mark berteriak, memanggil jisung, jaemin dan chenle ke posisi awal.
jisung masih belum menanggapi, ia terlalu kalut dalam hangatnya dekapan dari sang ibunda.
"jisung! buruan! itu moeka dalam bahaya!"
tanpa basa-basi saat mendengar hal itu dari mark, ia langsung berdiri, dengan cepat kembali pada posisi semula.
dengan masih membawa senapan laras panjang, dia membidik pria biadab itu.
"kamu tembak, dia mati," ancam ayahnya sambil menjambak surai coklat moeka.
tangis gadis itu terlihat mengering, bagai air matanya habis tak tersisa, dia hanya bisa sesenggukkan tiada henti.
netra pria itu bergerak ke arah kanan jisung, pintu yang rusak.
"siapa yang menyuruhmu merusak pintu itu!!!"
jisung tak peduli pekikan dari ayahnya, sekarang ia hanya peduli dengan kedua wanita yang sama-sama berharga baginya.
"tinggalkan mama mu, atau tinggalkan gadismu?"
lagi-lagi, ayahnya memberi pilihan yang tidak masuk akal.
sudah jelas tadi menyatakan kalau mereka berdua sama-sama berharga bagi dirinya.
"saya memilih keduanya. kamu tidak berhak memaksa saya untuk memilih salah satu."
dor!
tanpa pikir panjang, jisung langsung melesatkan tembakannya ke perut pria tadi.
jisung tidak berniat membunuhnya, karena masa depannya lebih penting daripada mengurus pria keparat ini.
hei tunggu, dia tidak berdarah? apa dia juga memakai baju anti peluru?!
"haha, kamu pikir saya bodoh? jangan gila kalian.
kalian tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa," katanya tertawa remeh pada keempat laki-laki itu.
"baik, kalau kamu memilih keduanya, saya anggap kamu tidak memilih.
berarti saya harus membunuh atau menjual mereka sekarang."
↺—to be continued. . .
_____________
pus mampussSSZSsS jisung harus gimana nih? :((
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fanfic❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...