Jennie menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya. Berantakan, mata sembab dengan hidung merah. Sudah 1 jam Jennie menangis di kamar yang terkunci dari dalam. Kebetulan saat Jennie sampai, Mama dan Papa Jennie sedang keluar rumah untuk mengurus sesuatu. Jadi ia bisa menangis sepuasnya tanpa perlu takut orang tuanya tahu.
Sudah 1 jam pula ia mengabaikan pesan-pesan yang terus masuk dari ponselnya. Jennie melihat notifikasi itu dari layar kuncinya saja, tidak membuka aplikasi.
Mama
Jen, kalo mau makan Mama udah siapin di meja makan.
Kalo ke rumah sakit, hati-hati jangan pulang malem. Titipin salam mama ke Hanbin ya.Papa
Papa sama Mama mungkin pulang malem. Kamu jangan aneh-aneh.
Nanti kalo mau ke RS bilang Kak Jinan ya.
Bilangin ke temen kamu cepet sembuh.Jennie menghela nafas setelah membaca pesan dari kedua orangtuanya. Andai mereka tahu jika saat ini untuk sekedar bertatap muka dengan Hanbin saja Jennie tak sanggup.
Jinan
Jen gue suruh anak-anak ke rumah biar lo kaga aneh-aneh
Jangan lupa makan lo
Gue masih ada urusan sama anak-anak jadi pulang sore
Jangan sampe pas gue balik lo ketauan mau bunuh diri"Cih, kakak laknat." kata Jennie sambil mendengus. Ia melanjutkan melihat notifikasi lainnya.
Jisoo
Gue, Lisa, sama Rose otw rumah lo
Kata kakak lo, lo butuh ditemenin.Lisa
Jen! Parah lo nggak ngabarin kalo udah balik
OTW!1!1Rose
Lo kenapa sih? Perasaan gue rada nggak enak
Kalo kenapa-kenapa cerita"Ini kakak gue bilang apa aja sih ke mereka." Jennie berdecak. Sekali lagi ia hanya tak ingin orang-orang terbebani olehnya.
Baru saja hendak mengunci layar ponsel, sebuah notifikasi menarik perhatian Jennie.
Kai
Jen, udah makan?
Nanti malem ada waktu nggak?
Kalo ada, nanti gue jemput jam 7
Kabarin gue ya Jen.Beberapa menit berpikir, Jennie mengetikkan balasan. Masih lewat notifikasi popup.
Jennie
Emm sorry kak gue ada tugas
Deadline-nya besok
Gue juga lagi nggak enak badan
Mungkin lain kali ya kak:)Kai
Jen lo sakit?
Yodah lo istirahat aja di rumah
Iya lain kali:)Setelah membaca balasan cepat dari Kai ia mengunci layar ponselnya. Sungguh tak berminat membalas pesan dari yang lain.
Tiba-tiba dering panggilan dari ponselnya mengejutkan Jennie. Ia segera mengangkat panggilan itu tanpa membaca siapa peneleponnya.
"Jen, kok gelap?"
Suara Chanu yang pertama kali terdengar di telinga Jennie. Jennie mengernyit heran tak mengerti ucapan kakak seniornya itu.
"Mana siniin handphonenya," Suara Bobby.
"Apa sih lo ganggu ae." Berganti lagi dengan suara Chanu.
"Buruan." Kini suara Yoyo.
"Kaga ajak-ajak lo jir," Suara serak June juga ikut terdengar.Oke, ini menakutkan. Perasaan Jennie mengatakan ada hal yang tidak beres.
Ia menurunkan ponsel dari telinganya lalu mengintip ke arah layar.
![](https://img.wattpad.com/cover/161667422-288-k232866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [ Jenbin ]
Fiksi Penggemar"Takdir yang mempertemukan kita, bukankah sangat tidak adil jika tiba-tiba ia juga yang memisahkan kita?" - Kim Hanbin "Jika takdir memang menghendaki kita untuk bersama, aku yakin suatu saat ia akan mempertemukan kita lagi. Kita hanya perlu waktu...