4. Unique

54.7K 2.5K 28
                                    

Shavira dan sang ibu sedang menunggu Jamie dan yang lainnya di ruang makan, sambil sesekali tertawa, merengut dan mengumpat kesal saat membaca chat pesan dari Gallen.

"Jangan main hp di depan makanan. Sudah di beritahu berkali-kali tetap saja di lakukan."ujar Emilly sambil menoyor pelan kepala Shavira.

"Ibu lihat.... kak Emilly menyebalkan.."rengeknya, membuat Jamie dan sahabatnya terkekeh geli.

Memang sedari dulu Rosaline memang melarang keras semua anaknya melakukan hal itu maupun hal kasar lainnya.

"Emilly!"Tegur Rosaline

Sedangkan Emilly mengerucutkan bibirnya, kemudian menarik sebuah kursi untuk ia duduki.

Kemudian Shavira mendelik kesal pada pria yang duduk di hadapannya, bagaimana tidak pria itu masih saja menertawakannya. Tapi lihat! pria itu hanya berdehem dan mulai memakan makanannya seolah tatapan mata tajam Shavira bukan apa-apa baginya?

Shavira berdecih. "awas saja!" Batinnya.

Shavira sudah berjanji akan membuat perhitungan dengan pria mesum di hadapannya ini.

Dan keberuntungan berpihak padanya,orang itu kini ada di hadapannya.

Well, keberuntungan memang slalu berpihak padanya. Dan Shavira tidak ingin menyia-nyiakannya.

Pria itu meringis saat dengan sengaja Shavira menginjak kakinya yang berada di bawah meja.

"Kenapa Bry?"Tanya Jamie

Pria itu hanya menggeleng, lalu beralih menatap Shavira dengan kesal. Namun yang ia tatap hanya bersikap santai menikmati makanannya.

Kemudian Shavira membalas menatap pria itu ketika pria itu membalas menginjak kakinya. Jadilah mereka berdua saling menginjak satu sama lain, dan suasana di ruang makan itu terasa mencekam karena aura kekesalan yang mereka berdua ciptakan.

"Aduh!"Ringis Jamie.
Membuat dua insan itu hanya saling menatap satu sama lain, lalu saling menyalahkan dengan gerak mulut mereka yang tidak dapat di dengar oleh siapa pun.

"Ada apa Jamie?"Tanya Rosaline

"Tidak bu, aku hanya merasa sepertinya ada yang menendang kaki ku..."Terang Jamie.

Shavira dan pria itu kembali saling menyalahkan, seolah bukan salah satu dari mereka yang melakukannya.

"Emilly?"Tanya Rosaline.

Emilly menggelengkan kepalanya. Karena memang benar jika ia tidak melakukan hal itu. Lalu kemudian ia melirik ke arah Shavira yang sedang meneguk air putih dengan santai.

"Shavira, apa kau yang melakukannya?"Tanya Jamie dengan nada penuh selidik.

Shavira berdehem kemudian tersenyum usil pada pria di hadapannya.

"Aku tidak melakukannya kak, Mungkin...teman kakak yang melakukannya"Ucapnya dengan santai. Yang membuat pria itu tersenyum lebar.

Well, sepertinya menarik jika ia terus terlibat dengan gadis ini.

*******

"Aunty! Aku pamit pulang ya"ujar Bryan pada Rosaline yang sedang menonton televisi bersama Emilly.

Rosaline bangkit dan menatap wajah Bryan "Kenapa buru-buru? Menginaplah dulu disini sayang.."pinta Rosaline.

"Maaf Aunty. Mungkin aku akan menginap lain kali"

Rosaline tersenyum, ah Bryan sudah seperti puteranya sendiri. Sejak kecil Bryan dan Jamie memang tumbuh bersama, dan Bryan tidak pernah merasa asing dengan keluarga Jamie, begitupun dengan Jamie.

"Ibu, aku akan mengantar Bryan ke depan dulu. Dimana Shavira?"tanya Jamie yang tidak menemukan adik bungsunya di dalam rumah.

"Mungkin dia pergi ke rumah Gallen..."ucap Rosaline. Yang membuat kening Jamie berkerut,
ini sudah hampir malam dan Shavira tidak pamit kepada siapapun?

Menurutnya ini aneh, biasanya Shavira akan pemit kepadanya jika ingin bepergian.

Sedang Emilly terlihat sedikit cemas, ia tahu jika adik bungsunya itu pasti sedang berbuat hal yang gila lagi pada mobil Bryan.

'Astaga! Shavira, kau dalam masalah besar sekarang'batin Emilly

"Yuk!" Ajak Bryan. Yang membuat Emilly semakin cemas, ia hanya bisa berdo'a agar Shavira segera pergi dari tempat dimana mobil Bryan terparkir.

Tak lama sosok yang mereka cari telah muncul, Shavira nampak rapi lengkap dengan ransel kecil berisi kamera kesayangannya.

"Ibu... Shavira pamit keluar sebentar ya"ujarnya sembari mengecup pipi kiri Rosaline dan Jamie.

Sedang matanya menatap ketus ke wajah Bryan sembari memeletkan lidahnya, menunjukan seberapa kesalnya gadis itu pada dirinya. Bukannya marah, justru Bryan malah terkekeh kecil menanggapinya.

Shavira kemudian beralih menatap Emilly yang bertanya melalui tatapannya 'Kau tidak melakukah hal gila lagi kan, pada mobil temannya kak Jamie'

Alih-alih menjawab, Shavira justru mengecup pipi kiri Emilly sebelum akhirnya ia berlari ke luar dari rumah.

Dan entah mengapa Bryan merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu.

Dan benar saja, dirinya terkekeh kecil ketika menemukan semua ban mobil miliknya sudah dalam keadaan kempes.

Jadi, ini arti dari kenapa Shavira memeletkan lidah padanya?

Sekali lagi Bryan terkekeh.

Oh God!

'Gadis itu benar-benar unik' Batin Bryan.

******

Mr. Possessive With Me [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang