terhitung tiga hari sudah moeka tidak masuk tanpa keterangan. seakan menutup diri pada dunia.
tiga hari juga, moeka tidak bertemu dengan adik serta mamanya.
"pa..., cepat bangun..., kita harus cari maria sama mama," gumamnya sendiri didepan ayahnya yang tak kunjung siuman.
tak lama, tangan ayahnya bergerak. moeka panik sekaligus senang.
mata ayahnya terbuka perlahan, tetapi tidak dapat berbicara sama sekali.
sehingga ayahnya berisyarat, dan arti isyaratnya seperti melarang moeka untuk pergi kemana-mana.
lalu bagaimana dengan sekolahnya? setidaknya moeka masih mempunyai cita-cita yang ingin ia wujudkan, pa..., batinnya.
dering ponsel dari arah meja membuyarkan lamunannya. dilirik nya sekejap, itu bukan nomor yang ia simpan.
"halo?"
"lo dimana sekarang?"
"siapa ya?"
"jisung."
dalam hati moeka, "lah gila, dia dapet nomor gue darimana?!"
"o-oh, tau nomor—"
"udah jawab buruan, bahas itu nanti aja."
"gue di rumah sakit."
"hah?! lo kenapa!!?"
"bukan gue, ayah gue."
"ayah lo?! terus keluarga lo yang lain baik-baik aja kan?"
"nah itu... mama sama adik gue...," moeka tidak bisa melanjutkan, terlalu pedih untuk diingat.
"gawat."
jisung langsung mematikan ponsel nya sepihak.
moeka mengernyit bingung, cepat-cepat menelepon balik laki-laki itu.
namun, "nomor yang anda tuju sedang sibuk—"
argh kenapa sih akhir-akhir ini jadi aneh seperti ini?!
↺—to be continued. . .
__________________
double up lagi gaaaa? >____<
kalo banyak yang minta, nanti aku upload ch selanjutnya agak maleman ya :>
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fanfiction❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...