Bab 29. Penolakan

66.7K 5.6K 126
                                    


            "Eh, sini lo..."

"Iya, kak." Phoebe menghampiri Nadya dan Niken yang sedang makan buah di ruang tamu sembari menonton.

Phoebe baru pulang sekolah sendiri. Barta katanya sibuk mau main futsal sehingga menyuruh cewek itu pulang duluan naik taksi. Barta emang suka begitu terutama jika kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Pasti menyuruh Phoebe pulang duluan.

Pernah Phoebe enggak mau, tetap nungguin Barta di lapangan futsal. Tapi cowok itu cuek dan malah biarin Phoebe hampir mati kebosanan. Tidak ada yang berani mengganggu atau menggodanya, Phoebe mengenalkannya sebagai pacar tentu saja mereka tutup mulut.

Sejak itu Phoebe tidak mau ikut ke lapangan futsal lagi. Dia lebih baik pulang sendiri atau main sama Azalea di kafe. Sama seperti hari ini, Phoebe males ke kafe, akhirnya dia pulang cepat.

"Kenapa pulang sendiri? Barta mana?" Tanya Niken ketus.

"Barta mau main futsal, kak." Jawan Phoebe polos.

Kedua cewek itu saling memandang lalu berdehem pelan. Phoebe mengerutkan dahi, dia masih berdiri di depan mereka sembari menggenggam tali ransel erat. "Ganti baju dulu, nanti setelah itu turun lagi."

"Iya, kak." Jawab Phoebe mengangguk. Lalu meninggalkan kedua cewek tersebut. Phoebe sangat kelelahan, sehingga berbaring sebentar sebelum turun menemui kedua sepupu suaminya.

Sekitar dua puluh menit kemudian, barulah Phoebe turun menemui mereka lagi. Niken dan Nadya masih seperti sebelumnya, hanya saja kulit buah-buahan mulai menumpuk di tempat sampah mini di bawah sofa.

"Udah makan?" Tanya Niken tanpa basa basi.

Phoebe menggeleng sembari meneguk saliva, dia menginginkan buah apel yang mereka makan tersebut. "Kak, Bee mau apelnya." Pintanya.

"Sisa ini." Jawab Nadya, lalu memasukkan ke dalam mulutnya.

"Beli aja." Timpal Niken memberi solusi.

Phoebe menimbang-nimbang. "Yuk, kak. Sekalian ke supermarket." Ajaknya.

Kedua cewek itu saling berpandangan, lalu menggeleng pelan. "Lagi kekenyangan. Lo aja yang beli." Jawab Nadya.

"Yah..., sekalian jalan-jalan ayo, kak." Ajaknya belum menyerah.

Niken menggeleng sembari meluruhkan badannya di sofa. "Lo sendiri, Bee. Jangan manja deh!"

"Sekalian nih, beresin sebelum lo pergi." Nadya kembali menambahkan sembari menunjuk meja dan yang berantakan. Buku majalah, kulit serta biji buah berceceran di sana. Niken mengangguk membenarkan, menyuruh dengan isyarat tubuh.

"Itu kan kakak yang makan. Kenapa Bee yang bersihin?" Tanya Phoebe protes.

"Nggak mau?" Tanya Niken tajam.

"Nggak!" Phoebe menggeleng enggan. "Kakak harus bertanggung jawab dong. Jangan nyuruh orang lain yang bersihin."

"Berani lo ya?!" Nadya mulai terpancing. "Nggak sopan sama yang lebih tua."

"Bukan nggak sopan, kak. Tapi itu kakak sendiri yang ngotori." Phoebe masih bersikukuh. "Kalau kakak nggak mau bersihin, jangan makan belepotan gini."

"Mau ngajarin lo?!" Nadya menatap tajam padanya. Phoebe mulai menciut, tapi berusaha tetap tegar agar mereka tidak semena-mena.

Kemarin juga seperti itu. Niken menyuruh Phoebe mengambil kebutuhannya. Memberikan sapu pada Phoebe dan menyuruh membersihkan ruang tamu. Sedangkan mereka berdua lebih enak, hanya membersihkan dapur. Itu juga karena ada Barta di sana sehingga mereka lebih sopan.

"Bee nggak mau bersihin, kak. Bee masih capek baru pulang."

"Phoebe!!" Niken meninggikan suaranya. "Bersihin sekarang!"

"Nggak mau!" Phoebe tetap bersikukuh enggan. Dia membuang muka dan hendak pergi dari sana.

"Lo mau kalau kita hukum?!" Ucapnya menyeringai. "Sini lo, oi!" Niken kembali menanggilnya. "Anying malah kabur!" Umpatnya.

"Perlu lebih keras lagi kayaknya biar dia ngerti." Kata Nadya yakin.

"Awas lo nanti!" Niken mengepalkan tangannya. Cewek itu berani sekali melawan perintahnya. Lihat saja nanti, dia akan minta ampun sudah berani pada mereka berdua.



***

Jakarta, 26.10.18

Yuhu..., Bee udah berani lawan 

Follow ig

ilad_dira

novel.dira

Lanjutkan baca sequelnya

Lanjutkan baca sequelnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
His Girlfriend [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang