PART.6

73 47 0
                                    

"Tuhan tidak akan menciptakan rindu jika Ia tidak akan pernah menghadirkan pertemuan,"

"Tuhan tidak akan menciptakan rindu jika Ia tidak akan pernah menghadirkan pertemuan,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JHON JODRES

Marthin duduk di sebuah kursi dengan tatapan tajam melihat Afton yang sedang berjalan ketempatnya.Dari raut wajahnya,Marthin bisa melihatnya jika ia telah gagal menangkap Jimmy juniornya.

Dengan kesal melihat Afton yang berdiri di depannya itu.Menurutnya ia tak berharga di matanya namun keangkuhan juniornya itu ia tak bisa melepaskannya begitu saja.

"orang itu?"tanya Marthin.

"tidak ketemu?"singkatnya.

"dasar bodoh.!tidak,tidak.Di pikir-pikir boleh juga.Dengan begini,dia akan takut bukan pada kita?"tatapan Marthin sangat dingin kepada Afton,ia sama sekali tidak meliriknya dan bertanya lagi"Afton"ucapnya lalu menatapnya dengan hawa membunuh.

"ya"ucapnya.

"Kamu dan anak itu,satu kelas bukan? kalau ia datang ke sekolah laporkan padaku."Ia berdiri dan menepuk pundak Afton dan tersenyum miring dengan sorotang mata kosong.

Keana menatap pria yang sedang menunduk di depannya. Pukul 09:54 malam tetapi Pria yang masih berpakaian seragam sekolah mengankat kepalanya,di lihatnya seorang wanita cantik telah menatapnya sejak tadi tanpa rasa takut sedikitpun.Ia hanya melambaikkan tangannya untuk tetap berjalan melewatinya.

"kau ta....tak apa!darahnya banyak sekali.Apakah kamu bisa berdiri?"tanya Keana dengan gelisah.

Huk Huk (mengusirnya dengan melambaikkan tangannya lagi).

Wanita ini sudah kusuruh untuk pergi, tapi ia hanya melihat dan menatapku. Aku tak peduli jika ia jijik padaku tetapi aku harus menghindarinya dan mencoba berdiri sendiri tanpa meminta bantuannya."Ukh!"rasa sakit tak tertahankan di kakiku membuatku pusing tapi aku tak peduli sama sekali.

"Kau tak apa?"tanyanya lagi.

Membuatku jengkel dengan sifat keras kepala gadis yang sejak tadi selalu bertanya dan mengikutiku dari belakangku.

"Ah pergi sana"bentakku tak peduli jika ia mengikutiku sejak tadi.

"kamu harus ke rumah sakit dan ketempat yang hangat!udara dingin di malam hari tidak baik untukmu?"tanya Keana yang sejak tadi khawatir oleh pria yang tak ia kenal tetapi Keana tidak bisa hanya mengabaikkannya begitu saja.

"Berapa umurmu?"ucapku dengan berbalik lalu menatapnya.

"20 ....20 tahun?"jawab Keana mencoba membatunya tapi ia menepis tangan wanita tersebut.

"Sudah umur seperti itu kau harusnya tidak berbicara pada orang asing yang tak di kenal sama sekali."

"Ta....Tapi kamu murid SMA,kan...."lanjut Keana.

THE LIFE OF THE SCHOOL PRINCIPAL(SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang