"ayo moeka, ayo kamu pasti bisa."
berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri dalam hati. "taekwondo sabuk hitam masa nyalinya ciut?!"
jisung masih berusaha menghindar agar tidak terkena kapak yang ayahnya ayunkan terus-menerus ke arahnya.
moeka berdiri, mulai mengambil kursi tersebut. kemudian berteriak, "jisung, minggir!!!"
sejenak jisung menoleh lantas berpindah dengan cepat secara otomatis, karena melihat moeka yang tiba-tiba melemparkan kursi tersebut.
dan yah, kursi itu berhasil mengenai badan serta sedikit membentur kepala pria itu—ayah jisung.
"ayo, kabur!" moeka menarik tangan jisung, mengajaknya berlari. padahal seharusnya jisung yang melakukan hal itu.
setelah dirasa jauh dari si pengincar, jisung menahan tarikan moeka, membuat badan gadis itu oleng tak seimbang.
sehingga, badannya berbalik, saling berhadap-hadapan dengan laki-laki itu. keringat dari pelipisnya jatuh perlahan.
sambil mengatur napas, mata mereka sama-sama tak berpindah barang sedetikpun. rasanya...
"maaf..." sepatah kata keluar begitu saja dari mulut park jisung.
"hentikan, kamu membuatku ingin menangis." moeka membalas dan akhirnya memalingkan wajahnya, tak kuat sepertinya ditatap seperti itu oleh park jisung.
laki-laki itu kemudian memegang kedua tangan si gadis, erat—sangat erat. "aku benar-benar minta maaf."
setelahnya jisung menunduk, tak kuasa menahan kepedihannya atas kebenaran yang menyatakan bahwa,
setiap ia mencoba berkenalan dengan perempuan, selalu dan selalu... tidak berjalan dengan semestinya.
hati kecilnya mengatakan bahwa jisung tidak ditakdirkan untuk dekat bahkan berteman dengan seorang perempuan sekalipun.
karena itu, sahabatnya dulu, yang sempat menjadi teman seperjuangannya juga—hilang entah kemana.
moeka tidak tega juga melihat park jisung yang lemah seperti ini.
maaf jika lancang, tetapi tubuhnya bergerak sendiri untuk memeluk laki-laki itu, park jisung.
"kamu, hutang cerita ya sama aku."
↺—to be continued. . .
______________
uwu mereka pelukan :333
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fiksi Penggemar❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...