Bab 25. Kedatangan Tamu

75K 6K 185
                                    





"Selamat, datang..."

Phoebe menyambut hangat kedua cewek yang berumur sekitar dua tahun lebih dua darinya. Kedua cewek itu tampak kelelahan dari perjalanan panjang mereka. Phoebe maklum, dia memberikan akses masuk ke dalam rumah.

"Hem." Balas mereka malas.

"Kak Niken... kak Nadya... Bee udah siapin kamar buat kakak." Phoebe masih semangat, mengajak mereka langsung istirahat di kamar mereka. Sudah biasa satu kamar berdua, karena mereka kembar. "Ini, kak, kamarnya." Tunjuknya senang. "Kata mama kakak suka warna ungu. Bee udah ganti sprey sama sarung bantalnya jadi ungu semua. Gordennya juga ungu."

"Lo bisa keluar sekarang gak? Kita capek nih." Kata Niken mengusir yang diangguki oleh Nadya.

"Oh, kakak udah ngantuk ya?" Phoebe mengangguk paham. "Iya, maaf. Bee keluar sekarang." Senyum semangatnya memudar secara perlahan. Mereka tidak menghargai usahanya menyambut keduanya.

"Tutup pintunya!" Teriak Nadya dari dalam.

Phoebe mengerucutkan bibirnya sembari menatap pintu kamar itu. Dia akhirnya pergi ke kamarnya dan Barta. Menemukan suaminya sedang main ponsel sambil merokok di balkon.

Cewek itu langsung batuk-batuk karena tidak tahan asap. Barta menoleh dan langsung mematikan rokoknya.

"Kenapa ngerokok lagi sih?"

"Gabut!" Balas Barta cuek. Phoebe diam, cowok itu penasaran, pura-pura minum sembari menoleh pada Phoebe di sampingnya. Cewek itu masih mengerucutkan bibir dan mengedarkan pandangannya. "Kenapa?"

"Nggak kenapa-napa." Jawabnya.

Barta mengangkat bahu. "Jangan ganggu mereka."

Phoebe langsung menoleh. "Kenapa?"

Barta mengangkat bahu. "Mereka nggak seperti kamu."

Cewek itu mengerutkan dahi tidak mengerti. "Maksud kamu?"

"Jangan banyak ngomong. Mereka nggak suka."

Phoebe menggeleng tidak percaya. "Mereka capek di perjalanan, makanya malas ngomong. Nanti kalau udah seger lagi pasti seneng." Katanya yakin.

Barta mengangkat bahu tidak peduli. Kembali melanjutkan main ponsel. "Ngingetin aja." Lanjutnya pelan.

"Bar jangan main ponsel terus. Ayo cari makan." Rengek Phoebe menarik-narik lengannya.

"Males. Online aja."

"Bee pengennya makan di sana. Nggak mau order."

"Nanti malam."

"Bar..." Phoebe kembali merengek. "Sekalian beli buat kak Nadya dan kak Niken."

"Ck!" Bara tidak bisa konsentrasi lagi. "Bee jangan ganggu!" Ucapnya melepaskan lengannya dari tangan Phoebe.

"Bar, sekarang."

"Bee!!"

"Bee mau sekarang!"

"Nggak!" Barta tidak mau mengalah.

Phoebe merajuk. Dia pergi keluar dari kamar dengan wajah ditekuk, tapi Barta tidak peduli. Dia tetap fokus pada ponselnya.

Sedangkan Phoebe sudah keluar dari pekarangan rumah. Berjalan sendiri di sore yang mulai mendung. Cuacanya tidak panas, cewek itu tersenyum senang. Dia bebas pergi sendiri tanpa ada yang menggangunya. Tidak ada Barta yang akan mengajaknya pulang di saat cewek itu masih ingin di tempat tersebut.

***

"Bee belum pernah ke pasar malam seperti ini."

Tak henti-hentinya Phoebe berdecak kagum melihat tempat yang di datanginya. Sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pasar malam.

His Girlfriend [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang