benda yang terlempar keras ke arah gadis itu adalah sebuah vas bunga. serpihan kaca nya sedikit menggores pipi dan kaki nya.
"siapa yang menyuruhmu bergerak dari sofa?" tanya pria itu santai, masih di lantai atas.
dan kini, sungguh gawat, dia turun kebawah.
oh ya tuhan, tolong aku...
07.55 p.m.
pertama kali yang ia lihat dari layar ponselnya bukanlah jam, melainkan notifikasi yang asalnya dari nomor tersimpan bernama 'moe'.
moe
+825345xxxxxxhei jisung, aku ada di rumahmu.
kamu dimana sih?!
[sent location]
07.43 p.m."shit!" ups, jisung mengumpat di ruang ganti, untung yang mendengar tidak banyak. dan hanya sedikit yang menyadarinya.
jisung tidak peduli, sih. dia justru mempercepat gerakannya untuk merapikan seluruh barang-barang yang tertata di atas meja rias.
"lecet sedikit aja, mati lo tua bangka." umpatan demi umpatan tetap ia layangkan, tak peduli dengan keadaan sekitar.
oh bung, wajah jisung kini mulai berubah, lebih seram dari sebelumnya.
untung moeka cerdik. berkat lokasi yang ia kirim, jisung jadi cepat menemukan tempat dimana gadis itu berada.
selalu begini, jisung selalu saja dilibatkan dalam kewajiban yang pria itu lakukan.
"aAAAAA!!!" suara teriakan itu—tidak salah lagi, pasti moeka!
↺—to be continued. . .
__________________
o owwwww mau triple up apa double up nich? ehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fanfiction❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...