Bab 3

213 21 0
                                    

Rusuh di kedai kopi Mak Ronggeng  Cungkring.

Sabtu sore, ketika cuaca mulai merayap dari terang ke gelap. Dua pemuda gagah sedang menghabiskan kopi pesanan ,yang berambut panjang diurai sampai kebahu dengan gelang-gelang ditangan lebat berbulu.

Mukanya kasar bekas jerawat batu disekujur pipi dan dagu. Berkaos longgar, bergoyang-goyang helai rambut kemerahan di permainkan ,dia orang Sing Galang katanya.

Dengan tenang Paman Riman Risangsang,menyeruput kopi hitam kesukaan-nya. Sambil menahan napas pelan,beberapa kali kunyahan di mulutnya menikmati gurihnya rengginang*, mulutnya berdecak ketika Si jelita Komala Sari janda muda dari Ujung Desa,menghampiri membawa gejolak dahaga seribu cinta mengantar di balik rindu yang semakin membara.

Di tangan yang putih kekuningan lentik di ujung kemerahan pada jarinya,sedang membawa setandan pisang susu melambai-lambai bak pohon nyiur, putri Bangsawan Keluarga Enting Kusuma persilangan jejaka Dukuh* Babat Supat menyatu dengan kecantikan putri Danau Ranau wilayah legendaris si Pahit Lidah,sangatlah elok dan mempesona dengan kekuatan dan kharisma keturunan pertapa jadilah putri jelita di Dukuh Dawas tepian sungai.

Kecantikan dirinya mempesona seantero Desa, Ki Kajang Telangkas dari Dukuh Berlian Jaya nama jejuluknya pernah meminang dirinya, namun penolakan halus dilontarkan kepadanya,bahkan si Kridohanggo  yang kekayaannya berlimpah, mengikat emas dan berlian berkarung -karung di simpan di Istana Desa dengan Sembilan- Barak*,tidak juga menggoyahkan keputusan hatinya.

Ada lagi Juragan Getah si Bujang Godeg Dukuh Sri Gunung, penguasa pondok minuman malam, sering menyambangi si jelita Dewi Komala sari.

----

*rengginang (makanan khas jawa) : kerupuk yang tebuat dari ketan yang di keringkan terlebih dahulu

*Dukuh : Desa/ kampung

*Barak : rumah sewa

Sang Pengembara Riman Risangsang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang