"Apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan?"ucap Shavira, yang berhasil membuat kening Bryan berkerut.
Bryan tahu, ia membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk dapat menaklukkan Shavira sepenuhnya, setelah ia mengejutkan gadis itu, gadis itu langsung mengajaknya pulang dengan mobilnya dan mulai menginterogasi Bryan.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena bekal makan siang yang kau buatkan untukku!"sahut Bryan.
Shavira berdecih, jelas sekali jika gadis itu tidak memercayai ucapan Bryan barusan.
"Kau bisa meneleponku bodoh!"desis Shavira. "Tanpa harus mempermalukan ku, dengan datang ke kampus dan membawa boneka beruang konyol itu!"
Bryan hanya mengangkat bahunya acuh, kembali fokus menyetir. Ia harus lebih banyak bersabar menghadapi gadis itu.
Boneka beruang besar masih setia duduk di kursi belakang, tidak terusik dengan perdebatan mereka berdua, seketika Bryan ingin menjadi boneka itu, diam tapi banyak di gemari.
"Aku tidak suka dengan caramu!"
Bryan terdiam, menggerutu dalam hati, 'kenapa Shavira masih terus membahas soal itu? '
"Kenapa?"tanya Bryan.
"Itu terlalu kekanak-kanakan! Dan aku tidak suka!"ketus Shavira.
Bryan menghela nafas, dan menghembuskannya. Memberhentikan mobil di parkiran sebuah cafe yang tak jauh dari kediaman Shavira.
"Lalu apa yang kau inginkan?"tanya Bryan yang kini sudah menatap ke kedalaman mata milik Shavira.
"Kau ingin aku menjauhimu, begitu?"cecar Bryan. "Lalu melupakan jika kita pernah bertemu sebelumnya?"tambah Bryan lagi.
Shavira tidak menjawab, entah kenapa lidahnya terasa sangat kelu, bukan, bukan itu yang ia mau.
Entah kenapa perasaannya menjadi takut, takut jika Bryan menyerah dan melakukan hal yang ia sebutkan tadi. Shavira tidak tahu bagaimana caranya ia menjadi perempuan baik yang tidak memgedepankan ego dan gengsinya, Shavira jelas sangat menyukai apa yang pria itu lakukan untuknya, menyukai setiap kali pria itu menggodanya, dan juga menyukai boneka beruang besar yang berada di kursi penumpang.
Shavira bukan tidak suka, ia hanya tidak pandai menyampaikan perasaan itu.
Iya, hanya itu.
"Bryan..."lirihnya, akhirnya suaranya telah kembali.
"Tolong jangan seperti ini, kita butuh bicara!"tambahnya kepada Bryan yang kini sudah bergerak membuka pintu mobil milik Shavira.
"Apalagi yang kau ingikan? Ku mohon Shavira, jangan membuatku bingung..."ucap Bryan sembari menatap wajah Shavira yang terlihat sedih.
Pria itu masih membiarkan pintu mobilnya terbuka, sedangkan tubuh pria itu masih berada di dalam mobil Shavira.
"Aku bukan seorang cenayang, yang bisa mengerti keinginanmu tanpa perlu kau mengatakannya. Aku ada meeting penting. Jadu maaf, aku harus pergi!"ucap Bryan yang mendapati gelengan keras dari Shavira.
"Tidak Bryan, kita perlu bicara---"
"Jaga dirimu, aku harus segera pergi!"
Dan BLAM!
Bryan telah pergi dan menutup pintu mobilnya dengan keras, membuat perasaan Shavira terguncang di dalam sana, lalu deraian air mata telah meluncur dengan bebas di wajahnya di iringi dengan isakan-isakan kecil dari bibirnya.
Ia telah kehilangan Bryan...
Akankah setelah ini Bryan melupakannya, dan melupakan semuanya?
Tidak! Ia tidak akan sanggup jika Bryan melakukan itu semua kepadanya.
Ia tidak akan bisa.
Tanpa membuang banyak waktu lagi, Shavira segera keluar dari mobilnya, mempercayakan mobilnya kepada si beruang besar, ia berlari, berharap sosok Bryan belum pergi dari sana.
Shavira mulai bertanya kepada orang-orang apakah mereka melihat Bryan, semuanya mengatakan jika pria itu sudah menaiki taxy barusan.
Tidak! Ia tidak ingin kehilangan Bryan. Ia tidak mau!
Shavira tidak peduli jika saat ini dirinya telah menjadi tontonan banyak orang, gadis itu tanpa sadar telah duduk di trotoar jalan sembari menutup wajahnya yang terus berderai air mata.
Ia bodoh! Benar-benar sangat bodoh!
Seandainya ia tidak bertingak sok cantik barusan kepada pria itu.m maka mungkin Bryan tidak akan meninggalkannya.
"Aku mencintaimu Bryan..."ucapnya di sela-sela isakannya.
Ia sangat mencintai Bryan, sebesar apa pun yang ada di dunia ini.
"Jangan pergi... Aku mencintaimu...Aku mencintaimu..."isaknya lagi.
"Say again..."
"Aku mencintaimu Bryan... Aku mencintaim--BRYAN!"pekiknya ketika ia sadar jika barusan adalah suara milik pria yang sudah berjongkok di hadapannya.
"Say Again..."
"Bryan kenapa ka--"
"Please say again Shavira.."ucap pria itu.
Shavira menghapus air matanya, kemudian rona merah muncul di kedua pipinya ketika ia berbisik ke telinga Bryan, "I Love You, I really really love you Bryan..."
Dan sebuah senyum lebar terbit di wajah cerah Bryan, pria itu langsung memeluk tubuh gadis yang sudah sangat malu karena ucapannya barusan.
Perfect! Ternyata ia tidak mencintai sendirian, "I love you too, as much as anything in this world, I really love you too, Shavira Greyson..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Possessive With Me [Completed✔]
RomanceShavira Greyson, wanita ceria dan memiliki sifat mudah beradaptasi. Tiba-tiba terjebak ke dalam kehidupan seorang Bryan Kaslavo. Pria angkuh yang tiba-tiba muncul dan membawanya terjebak lebih dalam ke kehidupannya yang rumit dan gelap. Memasuki keh...