"Bar, kamu nggak bener masang dasinya. Hari ini kita upacara."
Phoebe mengomelin Barta yang mengenakan dasi asal-asalan. Cowok itu malas jika harus upacara pagi-pagi. Sehingga sebelumnya lebih senang datang terlambat. Tidak seperti sekarang, Barta harus datang pagi-pagi bersama Phoebe.
Cewek itu disiplin waktu, sehingga tidak boleh terlambat dan tidak mengikuti upacara. "Nanti kamu jangan ikut upacara."
"Kenapa?" Tanya Phoebe mengerutkan dahi.
"Kalau pingsan gimana?" Cowok itu berdecak. Sedangkan Phoebe mengulurkan tangannya untuk membetulkan posisi dasinya.
"Bee kuat kok. Yakin nggak bakalan pingsan." Janji Phoebe yakin.
"Nggak mau tahu ya kalau kamu pingsan terus satu sekolahan tahu kamu hamil!" Ancam Barta sadis.
Phoebe langsung ciut. "Bee cuma sekali pingsan."
"Bisa terulang lagi kalau keadaan kamu gini." Jelasnya. "Tadi pagi kamu makan dikit. Nggak yakin kamu kuat."
"Terus gimana, Bar?" Phoebe mulai terhasut.
"Bolos upacara."
"Kalau ketahuan gimana?"
"Nggak!" Barta yakin.
"Jadi kita bolos?" Phoebe bertanya sekali lagi.
"Hem."
"Terus ini kemana dulu?"
Main!"
"Kemana?"
"Basecamp!"
Setelahnya Phoebe diam dan membiarkan Barta membawanya ke tempat tujuannya. Barta baru sekali membawanya ke sana, dan Phoebe menyukai tempat tersebut.
Meskipun kecil tapi nyaman dan lengkap. Ada kamar tidurnya juga. Dulu katanya teman-temannya Barta suka menginap di sana. Di antara mereka hanya Barta yang begitu, sehingga dia sudah menganggap basecamp seperti rumah kedua.
Barta menghela nafas kasar setelah tiba di tempat tersebut. Phoebe mengikuti dari belakang. Ternyata Barta langsung menuju kamar. Tidak ada orang di sana, teman-temannya sudah pasti di sekolah.
"Bar, kita ngapain di sini?"
"Tidur." Barta membuka seragamnya dan melempar begitu saja. Cowok itu langsung menjatuhkan tubuhnya yang di atas tempat tidur dan memejamkan mata.
Phoebe memunguti seragam cowok itu dan menggantungnya agar tidak kusut. "Nanti kalau telat gimana?" Tanya lagi.
"Nggak." Jawab Barta lagi. "Kamu setel alrm satu jam lagi."
"Tapi kan?"
"Ini masih jam enam, Bee. Mending ayo sini tidur. Jangan berisik." Barta meninggikan suara. Cowok itu sangat mengantuk, dimulai tadi malam begadang dan tadi pagi Phoebe bangun pagi-pagi untuk mengganggunya.
Tapi heran saja, cewek itu seperti tidak kekurangan tidur sama sekali. Semangat bener gangguin Barta yang pengen tidur sepanjang hari, tapi malam suka lemburin Phoebe.
Phoebe mengerucutkan bibir. "Tunggu buka seragam dulu biar nggak kusut." Ucapnya. Cewek itu berdiri dan menanggalkan seragamnya lalu ikut bergabung dengan Barta di atas tempat tidur sempit tersebut. Bukan sempit seperti halnya tempat tidur anak kos-kosan. Hanya saja tempat tidur itu tidak selebar milik Barta di rumahnya, sehingga mereka mengatakannya kecil.
"Jangan bawel. Kalau mau tidur diam aja." Barta memberikan akses untuk Phoebe mendekat padanya, lalu cowok itu memeluk pinggangnya sembari memejamkan mata.
Phoebe mengangguk kemudian menyetel alrm di ponselnya. Setelah itu memejamkan mata, sesaat kemudian membuka mata lagi. Phoebe memandang wajah polos Barta yang sudah pulas.
Cowok itu semakin manis jika sudah tidur seperti ini. Galaknya tidak berbekas lagi, terutama kerutan di dahinya yang akhir-akhir ini sering muncul. Phoebe mengerucutkan bibir, pasti gara-gara dia makanya Barta suka emosian.
Cewek itu tersenyum miris, lalu mengangkat kepala untuk mengecup lembut dahi suaminya.
Suami. Phoebe tersenyum bahagia. Tidak menyangka jika cowok yang ditaksirnya tiga tahun lalu akhirnya bisa dimiliki meski sekarang hanya raganya saja. Suatu saat nanti Phoebe pasti akan memiliki seluruh yang ada dalam diri Barta. Dia sudah berjanji sejak Barta mulai dekat dengannya.
Meskipun sulit, tapi dia yakin suatu saat nanti pasti bisa. Meskipun nanti mereka akhirnya bercerai, tetapi setidaknya Barta sudah pasti pernah memikirkannya. Membiarkan cewek itu bernaung dalam benaknya meski pun itu untuk mencari cara untuk mempercepat proses pepisahan mereka.
Senyumya kembali tersungging lebar. Sekarang ada bayi dalam kandungan Phoebe yang harus dijaga baik-baik. Bayi itu separuh milik Barta, dan separuh lagi miliknya. Mereka berbagi untuk membentuk bayi tersebut.
Buah cinta mereka.
***
Jakarta, 10.10.18
Selain brengsek, Barta juga pembawa sesat.
Bini sendiri diajak kabur hahaha
JANGAN NGILE!!!! BEE LAGI SENSI!!
Follow ig
ila_dira
Novel.dira
KAMU SEDANG MEMBACA
His Girlfriend [TERBIT]
JugendliteraturSUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2. EX (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 3. HIS GIRLFRIEND (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 4. QUEEN (PROSES TERBIT) ADA JUGA SPIN OF YANG BERHUBUNGAN DE...