Penjelasan, jika dulu Shavira menginginkan itu, maka sekarang ia tidak membutuhkan penjelasan apapun dari Bryan. Bolehkah Shavira mengatakan jika dirinya sudah lelah? Bolehkah Shavira mengatakan jika ia menyerah?
Apa boleh?
"Kakak ingin bicara denganmu..."
Shavira menoleh kepada sosok Jamie yang berdiri menjulang di hadapannya yang sedang duduk di ruang tunggu, sedangkan Shamanta pergi bersama Emilly ke rumah mengambil pakaian mereka.
Sedangkan dokter sama sekali belum keluar dari ruangan ibu mereka, "Apa kak?"tanya Shavira dengan lemah, seolah semua tenaganya sudah habis menangisi keadaan Rossaline yang masih berada di ruang UGD.
"Kau tahu jika Bryan---"
"Aku tahu, aku berhasil memergokinya sedang berduaan dengan Miyuki di apartementnya, awalnya aku mengira jika ia adalah teman Shamanta..."jelasnya.
"Bagaimana jika kakak mengatakan bahwa, Mommy masuk UGD karena--"
"Aku tahu, Shamanta sudah menjelaskannya..."lirihnya kali ini butiran bening itu telah mengalir lepas dari kedua kelopak matanya.
"Lalu apa yang ingin kakak bicarakan? Kakak ingin aku memutuskan hubungan dengan Bryan? Atau melupakan pria yang telah menyakitiku dan membuat mommy masuk UGD?"sambungnya lagi.
Jamie mengepalkan kedua telapak tangannya, ia tidak pernah suka melihat kedua adik perempuannya menangis di hadapannya.
"Jika menurut kakak itu adalah hal yang terbaik, aku akan melakukannya..."ucapnya sembari menatap Jamie dengan pasrah.
Ia pasrah jika harus kehilangan pria itu, asalkan sang ibu baik-baik saja, dan sehat seperti semula.
Lalu keduanya menoleh mendapati dokter baru saja keluar dari ruangan Rossaline, Jamie langsung menghampirinya, dan mencengkeram jas putih yang di kenakan pria itu.
"Katakan jika semuanya baik-baik saja!"Teriaknya, demi tuhan tolong jangan katakan hal buruk mengenai ibunya, karena ia tidak akan pernah sanggup mendengarnya.
Melihat gelengan kepala dari dokter tersebut, tubuh Jamie terasa lemas, "TIdak, kalian pasti bercanda! Mommy baik-baik saja kan? Iyakan?"ucap Jamie lagi.
"Maafkan kami, kami sudah melakukan yang terbaik, tapi takdir berkata lain..."
Bukan hanya Jamie yang terluka dan terpukul disini, Shavira juga sama, bahkan gadis itu langsung menerobos masuk ke dalam ruangan di mana ibunya berbaring, tidak menghiraukan kakaknya yang menangis tersedu di depan pintu.
Gadis itu langsung menghampiri Rossaline, berbicara kepada Rossaline seolah Rossaline masih hidup, gadis itu terus meraung-raung dan menyangkal mati-matian jika Rossaline belum meninggal, namun semuanya nihil, Rossaline tetap memejamkan matanya, tubuhnya kaku dan begitu dingin.
"Tidak! Mommy tidak boleh meninggalkan Shavira! Mommy tidak boleh pergi meninggalkan kami..."isaknya. "Mommy ingat, mommy berjanji akan sembuhkan? Lalu kita akan berlibur bersama ke paris, tempat dimana pertama kali mommy bertemu daddy? Ayo buka matamu mom, kak Jamie sudah pulang, ayo kita ke paris..."isaknya lagi, namun sayang, Rossaline tetap menutup matanya.
Mungkin di antata mereka bertiga, yang paling menyesal adalah Jamie, karena ia tidak memiliki banyak waktu untuk di rumah, bahkan Shavira juga sering kali memarahi dirinya yang tidak pernah berada di rumah karena pekerjaan yang menuntut.
Di antara mereka juga yang paling sedih adalah Shavira, si putri bungsu yang tidak pernah terpisah dari ibunya, si putri bungsu yang selalu ada merawat Rossaline.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Possessive With Me [Completed✔]
RomansaShavira Greyson, wanita ceria dan memiliki sifat mudah beradaptasi. Tiba-tiba terjebak ke dalam kehidupan seorang Bryan Kaslavo. Pria angkuh yang tiba-tiba muncul dan membawanya terjebak lebih dalam ke kehidupannya yang rumit dan gelap. Memasuki keh...