PART.44

33 44 0
                                    

Tidak begitu lama, semua guru menoleh kearah Jimmy dan Marthin yang memasukki ruang guru. Guru yang melihat kearah mereka menunjuhkan wajah marah dan jutek.

Jimmy dan Marthin mulai di kenal dari kalagan siswa dan guru. Jhon yang melaporkan tindak kenakalan Jimmy yang bergabung dengan mafia dan berkelahi sampai hilangnya siswa pertukarang pelajar untuk dua minggu Keana Airha.

Pak Rholand melihat Jimmy yang masuk keruangan sambil membawa kayu seperti biasanya berjalan sambil marah-marah.

"Jimmy Antonio?kamu sekarang bukan siswa sekolah ini lagi?keluar. Hey kau tak dengar ?"Bentak pak Rholand.

Pak Johnatan yang mendengar keributan di sekitar ruangan guru langsung turung tangan untuk melihatnya langsung siapa yang membuat keributan.

Pak Rholand yang melayangkan kayu di depan Jimmy untuk memukulnya tapi beberapa detik kemudia Marthin melangkah dan mencoba menahan dengan tegas. Pak Rholand yang berkeras membuat Jimmy menerima pukulan hanya membentak Marthin.

"Selamat siang pak guru"sahut Marthin sambil menahan pak Rholand dengan tersenyum.

"Marthin Arhon?Lepaskan tangan bapak?"

"Sabarlah pak guru? kami hanya ingin bicara."Lanjut Marthin

Jimmy yang mencari pak Johnatan mengingat kata-kata nasehat saat ia ke ruang guru sebelum yang lalu.

Ada dua fase kehidupan. Kau tahu? hidup sebagai anak dan hidup sebagai orang tua...."Sahut pak Johnatan

Jimmy yang berjalan perlahan dengan senduh dan berguman dalam hati.

Pak Jhonatan adalah seorang guru sejati?

Jimmy yang terlihat sedih seolah tak bisa menahan kesedihannya saat ia mengingat pak Johnatan memberikan nasehat dan saat ia mengingat hari-harinya bersama gadis yang sudah tidak ada di dunia ini lagi.

Jimmy terus berjalan sampai ia melihat pak Johnatan di hadapannya,Jimmy mencoba mengingat apa yang di nasehatkan oleh pak Johnatan.

Kalian hanya melewati fase saja. Fase ini akan berlalu juga"ucap pak Johnatan

Tidak ada guru di dunia ini?jangan bicara hal lain nya lagi,jangan bicarakan hal tak penting lagi "jawab Jimmy

Kalau fase telah berlalu,fasenya akan berlalu juga. Bapak tak berbohong pada kalian sungguh."Ucap pak Johnatan

Jimmy yang tiba di depan pak Johnatan memangil dengan kesedihan dan seketika menangis sambil terjatuh menunduk dengan kedua kakinya.

Air mata yang tak bisa berhenti membuatnya malu, malu tapi tak membuat air matanya mengalir begitu saja. Ia menangis layak nya seorang bayi,pak Johnatan yang melihat Jimmy di depannya langsung menundukkan kedua kakinya sembari merangkul dan memeluknya layaknya seorang aya.

"Anak ini" guman pak Johnatan dengan lembut sambil menepuk-nepuk bahu jimmy dengan lembut.

"pa....Pak guru hiks hikss huhuhuhu"isak tangis membuat para guru di ruangan yang melihatnya hanya memandang dengan ekspresi terkejut.

"Anak ini?kenapa baru kembali?Hmmmm?anak nakal ini!"tanya pak Johnatan tersenyum dengan pelang.

Kalian akan  tahu arti seorang guru dan orang tua.

"Huhuhuhu hiks hiks apa yang harus aku lakukan hhuhhhuhuh"

"Tak apa. Tak apa,kita mulai lagi?kita mulai lagi dari awal?hmmm?kau masih muda,masih ada kesempatan untukmu. Ini masih belum terlambat. Sekolah saja lagi?" pak Johnatan yang sejak tadi merangkul pundak muridnya dengan tetap memberi semangat untuk Jimmy yang sejak tadi menangis.

THE LIFE OF THE SCHOOL PRINCIPAL(SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang