-Sepuluh

35 11 2
                                    


Saat setoran hafalan juz terakhir, yaitu menghafal juz 26, aku diminta menyetorkannya di hadapan semua pembimbing dan di saksikan oleh santri putri penghafal Al Qur'an. Kevin menunggu di luar kelas. Karena pengantar hanya boleh melihat dari jendela, di khawatirkan akan mengganggu konsentrasi para santri saat menyetor hafalan.

"Nadira Aulia Rahmi. Silahkan maju ke depan."namaku di panggil oleh penguji, yaitu Ustadzah Syifa Khoirunnisa. Aku berharap para malaikat disekelilingku mendo'akan kebaikan untukku. Dan do'a-do'a dari orang tersayang dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wata'ala.

"Jangan gugup Ra. Pasti bisa!!! Bismillah."batinku sambil berjalan maju ke depan.

"Silahkan di bacakan setoran juz terakhir. Juz 26, Qur'an Surah As-Shu'araa yang terdiri dari 227 Ayat. Yuk. Dimulai sekarang."

Aku mulai melafadzkan Ayat demi Ayat didepan Ustadzah Syifa. Benar Ayahku bilang, untuk terus memperbanyak istigfar disetiap apapun yang akan kita hadapi. Sebab sangat membantu dalam mempermudah segala urusan-urusan kita.

Maa Syaa Allah. Mulutku begitu lancar melafadzkan Ayat demi Ayat, suaraku begitu lantang terdengar di hadapan pasang mata yang menjadi saksi hidup setoran hafalanku.
Tak terasa derai air mata menyelimutiku saat setoran. Hatiku begitu terenyuh jika aku benar-benar bisa memberikan syafa'at bagi kedua orang tuaku.

"‎إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانتَصَرُوا مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا ۗ وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنقَلَبٍ يَنقَلِبُونَ [الشعراء : 227]]"air mataku semakin mengalir deras ketika Ayat penutup ku lafadzkan begitu lancar tanpa hambatan. Allah menolongku, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Aku berhenti sejenak. Lalu aku meneruskannya kembali."So..daqallahul..'adzimm.."aku langsung bersujud dan terus menangis tak henti-henti. Puji syukur ku curahkan pada Allah Subhanahu Wata'ala yang telah mengizinkan aku untuk menyelesaikan hafalan 30 juz."Alhamdulillahirobbil 'Alamin. Terimakasih Ya Allah."batinku seakan berteriak menyebut Asmamu.

Ustadzah Syifa mendekatiku dan memintaku untuk duduk tegak kembali. Pengumuman kelulusan akan segera di umumkan olehnya beserta penilaian para pembimbing. Aku mengusap air mataku dengan tisu yang diberikan oleh seorang santri putri yang juga ikut menangis melihatku. Lalu aku menoleh ke arah jendela kelas, Kevin terlihat tersenyum lebar dan mengacungkan jempol ke arahku.

"Baiklah. Nadira, berdasarkan keputusan kami selaku penguji dan pembimbing kamu selama masa hafalan Al Qur'an 30 juz yang kamu telah tuntaskan pada sore hari ini. In Syaa Allah. Kami menyatakan bahwa kamu lulus ujian hafalan 30 juz dan akan di wisuda pada hari Minggu, 18 April 2018 bersama para santri yang juga telah lulus ujian. Sekali lagi, kami ucapkan selamat kepada Nadira. Semoga selepas dari sini. Hafalanmu tetap terjaga dengan sangat baik. Dan bisa menjadi bekal dunia dan akhiratmu. Selamat ya Nadira."ujar Ustadzah Syifa. Beliau memintaku untuk mendekatinya dan memelukku erat atas keberhasilanku. Aku kembali meneteskan air mata, terharu, bahagia, dan tak pernah bisa di ungkapkan dengan kata-kata."Terimakasih Ustadzah. Semoga Allah memberkahi kamu dan seluruh keluargamu."ujarku yang masih dalam pelukannya.

"Sama-sama sayang. Kamu boleh bersalaman dengan seluruh pembimbing dan santriwati yang hadir di ruangan ini. Silahkan."beliau melepaskan pelukannya. Aku berdiri dan berjalan menyalami para pembimbing dan santriwati satu per satu.

Setelah itu, aku keluar menemui Kevin. Aku memegang erat tangannya sambil menatap penuh haru."Kevin, aku LULUS!!!"

"Selamat mbakkk!! Aku seneng banget. Alhamdulillah. Hati aku ikut bergetar saat mbak Dira melafadzkan Ayat terakhir."Kevin mendecak ludah."Mbak Diraaaa!!! Aku bahagia. Kamu hebat mbak, kamu hebat. Aku bangga banget!"

Kembali untuk Pergi...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang