senja hari di pesisir pantai, sangat sunyi dengan bantuan semilir angin.
kedua insan terlihat duduk berdua di depan sunset yang indah nan mempesona.
"ehm, jisung-ssi. bagaimana kabarmu?" gadis itu berdeham memecah kecanggungan yang terbentuk.
jisung terlihat sedikit gelisah, sepertinya dia juga sama canggungnya dengan si gadis. "baik, kamu?"
moeka, gadis itu hanya mengangguk paham sambil menyahut "oh." dalam hati. "baik juga."
"by the way, kamu gak usah formal gitu lah. kayak gak pernah kenal aku aja, hehe." jisung berusaha menimalisir kecanggungan yang ada dengan mengucapkan kalimat tersebut.
moeka tersenyum kikuk, tak bisa menahan malu yang ada pada dirinya. masalahnya,
jisung semakin tampan, sementara dirinya masih seperti kentang rebus. iya, lembek.
"kamu, gak kangen aku?" tanya jisung.
semoga laki-laki itu tidak melihat pipi moeka yang kini merahnya sudah seperti kepiting rebus.
"aku tidak kangen. aku hanya rindu, park jisung," kata moeka... dalam hati.
melihat moeka yang diam saja membuat jisung menjadi malu sendiri mengatakan hal tadi.
"hmm, maaf-maaf, tidak usah dipikirkan moeka."
"ah nggak. aku kangen kok..."
deg.
"aku juga kangen dengan jeno, haechan, mark, dan yang lainnya. mereka dimana?"
jantung jisung tidak jadi berdetak lebih kencang. ternyata bukan kangen dengan dirinya saja.
"jisung?"
"o-oh, mereka ada kok, sudah pada punya pekerjaan masing-masing. akhir-akhir ini aku juga jarang kumpul dengan mereka."
kenapa percakapan mereka jadi monoton seperti ini?
"kalau aku boleh jujur, kamu mau gak jawab aku?" moeka akhirnya buka suara tentang perasaannya. semoga ini waktu yang tepat.
↺—to be continued. . .
__________
huhuhu ga kerasa lagi satu chapter udah tamat aja ini ff :")
KAMU SEDANG MEMBACA
AGE.
Fanfiction❝park jisung? oh, yang jago dance tapi berandal itu, kan?❞ ❝park jisung? oh, dia kan cucu kepala sekolah, klasik banget. makanya nakal nya gak hilang-hilang, dimanja terus sih.❞ ❝park jisung? wah, itu 'kan adik kelas yang tampannya melebihi kakak ke...