"Aku di depan rumah kamu."
Bee memejamkan mata, masih bermalas-malasan di atas tempat tidurnya. Barta barusan menelponnya, karena sejak kemarin cewek itu tidak mengabarinya.
"Barta masuk aja pake kunci yang ada di bawah pot hitam gede." Suruh Phoebe lemah.
"Iya." Barta mencari pot yang dimaksud. Ketika mendapatkannya, dia langsung masuk ke kamar Phoebe. Cewek itu masih berbaring di atas tempat tidurnya. Barta menghampiri dan duduk di sampingnya.
"Bee, kenapa?"
"Bee pusing." Jawab Phoebe lemah. Lalu dia menatap Barta harap. "Bar, temenin Bee periksa ya. Bee kemarin tanya gejala-gejala kehamilan sama kak Bintang, ternyata sama persis seperti yang Bee alami." Kedua mata cewek itu berkaca-kaca.
"Kamu kelelahan mungkin, Bee. Nggak mungkin hamil!" Barta bersikukuh. "Semakin kamu mengait-ngaitkan gejala itu sama keadaan kamu. Semakin kamu yakin kalau kamu itu hamil. Lupain aja lah! Jangan dipikirn lagi."
Phoebe mengerjap tidak percaya. "Bee mau pastiin. Bee nggak tenang."
"Terus kalau kamu beneran hamil gimana? Mau kamu apa?" Barta kesal. Sekarang cowok itu semakin susah mengendalikan emosinya.
Phoebe menggeleng. "Bee nggak tahu. Cuma pengen pastiin aja."
Barta menghela nafas panjang. "Yaudah, ayo periksa. Kamu makan dulu." Phoebe mengangguk. Barta memberikan kantong kresek yang berisi bungkusan makanan. Cewek itu terlebih dahulu minum sedangkan Barta pergi ke balkon.
Selesai makan, Phoebe menghampiri Barta di balkon. "Kemarin Bee beli ini. Tapi nggak berani ngetes. Bee takut." Cewek itu menunjukkan alat pendeteksi kehamilan padanya. Ada beberapa macam dan bentuk.
"Yaudah, coba dulu."
Phoebe masih ragu. "Bee takut." Ucapnya memelas.
"Kenapa takut? Sekarang kamu nggak sendirian." Barta berdecak makin kesal. "Ayo coba sekarang! Kamu harus test semua!"
Phoebe mengangguk lalu berlalu ke kamar mandi. Barta menunggu harap-harap cemas di luar kamar. Sekitar lima belas menit kemudian, Phoebe keluar dengan wajah memucat seperti tidak di aliri darah.
"Gimana?"
Phoebe meneteskan ari mata. "Ga-garisnya ada du-dua." Jawabnya mencicit.
Barta melebarkan mata tidak pecaya. Meraih alat-alat itu dari tangan Phoebe dan memeriksa satu persatu. Dia menegang, semua alat itu menunjukkan hasil yang sama. Garisnya ada dua.
"Nggak mungkin! Ini pasti salah!"
Phoebe sudah menangis tersedu-sedu. "Bar, Bee, takut dimarahi mama." Cicitnya.
"Sekarang kamu mandi. Kita periksa ke rumah sakit!" Phoebe mengangguk dan sesegukan. Dia meninggalkan Barta masih mengecek alat-alat tersebut. Masih tidak percaya dengan hasilnya.
Sialan. Dia kecolongan lagi! Batinnya bersorak marah. Sebelumnya sudah mengukuhkan hatinya untuk tidak percaya pada cewek polos. Tapi nafsu bejadnya menutupi pantangannya. Sekarang dia kecolongan lagi, cewek itu positif hamil!
Setelah bersiap-siap, mereka kemudian pergi ke rumah sakit. Cewek itu banyak diam sepanjang perjalanan. Kelihatan sekali jika pikirannya berkecamuk dan tubuhnya gemetaran, tetapi Barta hanya diam sama. Membiarkan tanpa menenangkan cewek itu yang sedang kalut.
Mereka mencari rumah sakit yang jauh dari sekolah dan tempat tinggal mereka. Barta memarkirkan mobilnya di depan rumah sakit. Cewek itu tidak berani menoleh ke samping, Barta menunggu hingga Phoebe merasa lebih baik dan tidak gugup lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/148670398-288-k272907.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Girlfriend [TERBIT]
Teen FictionSUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2. EX (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 3. HIS GIRLFRIEND (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 4. QUEEN (PROSES TERBIT) ADA JUGA SPIN OF YANG BERHUBUNGAN DE...