Bab 3. Phoebe

163K 9.8K 467
                                    


Barta mengepalkan tangan di atas setir. Masih syok dengan pengakuan cewek itu beberapa saat yang lalu. Sama sekali tidak menyadari ketololannya selama ini. Barta memberinya sinyal agar Azalea memberikan ruang padanya, namun cewek itu menyalahartikan keinginan cowok tersebut. Dia hanya menganggap Barta sebagai teman biasa.

Selama ini Barta tahu jika Azalea tidak memiliki teman di sekolah. Di kelas IPS 5, cewek itu hanya duduk sendiri tanpa teman sebangku. Hanya sesekali saja temannya menyapa dan mengajaknya ke kantin.

Barta pikir akan mudah mendapatkan Azalea yang polos. Ternyata dia tolol sendiri. Tidak menyelidiki status cewek tersebut terlebih dahulu.

Cowok itu mengerjap, seperti mengenal sosok lain di depannya. Seragam yang mereka kenakan sama. Tidak salah lagi, Barta ingat dengannya. Cowok itu keluar dari mobil dan menghampiri cewek yang sedang melenggang santai di koridor rumah sakit sambil menggendong ransel.

"Phoebe!"

Cewek itu berhenti, mengerutkan dahi melihat Barta ada di sana. "Lho, Barta?" Ucapnya tidak percaya.

"Ngapain lo ke sini?" Barta masih emosi.

"Mau ke ruangan kak Bintang."

Barta langsung sensi. "Ayo pergi." Dia menyeret tangan cewek itu.

"Kemana?" Jantung Phoebe berdetak kuat. Barta itu cowok yang ditaksirnya selama ini. Tapi Barta pura-pura tak menyadari keberadaannya. Phoebe dan temannya pernah ketahuan memasukkan coklat ke loker Barta.

Sejak itu Barta mengenalnya. Mereka makin sering bertemu tapi Barta tidak pernah mengubrisnya. "Berisik!"

"Bar, aku mau ketemu kak Bintang."

Barta melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit. Phoebe tidak mengerti apa yang dilakukan Barta saat ini. Tiba-tiba sok kenal dan menyeretnya pergi. Cewek itu selama ini cukup sakit hati dengan penolakan Barta. Seolah-olah tidak menyadari keberadaannya.

Melaju cukup jauh, mereka berhenti di tempat sepi. Phoebe menoleh ke samping, bangunan tinggi mengelilingi mereka.

Barta yang masih kesal, menoleh ke samping dan mencium cewek itu. Phoebe melebarkan mata tidak percaya. Cowok itu semakin menciumnya dalam, memaksa agar Phoebe membalas ciumannya.

"Bar, kamu kenapa?"

Sialan. Cewek polos lagi. Barta mengumpat. "Ke hotel mau?"

"Hah? Ngapain? Aku kan mau ke rumah sakit ketemu kak Bin..." Barta sudah menyeretnya keluar dari mobil. Pheobe diam, beberapa orang berlalu lalang di sekitar mereka. Cowok itu mendapatkan kunci lalu menarik Phoebe lagi.

"Lo suka sama gue kan?" Phoebe diam. "Iya?" Phoebe mengangguk samar. "Bagus!" Barta tersenyum licik.

"Tapi, Bar. Kita ngapain ke sini?"

"Making love."

"Hah? Making Love?" Phoebe tidak mengerti.

Barta gemas. Mendorong cewek itu ke dinding dan kembali menciumnya. Mereka meraba-raba dinding hingga terjatuh ke ranjang. Barta tidak memberikan Phoebe kesempatan untuk menolak atau bertanya lagi sebelum jatuh di atas ranjang.

Nafas Barta memburu, tidak sabaran melepaskan semua pakaian mereka. Cewek itu berusaha menghentikannya. Semua terlalu tiba-tiba. "Nanti kalau aku hamil gimana?" Tanyanya polos.

"Nggak mungkin."

"Kamu yakin?" Barta mengangguk.

"Sebelumnya sudah pernah?" Phoebe mengerutkan dahi. "Sudah pernah tidur sama cowok lain?" Phoebe menggeleng dan senyum Barta semakin lebar.

"Kata mama nggak boleh."

Barta kesal. Cewek itu memancing emosinya. Barta tidak akan pernah percaya lagi pada cewek semacam mereka.

"Jangan melapor sama mama lo. Lo diam aja!" Pheobe mengangguk mengerti. Barta kembali menciumnya, tapi cewek itu sepertinya belum puas menyiksa Barta.

"Kamu tadi ngapain ke rumah sakit? Jenguk siapa?"

Barta kembali emosi. Ingatannya kembali pada pengakuan Azalea tetantang kondisinya. "Jangan berisik. Gue mau lo sekarang!"

"Tunggu dulu!" Phoebe menghentikannya lagi. "Aku belum ngabarin mama mau main sama kamu."

"Phoebe!" Barta ingin mencabik-cabik tubuh cewek itu. "Mama lo nggak perlu tahu!" Cewek itu memang bego. Tubuhnya sudah ditimpa oleh Barta tapi pikirannya masih kemana-mana. "Setelah ini gue nganter lo pulang."

Akhirnya Phoebe mengangguk. Barta menghela nafas dan kembali melanjutkan permainannya.



***


Jakarta, 10.09.11


Phoebe mah gitu, dikit-dikit lapor mama

hahahaha

barta juga kan, ngegas, main bawa kabur anak orang tuh hihi, serem.



Tssaaaahhh..., gimana part ini? udah bisa menyimpulkan dikit?


Follow ig. ila_dira dan Novel.dira

His Girlfriend [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang