22. What Happend To You, Darling...

28.2K 1.1K 21
                                    

Seharusnya hari ini Shavira merasa senang, karena sebentar lagi akan bertemu dengan pria pujaan hatinya yang sangat ia rindukan, seharusnya Shavira bersemangat sekali untuk pergi ke bandara menjemput pria itu. Namun selama di perjalanan gadis itu hanya diam, sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Ada apa? Apa ada masalah?"tanya Ronald. Iya pagi tadi Shavira meminta Ronald untuk mengantarnya ke bandara mengingat Jamie dan Emilly sedang sangat sibuk, dan kebetulan Ronald pun tidak keberatan.

"Tidak ada!"serunya.

Ronald hanya tersenyum kecil, ia tahu jelas ada yang salah di sini. Ronald tidak bodoh, ia tahu jika telah ada sesuatu yang mengusik pikirannya, entah itu soal Bryan atau bukan, ia tidak tahu, dan gadis itu juga tidak akan memberitahukannya, jadi yang perlu ia lakukan adalah, berhenti bertanya.

Sama seperti Ronald yang sibuk dengan pikirannya, Shavira mencengkeram tali tas slempang miliknya, menebak-nebak bagaimana ekspresi Bryan saat mereka bertemu nanti, apakah pria itu kembali menjadi sosoknya yang semula, atau sosoknya yang semalam?

Entahlah, Shavira kembali menghela napas, ia berharap akan bertemu dengan sosok Bryan yang semula, bukan dengan sosok Bryan yang lain. Lagipula Shavira sedang tidak ingin memikirkan apa pun yang hanya membuat perasaannya sakit.

"Bryan sudah mendarat..."ucap Ronald.m yang berhasil membuat pikiran Shavira teralihkan.

Gadis itu menatap wajah Ronald yang serius menyetir, "Benarkah?"tanya Shavira, yang kini gantian Ronald yang melirik ke arahnya. Untung saja saat ini lampu lalu lintas sedang berada pada warna merah, setidaknya mereka memiliki waktu beberapa menit untuk berbicara.

"Kau tidak senang?"tebaknya, Ronald jelas mendengar gadis itu bertanya dengan nada malas, dan wajah super datar.

"Aku senang."hanya itu percakapan yang terjadi di antara mereka, selebihnya setelah lampu lalu lintas kembali hijau, semuanya hanya saling diam.

****


P

ria itu nampak sedang menunggu, berkali-kali menatap ponselnya yang menampilkan sosok gadis cantik sebagai Walpaper ponselnya, dirinya merasa bingung, apa yang harus ia lakukan jika mereka bertemu? Apa yang akan mereka bicarakan jika bertemu? Rindukah? Atau kata I Love You?

Bryan tidak tahu.

Tidak tahu harus bersikap macam apa kepada Shavira nantinya...

Hingga kemudian ia menoleh ketika sebuah suara memanggil namanya, di sana ada Ronald yang melambaikan tangan kepadanya, dan Shavira yang berjalan di belakang Ronald. Bryan tersenyum lega mendapati jika Shavira baik-baik saja.

"Welcome back brother!"ucap Ronald sembari memeluk Bryan. Bryan membalas pelukan Ronald, kemudian tersenyum kecil kepada Shavira, yang juga di balas dengan senyuman kecil dari gadis itu.

"Kalian bisa pulang membawa mobilku, aku akan pulang naik taxy."ucap Ronald sembari menyerahkan kunci mobil miliknya kepada Bryan.

Kemudian pria itu berbalik ke arah Shavira, "Kau bisa meneleponku jika ada apa-apa!"ucapnya yang di balas senyuman kecil oleh Shavira.

Lalu setelah kepergian Ronald, semuanya terasa sangat canggung, Shavira melangkah ke arah Bryan, hendak memeluk pria yang telah sangat ia rindukan, namun pria itu menghindar. Membuat Shavira tersenyum masam, dan mati-matian menahan rasa sesak di hatinya.

Shavira tersentak, ketika Bryan menyentuh tangannya, "Ayo makan, aku sudah sangat lapar!"ajaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shavira tersentak, ketika Bryan menyentuh tangannya, "Ayo makan, aku sudah sangat lapar!"ajaknya.

Shavira hanya mengangguk kaku, kemudian membiarkan pria itu menarik tangannya seperti pria itu menarik kopernya, tidak ada pelukan mesra, tidak ada gandengan tangan mesra seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

Shavira memejamkan matanya, membiarkan butiran bening itu meluncur bebas dari pelupuk matanya. Apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Bryan? Mengapa ia berubah? Jujur, Shavira lebih suka Bryan bersikap posesif seperti kemarin-kemarin, ketimbang Bryan yang seperti ini.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk mereka menemukan tempat makan cepat saji, untuk menghilangkan lapar di perut Bryan.

"Kau tidak ingin duduk?"tanya Bryan.

Shavira kembali tersenyum kecil, dan lagi-lagi hatinya merasakan sesak yang luar biasa. Bukan ini yang biasa Bryan lakukan, Bryan tidak pernah berkata seperti itu. Melainkan Bryan akan langsung menarikkan sebuah kursi untuknya dan bersikap manis dengan memanjakannya.

Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu sayang? Kenpa semuanya berbeda, dan makan siang ini---benar-benar terasa sangat canggung?

Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu sayang? Kenpa semuanya berbeda, dan makan siang ini---benar-benar terasa sangat canggung?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Possessive With Me [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang