Shamanta, Shamanta, Shamanta...
Shavira terus menggumamkan nama itu berulang kali, seolah mencari tahu ada hubungan apa Bryan dengan orang tersebut, Shavira mendesah kesal menyadari kebodohannya yang duduk berjam-jam di teras rumah dan memikirkan Bryan yang jelas bukanlah siapa-siapa baginya.
Andaikan semua semudah itu...
Shavira memang langsung pergi setelah melihat adegan kampungan yang terjadi diantara Bryan dan wanita bernama Shamanta itu, entahlah Shavira rasanya ingin melempar kedua pasangan itu dengan flatshoes miliknya. Shavira hanya kesal ketika Bryan memilih mengabaikannya dan melupakan kehadirannya setelah sosok Shamanta muncul mengobrak-abrik perasaannya yang tidak jelas ini.
Shavira bahkan tidak pernah tahu bagaimana rasanya jatuh cinta, yang ia tahu hanya jantungnya akan merasa berdebar jika dekat dengan Bryan, dan kata Arvella itu berarti dirinya telah jatuh cinta. Shavira memang tidak pernah menjalani hubungan dengan pria manapun, ia tidak ingin dirinya terbuai oleh perasaan cinta seperti Arvella yang rela menahan ribuan rasa sakit demi mencintai sosok Gallen.
Shavira tidak mau nanti dirinya menjadi lemah karena cinta, namun belakangan ini ia begitu sangat mendamba, merindukan sosok Bryan jika sehari saja tidak berjumpa, jika sedetik saja pria itu tidak mengganggunya, dirinya juga kesal, marah dan iri melihat Bryan berpelukan mesra dengan wanita lain macam Shamanta.
Dan Shavira sadar, ia benar-benar telah jatuh cinta kepada Bryan Kaslavo, pria yang mati-matian ia benci sebelumnya, pria yang telah memorak-porandakan hati dan perasaannya. Shavira mencintai Bryan.
Shavira tersentak ketika merasakan sensasi dingin yang menjalar di sisi wajahnya, lalu tak lama ia menemukan sosok Emilly yang terbahak melihat keterkejutan dirinya.
“Belakangan ini kau sering melamun, ada apa?”tanya Emilly setelah tawanya reda.
Shavira hanya mendelik, “Siapa yang melamun? Aku bukan kak Emilly yang menangis seharian setelah putus cinta!”ketus Shavira yang mendapati pukulan keras di bahunya.
Kini gantian Shavira yang terbahak, lalu susana di antara mereka mendadak sunyi. Hanya ada suara angin dan detak jam yang terdengar.
“Kak Emilly, bagaimana rasanya jatuh cinta?”sahut Shavira.
“Aku tidak tahu. Seharusnya kau bertanya kepada Arvella, dia tahu bagaimana rasanya jatuh cinta!”jawab Emilly.
“Ck, aku tidak mau ikut-ikutan bodoh seperti anak itu. Yang sudah terbodohi oleh virus cinta!"ketus Shavira.
Emilly memganggukkan kepalanya, "Jadi, siapa pria yang telah membuat adikku ini jatuh cinta heum?"goda Emilly.
"Tidak tahu!"decak Shavira.
"Tidak tahu katamu! Kau---"
"Emilly, kau sibuk hari ini?"tanya Jamie yang tiba-tiba muncul di daun pintu.
Shavira yang semula duduk bersama Emilly, segera berlari memeluk tubuh Jamie dengan erat, yang di balas kekehan kecil dari Jamie.
"Aku tidak sibuk, ada apa kak?"tanya Emilly.
"Kau bisa menjaga rumah sebentar?"tanya Jamie.
"Memang kakak akan kemana?"kali ini Shavira yang bertanya.
Jamie terkekeh, "Menemui teman lama, kau mau ikut?"ajak Jamie.
Shavira mengangguk, karena jika ia berada di rumah bersama Emilly, yang ada mereka berdua akan saling bertengkar dan mengejek, lalu rumah akan menjadi berantakan.
"Ayo kalau begitu!"tukas Jamie.
Shavira hanya tersenyum mengejek kepada Emilly yang membalasnya dengan tatapan tajam.
*****
What the hell?
Shavira nyaris mengumpat, apa-apaan ini? Kenapa ia melihat Shamanta dan Bryan disini? Dan kakaknya yang juga bergabung di meja mereka.
"Kemari Shavira!"ujar Jamie kepada Shavira yang masih berdiri mematung di sampingnya.
"Shamanta, perkenalkan ini Shavira Adikku..."
"Hallo Shavira!"ujar Shamanta dengan wajah cerahnya.
Shavira hanya mengangguk dan menuruti perintah Jamie untuk duduk dan bergabung bersama mereka.
"Ini teman lama yang ku bilang barusan..."jelas Jamie.
APA?
Are you kidding me kak? Oh gosh! Kenapa dari sekian banyak wanita di dunia ini, kakaknya itu malah berteman dengan Shamanta?
"Kau nampak kesal? Ada apa?"tanya Shamanta.
Shavira hanya menggelengkan kepalanya. Ingin sekali rasanya ia pergi dari sini sekarang juga.
Sialan!
Setelah kejadian dimana Shamanta memeluk Bryan, dan Bryan memeluk Shamanta penuh kasih bak sepasang kekasih yang sedang di landa kerinduan itu Shavira mendadak benci kepada sosok itu.
Apalagi Bryan, rasanya Shavira ingin mencungkil bola matanya saja, kenapa suasananya mendadak seperti ini? Mendadak hening seolah kehadiran dirinya disini memang sangat mengganggu!
"Bryan, kau ingin brownies tiramissu?"tawar Shamanta.
Astaga. Lihatlah mereka sedang bermesraan seolah dirinya dan Jamie bukanlah manusia.
Shavira mendengus, memperhatikan Bryan dan menunggu respon dari pria itu. Pria itu pasti akan menolak, mengingat jika dirinya tidak suka dengan Brownies Tiramissu tersebut.
"Boleh, lagi pula aku menyukainya.."
Wait---apa katanya? Dia menyukai brownies tiramissu? Sejak kapan?
"Kau ingin makan apa Shavira?"tanya Jamie.
"Makan hati!"sarkasnya. Yang membuat Shamanta dan Jamie tertawa, namun tidak dengan Bryan pria itu masih saja enggan menatap kepadanya, atau memang pria itu sudah tidak peduli lagi padanya.
"Jangan konyol, ini cafe. Tidak ada makanan seperti itu Sayang..."sahut Jamie.
Masa bodoh!
"Atau kau ingin brownies tiramissu juga?"tawar Shamanta.
"Aku benci brownies tiramissu!"ketusnya. Dan sesaat setelah mengatakan itu, Shavira berhasil membuat Bryan menoleh dan menatap dirinya.
Bryan berdehem, menjauhkan piring Shamanta yang berisi brownies tiramissu itu darinya.
"Eh? Kenapa di jauhkan? Makan saja..."titah Shamanta.
Oh, c'mon... Shavira sudah benar-benar muak sekarang!
Well...dan keberuntungan memang sedang berpihak kepadanya, Shavira melambaikan tangannya "GALLEN! AKU DISINI!"teriaknya.
Yups benar, Gallen secara kebetulan baru saja datang memasuki cafe, dan ini lebih baik ketimbang harus menonton drama india murahan di hadapannya.
Tanpa mengatakan apapun, Shavira mengecup pipi kiri Jamie dan berlari menghampiri Gallen yang menatapnya dengan bingung.
Dan itu semua tidak luput dari perhatian Bryan.
![](https://img.wattpad.com/cover/141309314-288-k703858.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Possessive With Me [Completed✔]
RomanceShavira Greyson, wanita ceria dan memiliki sifat mudah beradaptasi. Tiba-tiba terjebak ke dalam kehidupan seorang Bryan Kaslavo. Pria angkuh yang tiba-tiba muncul dan membawanya terjebak lebih dalam ke kehidupannya yang rumit dan gelap. Memasuki keh...