"baik, kalau kamu memilih keduanya, saya anggap kamu tidak memilih.
berarti saya harus membunuh atau menjual mereka sekarang."
pernyataan tidak masuk akal tersebut berhasil membuat jisung mengepalkan tangannya.
buru-buru ingin meninju wajah mengesalkan pria itu. namun, dia urungkan niatnya, karena rencana yang tersusun lebih utama dari emosi semata.
"kamu sakiti dia, saya tak akan segan-segan menembakmu di kepala," sahut jisung menanggapi.
bukannya takut, ayahnya justru makin menjadi-jadi. ia makin keras menjambak surai moeka sampai membuatnya merintih kesakitan.
tangisnya kian meronta, membuat amarahnya ikut bergejolak.
senapannya sudah siap untuk dilesatkan jika saja mark tidak mencegahnya.
"sabar, jangan kemakan emosi. lo harus tahu, kalau dia pintar dalam menjebak."
dering telepon meruntuhkan suasana tegang yang telah terbangun. bukan ponselnya yang berbunyi, tapi pihak di seberang.
pria itu lantas mengangkat telepon, dari raut mukanya terlihat kalau panggilan itu sangat penting.
beberapa detik setelah panggilan itu terputus, pria itu diam. sialnya, dia telah merencanakan sesuatu diluar dugaan.
pria itu memukul keras perut moeka yang membuatnya tidak sadarkan diri,
juga menginjak sebuah tali yang ternyata diatasnya telah ada berbagai macam box kayu besar, jatuh bersamaan saling tumpuk-menumpuk.
pria itu kabur, bersama moeka yang kini tengah ia pikul di bahu.
jisung tiada hentinya mengumpat untuk pria yang sedang berlari tergesa-gesa itu.
beda dengan pemikiran mark, yang merasakan ada sesuatu yang aneh.
box kayu itu lumayan susah untuk dilewati, saking banyak dan beratnya untuk di dorong. dengan sekuat tenaga mereka semua berusaha untuk memanjat satu demi satu box yang tertumpuk.
sirine mobil polisi mengisi ruangan yang kosong ini, nampaknya ada lebih dari sepuluh mobil polisi yang datang kesini.
benar bukan, ada sesuatu aneh yang sudah mark rasakan sesaat setelah pria tadi menutup panggilannya.
ternyata polisi sudah bergerak lebih cepat satu langkah dari para buronan itu.
↺—to be continued. . .
______________
yak, dikit lagi ending guysss :>
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fanfiction❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...