-Tiga Puluh

12 0 0
                                        

Di ufuk timur mentari kini sudah mulai menampakan diri. Itu terlihat kala cakrawala yang berubah warna. Warna dengan hamparan merah ke kuninagan yang merona. Dengan begitu bisa di pastikan bahwa malam sudah berakhir berganti dengan indahnya mentari di pagi hari yang memulai mamancarkan sinarnya dari ufuk timur negeri. Do'aku di pagi hari ini..Ya Allah semoga kelak ketika aku menjalani hari ini selalu di berikan kelancaran.

"Mas..ini teh manisnya."ujarku lembut sambil membawakan teh manis hangat untuk suamiku.

"Makasih, dek."mas Khurnia langsung menyeruput teh manis buatanku.

"......."aku terdiam sambil menampakkan wajah bingung.

"Kamu kenapa?"

"Kok panggil 'dek'?"

"Nama panggilan dari aku untukmu."ujarnya sambil tersenyum.

"Ohh gitu hehe. Mas, kita berangkat jam berapa?"

"Hm..tadi jam 02.00 pagi aku ditelpon sama komandanku di Bandung. Hari Selasa aku diminta untuk tetap masuk. Sepertinya kita batal berangkat, dek."

"Iya gak apa-apa."

"Ayah, Ibu sama Kevin mau berangkat pagi ini ke Bandung. Soalnya hari Senin Ayah udah masuk seperti biasa."

"Pagi ini? Sekarang dong?"

"Iya mas. Ayuk keluar dulu."

"Yuk."mas Khurnia meraih tanganku dan menggandengnya hingga ke ruang tamu. Aku masih merasa merinding setiap kali sentuhan yang diberikan olehnya. Semoga setiap hal yang dia lakukan bisa menumbuhkan rasa cintaku padanya.

"Hey, Vinnn."sapa mas Khurnia.

"Iya, mas. Katanya mau pergi ke Jogja? Kapan tuh berangkatnya?"

"Emm...."baru saja mas Khurnia ingin menjawab, Ayah dan Ibu datang menghampiri kami semua.

"Mas Khurnia jam berapa ke Jogja?"

"Gak jadi, Pak. Saya dapet telpon dari Pak Robbi kalo saya harus masuk hari Selasa. Yahh..ditunda dulu liburannya."

"Hmm..yasudah ndak papa lah. Nanti juga ada waktunya. Ngomong-ngomong mas Khurnia panggil saya Ayah saja, mas. Jangan seperti di kantor."ujar Ayah sambil tertawa.

"Hehehe. Siap..siap. Saya panggil Ayah mulai sekarang."

"Alhamdulillah. Kalo gitu kalian pulang besok saja. Masih capek kan? Saya, Ibu, dan Kevin duluan ke Bandung."

"Iya, Yah. Besok kami menyusul."

"Ayah..Dira ditinggal berdua sama mas Khurnia?"

"Loh iya? Memangnya kenapa?"

"Mbak Dira kan sudah menjadi istrinya. Tenang aja sayang. Ya kan mas Khurnia?"sahut Ibu.

"Dek...kan kamu sama aku. Tenang aku jaga 24 jam."ujarnya sambil tersenyum tipis.

"Hehe. Iya mas. Maaf..."

"Mbak Dira suka lupa yah! Haha."seru Ayah.

"Maaf Ayah..."aku tersenyum malu. Aku masih merasa takut jika berduaan dengan orang lain. Dan terkadang masih merasa dia adalah orang asing yang masuk ke dalam kehidupanku.

"Yasudah Ayah dan Ibu berangkat ya, mbak, mas. Besok kalian menyusul."

"Iya, Ayah. Siap!"

"Gak usah antar sampai pintu depan. Cukup disini aja. Kami pamit yah. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Hati-hati, Bu."

"Iya nak."

Kembali untuk Pergi...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang