[ black, black, black on... ]
hari-hari selanjutnya masih berjalan lancar, dan seperti biasa jisung tidak masuk selama seminggu lebih.
heran, ngapain aja sih?
"moeka, kamu sebagai sekretaris, bisa tolong ke rumah jisung untuk kasih dia tugas ibu?"
wah, yang gini ini kan biasanya ada di film-film. well, fuck this moment.
jujur, moeka sudah sangat tidak sanggup berurusan dengan orang yang bernama park jisung itu.
sudah kelakuan tidak sesuai umur, sangat bukan tipenya.
eh, kok bahas tipe? bukan berarti aku ada apa-apa loh sama dia. elaknya dalam hati.
moeka sudah berpikir bakal bertemu dengan rumah yang mewah lagi. secara, cucu kepala sekolah begitu, pasti kaya tujuh turunan.
eh tapi tahunya? dia malah nyampe di depan apartemen yang biasa-biasa saja dan jauh dari kata mewah.
moeka mulai memencet bel rumah yang ia yakini adalah rumah jisung.
beberapa detik ditunggu, pintunya tak kunjung dibuka.
kok tidak ada yang menjawab ya?
pintu sudah diketuk, bel sudah ia pencet. apa harus pakai kekerasan pada benda mati di depannya ini?
satu... dua..., moeka sudah mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu rumah jisung, memang sudah tidak waras.
tiga!
mati saja, kenapa mesti di hitungan ke tiga pintunya baru terbuka?!
alhasil ia menabrak jisung dengan sangat kuat hingga jatuh tersungkur di lantai. iya, mereka berdua.
posisinya begini, jisung berada dibawah moeka.
posisinya terbalik dan sangat ambigu, oh shit!
↺—to be continued. . .
_____________
apaka ada yang masih setia memantaw ff ini? :")
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fanfiction❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...