Seharusnya takut terluka tidak menjadi alasan untukmu berhenti memperjuangkan apa yang kamu rasa.
***
Seorang gadis tengah duduk di bawah pohon yang rindang. Rambutnya dibiarkan tergerai tertiup angin. Jennie menutup kedua matanya dan menikmati suasana tenang itu.
"Akhirnya.." gumamnya pelan.
Jennie menemukan sahabat lamanya. Sahabat yang ia tinggalkan 10 tahun silam. Sebenarnya kata-kata yang tepat adalah 'tidak sengaja ia tinggalkan'.
Tak pernah sekalipun terbesit di pikiran Jennie untuk meninggalkan Binbin-nya. Sahabat yang sangat ia sayangi. Sangat, sampai ia lupa sampai mana perasaan sayang itu.
Takdir memisahkan mereka lewat kepindahan Jennie ke New Zealand 10 tahun silam. Papa Jennie tiba-tiba harus ke sana karena ada sesuatu yang mengancam kelangsungan perusahaan mereka.
Mau tak mau Jennie harus ikut. Dia tak mungkin diperbolehkan tinggal di sini sendirian tanpa pengawasan kedua orangtuanya.
Sangat berat rasanya harus meninggalkan Hanbin. Terlebih ia tak sempat mengucapkan selamat tinggal. Hanbin terlihat buru-buru waktu itu hingga meninggalkan Jennie tanpa mendengarkan sepatah katapun.
Terekam jelas di benak Jennie saat ia menatap punggung Hanbin untuk terakhir kalinya.
Sungguh Jennie menyesal mengapa saat itu ia tidak mengejar Hanbin.
Jennie juga sudah mencoba mengabari Hanbin lewat surat namun tak pernah sekalipun pesan itu terbalaskan.
Tepat 7 tahun setelah kepindahannya, ia bisa kembali ke sini. Tujuan utamanya adalah menemukan Hanbin.
Sayangnya karena sibuk mengurus kepindahannya dan keluarga serta harus mendaftarkan diri di kampus, niatnya mencari Hanbin harus ia tunda.
Dewi Fortuna rupanya sedang berpihak kepadanya. Ia sempat bertemu dengan seniornya di kampus dengan nama yang sama. Kim Hanbin.
Ia pikir itu hanya kebetulan saja. Lagipula nama Hanbin tidak hanya dipakai oleh satu orang saja.
Senior itu berhasil mencuri perhatian Jennie. Sifat dingin dan tak acuhnya bisa berubah saat bersama Jennie tanpa Hanbin sadari. Sifat peduli Hanbin yang tak pernah ia tunjukkan pada wanita manapun.
Perasaan Jennie mengatakan ada kesamaan antara seniornya itu dengan sahabat kecilnya.
Sayangnya pemikiran itu ia tepis dengan alasan penampilan Hanbin yang berbeda 360° dengan Binbin.
Binbin yang diingatan Jennie adalah laki-laki polos dengan kacamata berframe hitam.
Binbin yang sering diejek cupu oleh teman-temannya. Binbin yang selalu sendiri hingga suatu hari ia bertemu dengan Jennie dan mengucap janji di tepi danau. Janji untuk tidak menyakiti satu sama lain.
Janji yang Jennie langgar begitu saja karena kepergian mendadaknya ke New Zealand.
Binbin yang selalu hangat dan baik pada Jennie. Binbin yang selalu menjaga Jennie dan menemaninya kemanapun. Binbin yang bersamanya selama kurang lebih 2 tahun itu berkebalikan dengan Hanbin.
Fakta itu yang membuat Jennie menepis jauh-jauh pemikiran tadi. Jennie lupa bahwa gaya berpenampilan seseorang bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Suatu malam Jennie terbangun dari mimpinya dengan keringat menetes di dahi. Entah mengapa mimpi itu bisa meyakinkan dirinya bahwa ia telah menemukan sahabatnya. Binbin-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You [ Jenbin ]
Fanfiction"Takdir yang mempertemukan kita, bukankah sangat tidak adil jika tiba-tiba ia juga yang memisahkan kita?" - Kim Hanbin "Jika takdir memang menghendaki kita untuk bersama, aku yakin suatu saat ia akan mempertemukan kita lagi. Kita hanya perlu waktu...