↳パート - 26 // part - 26.

9.3K 1.6K 272
                                    

"jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jisung..., mulai sekarang boleh nggak kalau aku...," ucap moeka berhenti sejenak.

"kenapa?"

"aku... anggap kamu sebagai sahabat aku?"

jisung tertawa, apa perlu izin dulu kalau mau bersahabat dengan seseorang, ya?

"harus ya kalau sahabatan itu izin dulu?" jisung balik bertanya. kemudian melanjutkan, "ya boleh dong, gue juga udah lama nggak punya sahabat perempuan sejak hari itu."

"hari itu?" moeka rasa masih ada banyak hal yang park jisung rahasiakan dari dirinya.

"ah, tidak, lupakan. pokoknya gue mau kok jadi sahabat lo, oke? ayo pulang."

jisung menarik tangan gadis itu, gadis yang ia harap tidak menjadi korban kesekian kali ayahnya.

dan tidak dijadikan target permanen seperti teman gadisnya dulu.

semilir angin sejuk menyertai keheningan yang terjalin diantara mereka berdua, bau khas setelah hujan memang paling nikmat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

semilir angin sejuk menyertai keheningan yang terjalin diantara mereka berdua, bau khas setelah hujan memang paling nikmat.

"oh iya, karena gue—"

moeka memotong perkataan laki-laki itu. "pakai aku-kamu aja kenapa? lagian kita sudah jadi sahabat, not as stranger again."

oh apa sebuah panggilan juga berlaku kalau jadi sepasang sahabat?

tapi jisung tidak pernah tuh merasakannya bersama ketujuh sobatnya yang lain.

"banyak banget peraturannya, berasa lagi jalan sama undang-undang," katanya yang sedang tertawa renyah saat ini.

moeka menyikut tanda tak suka, yang akhirnya membuat jisung berhenti menertawainya.

jisung pun berniat untuk melanjutkan perkataannya tadi. "jadi begini, karena aku sudah menjadi sahabatmu.

berarti kamu nggak boleh jauh-jauh dari aku, mengerti?"

"loh, sekarang kok malah kamu yang ngasih peraturan? kayak polisi aja tapi kamu gak cocok jadi polisi." moeka menyimpulkannya sendiri,

kemudian, "cocoknya jadi pendamping hidupku."

tuh 'kan, pasti ada yang salah dengan badannya hari ini, sebab dari tadi panas di suhu tubuhnya tidak hilang-hilang.

apalagi saat moeka mengatakan hal itu. masa sih dia sekarang sedang tersipu malu? ah tidak, ngaco ah.

"eh kok diam? bercanda kali!" kata moeka lagi, dan menyenggol jisung seperti beberapa detik yang lalu.

"bercanda nya jelek!"

moeka tertawa puas melihat jurus jitunya berhasil masuk tepat sasaran di jisung.

"iya, bercandanya jelek. untung kamu nya cantik," kata jisung meralat perkataan yang sebelumnya. berhasil membuat pipi si gadis merona merah muda.

hei cukup, kenapa mereka jadi saling adu gombal?

salah besar, kalau jisung menganggap moeka baik-baik saja dengan semua perlakuan yang telah ia lakukan dari awal hingga titik terakhir.

nyatanya moeka bahkan sudah jatuh cinta tanpa sadar sejak perlakuan manis jisung dimulai.

jadi sahabat? itu hanya alibi. keinginan yang sebenarnya adalah, moeka ingin jisung dan dirinya lebih dari itu.

namun, dia tidak punya nyali sebesar itu untuk mengungkapkannya.

↺—to be continued. . .

______________sayangnya, momen gemes mereka cuma ada dikit heheheh :")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________
sayangnya, momen gemes mereka cuma ada dikit heheheh :")

AGE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang