Terkadang teman hanyalah musuh yang belum menyerang. Berhati-hatilah.
***
Jennie mengatur stopwatch pada jam tangannya. Permainan mereka hanya akan berjalan satu kuarter versi NBA yaitu 12 menit. Hanbin hanya mengamati gadis di hadapannya itu tanpa ekspresi.
1..
2..
3..Jennie melempar bola basket itu sehingga melambung tinggi di atas kepala mereka. Dengan mudah Hanbin menangkap bola itu karena postur tubuhnya lebih tinggi dari Jennie.
Ia mendribble bola dan melakukan three-point shoot di detik ke sepuluh.
Jennie yang tidak mau kalah balas menyerang. Namun Hanbin bisa melakukan steal dengan mudah. Sedetik kemudian ia balas menyerang dan lagi-lagi mencetak angka dari garis 3pt.
Jennie terkagum dengan permainan basket Hanbin. Ia mulai merutuki diri karena keputusannya mengajak bertanding one-on-one.
Walaupun tertinggal, Jennie masih pandai mencuri skor dengan lay up-lay up cantik darinya.
Permainan sudah berjalan 6 menit, skor sementara 21-10. Tentunya Jennie tertinggal jauh. Skill Hanbin memang benar-benar tidak bisa diremehkan.
Nafas Jennie mulai tersengal-sengal. Ia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya. Ia lagi-lagi dibuat berdecak kagum melihat Hanbin yang terus menerus melakukan shoot dan lay up.
Hanbin mulai terbawa suasana. Tak sadar ia tersenyum saat merebut bola dari Jennie. Pandangan mereka bertemu. Jennie yang menyadari hal itu jadi salah tingkah dan tidak bisa berkonsentrasi. Salah fokus dah gue, batin Jennie.
Matahari mulai menenggelamkan diri di ufuk barat. Hanbin segera mengakhiri permainan sore itu dengan fade away dari setengah lapangan.
Jennie terduduk di tengah lapangan sambil meluruskan kedua kakinya dan mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Hanbin menatap Jennie sejenak, lalu menyeringai.
"Sok."
Jennie tak menggubris perkataan Hanbin karena masih sibuk menenggak air dari botol yang ia bawa.
"Gila main lo bagus banget, Kak." ucap Jennie sambil mengusap keringat di dahi.
Hanbin tak mempedulikannya. Ia malah melakukan tembakan-tembakan dari garis three-point lagi.
"Gue berasa ngomong sama batu." cibir Jennie pelan.
"Coba ulangin lagi." Hanbin rupanya berjalan mendekat hendak duduk di sampingnya sambil membuka botol air minum warna biru-kuning miliknya.
Jennie tergagap, "ng-nggak," Sejujurnya baru kali ini Hanbin duduk berdekatan dengan perempuan selain dia. Setelah kejadian itu, rasanya Hanbin tidak ingin peduli lagi soal perempuan.
"Kak, ajarin gue dong." kata Jennie. Hanbin menatapnya sekilas, "Gak."
"Ih sombong banget." Bibir Jennie manyun mendengar jawaban Hanbin. Hanbin menoleh lalu terdiam. Pandangan mereka bertemu lagi.
Tatapan datar Hanbin membuat ritme detak jantung Jennie kembali tidak beraturan. Ia gugup, jelas gugup. Bagaimana tidak? Ditatap orang setampan Hanbin dengan peluh menetes di pelipis dan rambut yang sengaja dibasahi dengan air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [ Jenbin ]
Fanfiction"Takdir yang mempertemukan kita, bukankah sangat tidak adil jika tiba-tiba ia juga yang memisahkan kita?" - Kim Hanbin "Jika takdir memang menghendaki kita untuk bersama, aku yakin suatu saat ia akan mempertemukan kita lagi. Kita hanya perlu waktu...