Tak terasa, setelah dua bulan berkelut dengan laptop dan kertas, akhirnya tugas akhirku seluruhnya di acc oleh dosen pembimbing. Begitupun dengan Reina, Gladis, dan Aprilia yang juga masing-masing sudah di acc oleh masing-masing dosen pembimbing."Mana Aprilia? Kok belum keliatan sih? Kan udah janjian disini."
"Sabar Rein. Tuh dia!!"tak lama, Aprilia keluar dari kelasnya.
"Aprillll..sini..sini.."Reina melambaikan tangannya.
"Pril, gimana? Kamu di acc kan?"tampak murung wajah Aprilia, membuat kami cemas akan hasil yang dia dapatkan.
"Emm..."kami menatapnya penuh kekhawatiran.
"Gimana April?"tanya Reina dengan tegas.
"Aku di acc!!!!"wajahnya berubah penuh ceria. Dia sengaja mengerjai kami agar merasa cemas. Dan pada akhirnya Allah mengizinkan kami semua untuk lulus melewati tahap pertama.
"Alhamdulillah!!!"ujarku penuh haru.
"Alhamdulillah, nanti siang kita tinggal tunggu pengumuman tanggal sidang."
"Alhamdulillah kita semua bisa sidang bareng."Reina merangkul kami. Dan tak terasa air mata jatuh membasahi pipi. Luar biasa pertemanan kami yang penuh lika liku sepanjang berkuliah disini, sampai akhirnya sebentar lagi kami akan berpisah.
****
"Rein...gimana? Tanggal sidang kita sama semua kan?"Reina mewakili kami untuk melihat tanggal sidang di mading.
"Semua sama, kecuali kamu Ra. Kamu lebih awal dibandingkan kita."
"Loh kok bisa?"
"Bohong deh!!! Kita semua bareng kok. Maaf ya Ra, bikin kamu panik."
"Hisssh. Dasar. Aku udah deg-degan tau."
"Hemm..Apalagi kalo di deket kak Rian ya?"sambar Aprilia.
"Sudahlah. Jangan di bicarakan lagi. Kita sedang menikmati masa-masa indah. Akhir perjalanan kita."
"Huhu...iya nih Dira benar. Aku jadi sedih."ujar Gladis sambil menyandar di bahu kananku.
"Semoga kalian sukses di tempat yang sudah Allah tentukan untuk kalian. Dan jangan lupa sama kita-kita."tambah Aprilia.
"In syaa Allah. Kalian hari ini ada acara gak? Reina? Aprilia? Gladis?"
"Aku gak ada kok Ra. Gak tau kalo Gladis dan Aprilia?"
"Aku gak ada acar apa-apa. Alhamdulillah free sudah keluar dari kandang. Haha."
"Kalo kamu Gladis?"
"Gak ada sih. Emangnya mau kemana?"
"Aku mau ngajak kalian nginep dirumahku. Kita syukuran kecil-kecilan. Sedekah di Rumah Singgah dekat rumah aku, barangkali sidang kita dipermudah oleh Allah. Sekalian kita makan-makan gitu. Mau gak?"
"Setuju! Aku mau. Mau banget tau rumah Dira. Biar kalo kondangan gampang nyarinya."
"Iiiiih Aprilia. Kenapa sih ke arah sana terus. Jodohku aja belum kelihatan."
"Hmm..aku sih mau banget. Enak loh dirumah Dira, Ibunya baik. Terus adiknya ganteng tauuu. Siapa tau aja ada yang berjodoh. EH."
"Hahahaha."kami semua ikut tertawa."Terus kalo kamu gimana?"
"Aku harus izin sama suamiku Ra. Coba aku telpon dulu yah."
"Oke Gladis."
Sembari menunggu Gladis menelpon suaminya. Kami bercengkrama membicarakan tentang masa depan. Entah jadi apapun nantinya kita dimasa depan. Yang pasti kita inginkan menjadi orang yang sukses dunia dan juga akhirat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali untuk Pergi...
Teen FictionKetika Nadira jatuh cinta yang pertama kali dalam hidupnya. Membuat begitu banyak cinta yang datang mendekat. Namun sayangnya, dia hanya tertarik pada seorang pria yang tak sengaja Allah pertemukan dalam suatu tempat. Cintanya semakin rumit. Membua...