"Dengan kerabat Kim Hanbin?"
"..."
"Saudara Hanbin mengalami kecelakaan mobil sekarang sedang menuju ke rumah sakit. Alamatnya akan segera saya kirim.."
***
Butiran bening tak henti-hentinya mengalir dari pipi Jennie. Jisoo dan Lisa hanya mampu mengusap pelan punggung Jennie untuk menenangkannya. Rose yang berada di kursi depan terus berusaha meyakinkan Jennie bahwa Hanbin akan baik-baik saja. June yang mengemudi sudah tak tahan lagi melihat deretan mobil yang berhenti sepanjang jalan tol menuju rumah sakit.
"Ah shit! Macet!" umpat June seraya memukul frustasi kemudi.
"Gue lagi telpon DK kaga dijawab-jawab." ucap Bobby di bangku belakang seorang diri.
"Bin.. bin.. bin.." lirih Jennie dengan tubuh bergetar. Ia tidak mempedulikan riasan wajahnya yang sudah tak karuan karena air mata. Yang sekarang ada di pikiran Jennie hanya Hanbinnya.
"Sabar, Jen. Kak Hanbin pasti baik-baik aja.." ucap Rose.
Ponsel June berdering,
"Halo, macet ini gimana?"
"Lo puter balik ambil kanan, gue tunggu di deket cafe Journey." kata DK tak kalah paniknya. Pasalnya mereka mengambil jalan yang berbeda karena terlalu panik.
June segera memberikan ponselnya pada Rose lalu tancap gas ke arah yang diberitahu DK. Nasib baik jalan yang diberi tahu DK tidak macet.
"Ayo buruan!" June membuka kaca jendela mobilnya saat melewati mobil DK yang berhenti. Tak lama mobil yang berisi DK, Yoyo, Jinan, dan Chanu mengikuti arah laju mobil hitam anak bungsu keluarga Koo itu.
***
"Suara apaan sih tadi? Kek ada yang jatuh." gumam Jennie sambil menghampiri sumber suara.
Ia tak melihat sosok laki-laki yang tadi sedang menunggunya di dapur. Jennie hanya melihat album foto yang terjatuh di lantai. Ia mengambil album foto itu lalu meletakkannya di meja.
"Dia kemana?"
Jennie mendengar suara DK memanggil nama Hanbin dari ruang tengah. Jennie memutuskan untuk memastikan keadaan.
"Kak Hanbin mau kemana?" tanya Jennie yang baru saja datang ke ruang tengah.
"Nggak tau, Jen. Gue kira berantem sama lo. Mukanya tegang banget." jelas Rose.
"Duh! Gue lupa!" DK menepuk dahinya. Ia segera berlari ke depan dengan harapan Hanbin masih bisa dicegah pergi.
Nihil, mobil Hanbin sudah meninggalkan pekarangan rumah.
"Kenapa Kak?" Jennie dan yang lain menyusul DK ke luar.
"Peraturan pertama, jangan biarin Hanbin nyetir kalo dia lagi kek gitu."
Jennie berpikir sejenak. Album foto! batinnya.
Dia berlari ke dapur mencari benda yang pertama kali muncul di pikirannya. Jennie membolak-balik halaman demi halaman dengan terburu-buru sampai jarinya hampir tergores tajamnya pinggiran kertas.
"Binbin.." ucapnya. Foto masa kecilnya di halaman terakhir hilang.
Sekarang Jennie tahu apa yang menyebabkan Hanbin pergi begitu saja. Laki-laki itu sudah mengetahui kebenarannya.
Rahasia yang Jennie jaga selama ini akhirnya terbongkar juga. Rahasia besar yang ingin Jennie sembunyikan seumur hidupnya dengan alasan tidak ingin melukai orang yang ia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [ Jenbin ]
Fiksi Penggemar"Takdir yang mempertemukan kita, bukankah sangat tidak adil jika tiba-tiba ia juga yang memisahkan kita?" - Kim Hanbin "Jika takdir memang menghendaki kita untuk bersama, aku yakin suatu saat ia akan mempertemukan kita lagi. Kita hanya perlu waktu...