...