"Lo semua mau langsung balik?" tanya Jinan yang nampak bersandar pada mobil hitam milik Yoyo. Mereka semua baru saja hendak masuk ke mobil masing-masing.
"Emang kenapa?" Bobby balik bertanya.
"Mampir rumah gua mau kaga?" usul Jinan sambil menatap Jennie. Gadis itu tersenyum dan mengangguk ke arah teman-temannya.
"Boleh juga, tapi sebentar ae. Kasian cewek-cewek kalo pulang malem." jawab Hanbin. DK dan Yoyo menatapnya penuh arti. Mereka tahu Hanbin hanya beralasan agar bisa bersama Jennie lebih lama. Hanbin bukan tipe orang yang bersemangat saat temannya mengusulkan hal yang di luar rencana, namun kali ini sepertinya dia yang paling antusias.
"Yodah ayo berangkat." ajak DK
Akhirnya mereka masuk ke mobil masing-masing. Jennie dengan Hanbin, June dengan Rose dan 2 pasangan di satu mobil milik DK.
"Chan, liat deh mereka punya pasangan sendiri-sendiri. Kita?" kata Yoyo seraya mengelus dadanya pelan dan menghela nafas.
"Gua mah santai selama ada game." jawab Chanu.
"Heh para jones, mau ikut ke rumah gua kaga?" teriak Jinan yang sudah berada di kursi depan.
"Iya iya.."
***
"Bokap nyokap lo kemana?" June membuka suara saat mereka sudah berada di depan pintu rumah keluarga Kim.
"Tadi sih chat gue katanya lagi dinner berdua."
"Nggak mau kalah sama anaknya ya," kata Jisoo sedikit menggoda Jennie.
"Biarinlah mereka juga pernah muda, yuk masuk." ajak Jinan.
Mereka duduk di ruang tamu bercat dinding coklat tua berornamen kayu di setiap sudut ruangan. Konsep untuk ruang tamu memang sengaja dibuat sederhana namun tetal elegan.
"Mau minum apa?" Jennie bangkit berdiri hendak ke dapur untuk menyiapkan minuman serta beberapa camilan.
"Nggak usah repot-repot, Jen. Teh juga boleh.." Bobby mengeluarkan cengiran khasnya.
"Kalo mau minta minum kaga usah sok malu juga kali." June mencibir sahabatnya itu. Semua orang tertawa kecil melihat pertengkaran yang sering terjadi antara June dan Bobby.
"Teh 'kan? Tunggu bentar ya gue bikinin dulu." Setelah tersenyum sekilas, Jennie berjalan menuju dapur meninggalkan teman-temannya di ruang tengah untuk sekedar berbincang.
Tatapan semua orang kini mengarah pada Hanbin yang sedang membahas proposal kampus untuk acara beberapa hari lagi dengan DK. Merasa aneh karena tiba-tiba suasana menjadi hening, Hanbin menegakkan kepalanya.
"Apa?"
"Hm, jujur deh. Lo udah jadian sama Jennie 'kan?" tanya Jinan sambil melipat tangan di depan dada.
Hanbin tak menggubrisnya, ia malah melanjutkan berbicara dengan DK.
"Bin, bin. Anak-anak noh, mending lo ladenin dulu." usul DK.
"Yaelah apaan sih?" Hanbin mengunci layar ponselnya lalu beralih menatap teman-temannya satu persatu.
"Jawab.." kata Jinan masih dengan posisi yang sama.
"Belum jadian,"
"Terus yang tadi apaan?" Yoyo ikut membuka suara.
"Yang mana?" Sebenarnya Hanbin paham arah pembicaraan mereka semua namun dirinya pura-pura tidak tahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [ Jenbin ]
Fanfiction"Takdir yang mempertemukan kita, bukankah sangat tidak adil jika tiba-tiba ia juga yang memisahkan kita?" - Kim Hanbin "Jika takdir memang menghendaki kita untuk bersama, aku yakin suatu saat ia akan mempertemukan kita lagi. Kita hanya perlu waktu...