(2) Bodoh

3.6K 435 30
                                        

***
"Ah sakit" Jennie mengerang kesakitan saat Hanbin memegang pergelangan kakinya.

"Memar.." gumam Hanbin pelan namun masih bisa didengar Jennie.

Hanbin mengamati pergelangan kaki Jennie dengan seksama. Jennie mengikuti arah tatapan Hanbin. Sesekali ia mencuri pandang ke Hanbin yang tampak sangat berkarisma walau dengan dandanan sederhana.

Rambut hitam yang menutupi dahi. Mata dengan tatapan tajam yang seolah bisa menusukmu jika kau menatapnya dalam. Hidung bangir dan bibir tipis. Rahang yang tegas dan pipi tirus. Semuanya terpatri sempurna di wajahnya yang sedikit lonjong.

Jas senior berwarna biru dongker membuatnya tampak lebih berkarisma. Dan bawahan celana hitam serta sepatu sport hitam bercorak putih.

10 menit berlalu, mereka masih dengan posisi sama tanpa ada satu pun yang berbicara.

"Ekhem," Hanbin akhirnya sadar dan berdehem pelan mencairkan suasana.

"Gue ambilin es batu buat kompres," Hanbin berdiri hendak mengambil es batu di kantin.

Tanpa sadar Jennie menahan tangan Hanbin. Saat sadar ia tersenyum canggung. Mampus gue, batinnya.

"E-eh maaf, Kak. Nggak usah repot-repot." ucapnya seraya melepas genggaman.

Hanbin menatapnya sebentar lalu berlalu.

"Lo tanggung jawab gue selama ospek, sebatas itu." balasnya dingin sedingin es batu yang mengenai pergelangan kaki Jennie.

Jennie melongo mendengar jawaban Hanbin. Gue kira dia perhatian ternyata sama aja, bibirnya mengerucut kesal.

Hanbin keluar memanggil beberapa junior perempuan yang satu tim dengan Jennie.

"Kalian bertiga jaga dia, gue mau balik ke lapangan."

Tiga gadis ini mengangguk mengerti. Tak lama mereka masuk dan tersenyum ramah pada Jennie yang masih terduduk di tempat tidur sambil memegangi es batu.

"Lo gapapa?" Gadis berambut merah bergelombang ini menatap kaki Jennie cemas. Jennie tersenyum lalu menggeleng.

Mereka menghela nafas lega. Namun Jennie masih bisa membaca kecemasan di wajah mereka.

"Gue Jiso," Gadis di samping kanan Jennie tersenyum.

"Gue Lisa." Gadis di sebelah Jiso nyengir lebar membuat Jennie sedikit terkekeh.

"Rose," jawab Rose saat Jennie menatapnya penuh penasaran karena dia tak kunjung memperkenalkan diri.

"Jennie." Jennie tersenyum kepada tiga teman barunya kini.

***

Hanbin berjalan menghampiri keenam temannya. Tatapannya masih dingin seperti biasa. Hanya saja jas senior yang ia pakai tadi sudah dilepas dan dibawa. Tangan satunya masuk ke saku celana. Ia melangkah santai setelah menyelesaikan tugasnya.

Ia berjalan bak model profesional. Tak jarang junior di kampus itu terpaku melihat ketampanan Hanbin.

Di Kantin,

Keenam teman Hanbin terkekeh pelah saat Hanbin duduk.

"Apa?"

Sontak keenam temannya tertawa. Bobby, Chanu, dan Donghyuk tertawa paling keras sampai memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa. Jinan, Yoyo, dan June hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat Hanbin.

"Squat jump 50x," Chanu berdiri memperagakan gaya Hanbin saat menghukum Jennie di lapangan. Semuanya tertawa kecuali Hanbin yang hanya meletakkan kepalanya di meja kantin.

"Eh pas jatuh, sorry gue kelewatan," sambung Chanu dengan wajah datar yang dibuat-buat.

"Ngakak anjir," Bobby menepuk pundak DK. Keduanya tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa nih? Senior galaknya tiba-tiba jadi care." ledek Jinan sambil menyenggol lengan Hanbin.

Hanbin bangun sebentar lalu kembali meletakkan kepalanya di meja. "Gue gila kali." gumamnya.

"Jarang lo care sama cewek, Bin." ucap June terkekeh.

"Diem lo pada."

"Sensi amat, pms nih." ucap Chanu tertawa. "Aduh! Sakit elah, Bin." pekik Chanu saat botol plastik bekas air mineral di meja kini sukses mengenai kepalanya. Hanbin menatapnya datar.

"Udeh kesian si Hanbin, lagi pusing dia." lerai Yoyo menghentikan ulah teman-temannya.

"Pusing kenapa?" tanya DK. Yoyo memberi kode DK untuk mendekatkan telinga.

"Pusing masalah perasaan, ciah!" teriak Yoyo dibalas gelak tawa keenam temannya. Hanbin hanya menghela nafas panjang menghadapi sikap teman-temannya yang seperti anak kecil.

"Kak," ucap seseorang menyentuh pundak Hanbin. Hanbin segera membetulkan posisi menjadi duduk. Hanbin terdiam melihat seseorang di hadapannya.

iKON yang tadinya ramai penuh gelak tawa kini ikut terdiam. Bisa dilihat senyum miring yang ditampilkan ke enam teman Hanbin. Sesekali Chanu dan Bobby menyenggol lengan Hanbin tanda menggoda.

"Kak, makasih ya." ucap Jennie tersenyum manis ke Hanbin

Blushh..

Wajah Hanbin memerah. Dengan cepat ia mengalihkan pandangan ke arah lain sambil mengusap wajah.

Jennie datang bersama dengan Jiso, Rose, dan Lisa. Kaki Jennie terlihat lebih baik daripada sebelumnya. Meskipun untuk berjalan masih harus dipapah oleh Lisa.

Sementara kelima temannya menggoda Hanbin yang ketahuan merona, tatapan June justru terpaku pada Rose.

Yang di tatap jadi salah tingkah sehingga terus menghindari tatapan June dan sibuk menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.

"Cie cie, akhirnya our leader bisa demen cewek lagi. Gue sekarang percaya Hanbin nggak Homo." ucap Jinan yang dibalas tatapan horor Hanbin seolah memberi sinyal, diam apa gue bunuh lo. Jinan terkekeh.

Hanbin mengangguk menjawab pernyataan Jennie. Ia sudah bisa mengendalikan dirinya.

"Saya mencium bau-bau cinta di masa kuliah." ucap Bobby menirukan gaya salah satu pengisi program televisi. Lelucon Bobby sukses membuat kesembilan orang di sana tertawa. Ya, hanya sembilan. Jennie menunduk malu sedangkan Hanbin berusaha mengalihkan pandangan lagi masih dengan ekspresi datar.

"Duduk," ucap Jinan ramah kepada keempat gadis di depannya. Terlebih karena kondisi kaki Jennie yang belum pulih total.

Mereka sempat berbincang-bincang sebentar.

"Kalian langsung ke lapangan, sebentar lagi mau lanjut ospek." ucap Yoyo mengakhiri pembicaraan seru mereka.

"Iya, Kak." Keempat gadis itu menjawab bersamaan.

Baru saja hendak melangkah pergi, tangan Jennie ditahan seseorang.

"Kamu di UKS aja." ucap Hanbin menatap Jennie. Pipi Jennie merona terlebih karena mendengar kata, kamu.

Sontak kesembilan orang di sana langsung mengarahkan pandang ke arah dua orang yang masih belum melepaskan genggamannya itu.

Hanbin bodoh, -Kim Hanbin

***

Keep reading and tinggalin jejak ya guys^^

Found You [ Jenbin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang