PART.39

19 45 0
                                    

JIMMY ANTONIO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JIMMY ANTONIO

Jimmy Antonio yang terlihat sederhana dan tak ambil pusing di setiap waktunya dan selalu mengabaikan Robert.

Tapi untuk malam ini Robert yang sedang terlihat senang,tetapi Jimmy yang melihat dan tingkah laku Robert seniornya itu langsung membuatnya marah.

Pukulan Kaca di sekitar Koridor ruangan,Robert yang santai dan berjalan dengan memukul kaca di tangan kanannya membuat Jimmy hanya menatap emosi.

Braaaak

prannnkkkkk

"Mau aku maju duluan"tanya Jimmy dengan santai lalu memecakan kaca lagi.

prangggg

krakkk

Jimmy yang tidak tahan  dengan percakapan yang tak jelas langsung berjalan dengan hati-hati medekati Robert.

Tuk

tuk

Kos tangan kulit hitam di lapisi retakan kaca di tangan Robert dan melirik tangannya sejanak.

"Kalau kena ini pasti sakit kan?"lanjut Robert dengan melihat kos tangan miliknya yang menempelkan serpihan kaca.Dengan satu detik Robert baju dan berlari kearah Jimmy yang sedang berjalan kearahnya dengan emosi yang tak biasa.

Robery yang maju lebih dulu langsung melayangan tinju dengan kedua tangannya kearah wajah Jimmy dan perut,Jimmy yang melihat langkah Robert yang sangat cepat langsung menghindar beberapa kali.

pat

tak

tak

Jimmy melompati Robert dari depan langsung berjalan ke tembok seperti biasanya kearah belakang,Robert yang seketika tanpa sadar tersetak kaget karena kecepatan Jimmy yang sedang berada dari arah belakang membuatnya berbalik dengan cepat.

Jimmy yang melangkah berjalan ke kaca tanpa sadar langsung berguman dalam hati karena kaki yang di pijaknya terasa licin.

Ccikk

Sangat licin aku tak bisa meloncat dan berjalan ke kaca.

"memang hebat.Bisa juga kau?"Lanjut Robert yang berbalik dengan cepat.

Satu tendangan keras bisa membuat perut Jimmy kesakitan.Tangan yang terjatuh ke lantai untuk menahan rasa sakit di perutnya membuatnya terluka karena mengenainya.

Robert yang terlihat senang dan tertawa mendekati Jimmy dan berkata dengan terkekekh.

"gaya bertarungmu dan pukulang gampang di tebak.Sampai membuatku bosan."tanya Robert dengan kesal lalu tertawa.

Jimmy yang medengarnya tak akan ambil pusing ia bangkit dari tempatnya dan langsung menyerang balik ke arah musuhnya dengan kecepatannya.

Shut

shuik

Satu pukulan,tiga sampai enam pukulan telak di kaki dan di bahu Robert dengan kecepatan nya membuat Jimmy terlihat santai menjatuhkan lawannya di depannya.

"sialan!"bentak Robert yang sedang menahan serangan Jimmy.

"Kau bilang aku muda di tebak!sekarang bagaimana?"tanya Jimmy dengan dingin yang melanjutkan bertarungnya dan tak membiyarkan seniornya itu bergerak dengan seksama.

Braakkk

Shuik

duag

Robert dengan tangan yang mencoba menahan tinju Jimmy dan mengenai kaca,kaca yang tertempel di kos tangan kulitnya langsung mengarahkan serpihan kaca tersebut kearah kedua tangan Jimmy yang tak memakai apapun mengeluarkan darah segar.

"sakit kan"singkat Robert sembari tersenyum di bibirnya.

"masa?"Jawab Jimmy yang menahan tangan musuhnya dengan tangan kosong yang di banjiri darah.

Isvan Yang sejak tadi menunggu dari luar di tengah malam dengan gelisah dan kedinginan,musim panas yang telah berlalu dan di ganti dengan musim dingin yang akan tiba hanya beberapa hari lagi.

Isvan berjalan kearah pintu yang di masukki Jimmy dengan langkah kaki yang cepat dan mencoba berlari.

"Sial kenapa di kunci?seharusnya sejak awal aku ikut saja dengan Jimmy?"bentak kesal dan marah membuat Isvan menyerah dan baru menyadarinya.

Duag

braakkkkk

Jimmy yang menjatuhkan musuhnya di hadapannya menatap seniornya dengan datar di bawahnya.Tetapi senyum dan tawa Robert tak pernah berhenti sejak tadi walapun ia sedang kalah bertarung dengan juniornya.

"Ughhhhhhhh!kau tak akan tetap menang?"Singkat Robert yang tertunduk di atas Jimmy dengan tersenyum.

"Dasar gila"ucap Jimmy lalu menatap sejenak dengan keanehan seniornya itu.

"Hiyaaaaa"teriak Robert.

Dua tinju telak di perut Jimmy membuatnya terseret jauh dan membentur kaca yang di sekelilinnya.Karena ia baru sadar Robert mengenai perutnya saat ia tak melihat bendah tajam yang di ambil di lantai mengenai perutnya dengan dalam.

Sial aku  sudah menghindar tapi bisa mengenai juga,dalam juga luka yang mengenai perutku dan terasa sakit.

"apa karena kau masih muda?cara bertarungmu masih polos.Menyenangkan sekali melawan kamu sekali-sekali"sahut Robert yang berjalan medekati juniornya yang sedang terluka parah di depannya.

Ia membuang kaca di tangannya lalu mencoba medekati Jimmy.

tang

clang

Shuik

"Kuhabisi kau sebelum semakin besar"bisik Robert di telinga Jimmy dengan memukulnya tapi di tangis oleh juniornya dengan kedua tangannya.

Jimmy yang mencoba menghindarinya tanpa sadar Robert dengan cepat mengarahkan tinjunya kearah samping dan terjatuh lagi.

"hehehhehe sakitnya bukan main kan?Kau masih bertahan?"lanjut Robert

Bruk

duag

"Ughhhhhh"Jimmy yang telihat sakit di sekitar lukanya mencoba menahan.

Brakkkk

"Ini baru bertarung?lakukan apa saja untuk menang melawa......n?"lanjut Robert.

Belum semat ia melajutkan ucapannya Jimmy sudah melepar kaca di depan Robert yang sejak tadi hanya berbicara tanpa melihat Jimmy dari arah sampin membuatnya terkejut dengan apa yang terlitas di depannya.

Plaaakkkkk

Jimmy bangkit dari tempatnya dengan kesakitan dan menahan luka di sekitar tubuhnya mencoba berdiri sebisa mungkin.

"Terimakasih sudah mengajariku dengan bertarung yang sesungguhnya senior"senyum Jimmy terlihat dingin ia berdiri dengan datar membuat Robert merinding di sekitar tubuhnya yang menatap dengan sorotan matanya yang kosong seolah ia melihat Jimmy sebagai orang lain.

Matilah kau Robert Brunk

THE LIFE OF THE SCHOOL PRINCIPAL(SUDAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang