Bab 5

132 18 0
                                    


Hari semakin gelap ,namun orang Sing Galang yang berambut panjang masih duduk mengangkang di kedai kayu mahoni yang di susun jarang-jarang.

Kelihatan dari kejauhan bayang-bayang badan si pendatang dari Sing Galang rambut panjang nya bergerak-gerak,matanya tajam memancarkan kebencian.

Tangan kanan mengepal kuat sehingga keluar otot-otot yang menonjol .

Suasana hening ,nyaris tanpa senyum bahkan musnah bahan canda tawa.

''Mana yang bernama Riman Risangsang !!!"

Enam pasang mata galak,mengkilat berbenturan dengan terangnya lampu jalan, penuh keberanian memandang semua pendatang.

''Saya orangnya yang kalian cari, apa ada yang bisa saya bantu???", kata Riman Risangsang lembut.

Kedua tangannya dilipat ke belakang, dada membusung tegap , kaki lurus berdiri kokoh memaku bumi.

Maju satu langkah di depan kerumunan orang-orang yang masih kebingungan, mencari-cari keberada-an dirinya.

Enam pasang mata garang melotot, dengan jumawa* tangan kanan-nya mengepal disertai desisan lirih sambil pasang kuda-kuda .Berjejer membentuk setengah lingkaran, si manusia Sing Galang mengayun-ayun kan pedang mengkilat seperti pecahan bunga api .

Tidak ada sahutan, sunyi mencekam, hanya suara jangkrik bersahut-sahutan. Seperti tau bakal ada kejadian yang tidak mengenak kan.

Nampak tangan Paman Riman Risangsang pelan-pelan melumat daun sirih,entah kapan dia mulai melakukan-nya. Matanya terpejam seperti orang tidur,berkali-kali jari dan jempol saling pelintir satu sama lain hingga daun sirih keluar air ,tiba-tiba
''Buuuuggh"!!!!!

---

*Jumawa : sombong

Sang Pengembara Riman Risangsang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang