Kriet...
Terdengar suara gerbang yang terbuka, lalu kemudian sosok Shavira muncul. Ia lantas memasuki gerbang setelah menutupnya. Berjalan dengan mengendap-ngendap seperti seekor tikus yang takut di terkam seekor kucing. Sementara otaknya terus bekerja, mencari-cari alasan agar bisa lolos dari amukan sang ibu.
Shavira terus berjalan dengan pelan, hingga langkahnya terhenti ketika melihat mobil berwarna silver yang nampak asing baginya berada di halaman rumahnya. Dahinya berkerut menebak-nebak siapa pemilik mobil tersebut, tak lama matanya melebar melihat plat mobil itu.
K A S L A V O .
Iya, itu mobil yang beberapa jam lalu mencipratkan air padanya hingga basah kuyup.
"Vira! Kau sedang apa?" Sosok Emilly muncul dari belakang.
Shavira tidak menjawab, ia hanya meminta Emilly diam dan jangan berisik.
"Jangan aneh-aneh ya, itu mobil temannya kak Jamie" papar Emilly. Tapi Shavira sama sekali tidak mengubrisnya, ia sedang sibuk melakukan sesuatu pada mobil itu.
"Astaga Shavira! Kau akan mendapat masalah nanti!"keluh Emilly, ketika mendapati Shavira yang tersenyum lebar setelah berhasil membuat kedua ban mobil milik teman Jamie itu kempes.
Astaga!
Emilly benar-benar pusing dengan tingkah si bungsu yang slalu saja seenaknya tanpa memikirkan resikonya.
"Kau benar-benar akan mendapat masalah..." ujar Emilly untuk kesekian kalinya.
Shavira lantas merangkul bahu sang kakak sembari memberikan cengiran tanpa dosa.
Ya Tuhan!
"Kak Jamie tidak akan marah jika kak Emilly tidak memberitahu ini padanya.."
"Terserah, aku tidak mau ikut campur. Awas saja jika nanti Kak Jamie marah padamu, aku tidak akan mau membelamu!" Lalu Emilly melepas rangkulan si bungsu, dan meninggalkan si bungsu begitusaja.
Shavira merengut mendengar penuturan kakaknya. Shavira melirik mobil itu sekali lagi, sebelum akhirnya berlari menyusul Kakak nomor 2 nya itu.
"KAK EMILLY TUNGGU!"
*********
"Hujanan lagi?" Tanya sang ibu, yang sedang berkacak pinggang menatap Shavira yang hanya memberikan cengiran lebar padanya.
"Kenapa anak ibu ini sangat suka sekali bermain hujan heum?"
Shavira tertawa keras ketika sang ibu memberikan gelitikan sebagai hukumannya yang sering sekali pulang dengan keadaan basah kuyup.
"Ha ha ha, ibu ampuun. Iya Shavira minta maaf" ucapnya yang masih di selingi suara tawa.
Sang ibu tersenyum lalu mengusap pucuk kepala puteri bungsunya tersebut.
"Ayo cepat mandi, setelah itu kita makan ya"
Shavira mengecup pipi kiri sang ibu, sebelum akhirnya ia bergegas ke kamarnya dan melakukan apa yang di perintah oleh ibunya barusan.
Sedang sang ibu terkekeh kecil menatap punggung Shavira yang mulai menghilang dari pandangannya. Shavira sosok anak yang sangat manja dan sedikit usil, berbeda dengan kedua kakaknya yang sedari kecil sudah memiliki sikap yang dewasa dan mandiri. Shavira sangat dekat dengan sosok sang ayah, lebih dekat melebihi kedua kakaknya.
Ia masih ingat ketika Shavira kecil sering kali mengatakan bahwa ia akan menjadi seorang photographer hebat seperti ayahnya. Ia slalu membawa kamera peninggalan ayahnya kemana-mana hingga sekarang.
"Shavira sudah sampai bu?" Tanya Jamie yang barusaja muncul dari arah kamarnya.
"Sudah, adikmu pasti sedang mandi sekarang"
Barusaja Jamie dan sang ibu ingin beranjak menuju ruang makan, suara teriakan keras terdengar dan keduanya saling berpandangan satu sama lain.
"AAAAAAAAAAAAAAAA!"
"DASAR MESUM. PERGI SANA, PERGII!"
Itu suara Shavira, dan keduanya segera berlari menuju lantai atas. Tepatnya kamar Shavira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Possessive With Me [Completed✔]
RomanceShavira Greyson, wanita ceria dan memiliki sifat mudah beradaptasi. Tiba-tiba terjebak ke dalam kehidupan seorang Bryan Kaslavo. Pria angkuh yang tiba-tiba muncul dan membawanya terjebak lebih dalam ke kehidupannya yang rumit dan gelap. Memasuki keh...